22 Feb 2012

IMAM KELUARGA ITU LAKI-LAKI

Sepanjang perjalanan ke kantor, beberapa spanduk yang bertuliskan “Imam Keluarga Itu Laki-laki” ikut meramaikan jalan-jalan di Kota Batam. Sebuah tema tabligh akbar demi menyambut Maulid Nabi Muhammad SAW (klo gak salah). Design-nya yang nge-jreng mirip spanduk Iklan minuman Extra Joss sehingga membuatnya cukup unik di mata.
Saya memang cukup tertarik dengan design-nya, mungkin karena bawaan sebagai seorang Engineer jadi pastinya akan berfikir bahwa designernya cukup kreatif. Meskipun mirip iklan Extra Joss, tapi tetap saja unik, apalagi pemilihan kata-katanya yang dijadikan sebagai tema. Sederhana, sudah umum, tapi penuh makna yang luas jika kita mau berfikir.
Sering kita dapati dalam kehidupan sehari-hari, entah itu saudara atau teman laki-laki kita yang selalu mengungkapkan keinginannya untuk mendapatkan gadis baik-baik atau sholehah menjadi pendamping hidupnya kelak. Hal tersebut manusiawi, bukan hanya laki-laki yang menginginkan demikian, perempuan pun juga sama. Tidak peduli dia seorang bajingan, setengah bajingan, atau orang baik-baik, semua menginginkan yang terbaik dalam hidupnya. Fitrah!!!
Ada hal yang kemudian membuat saya berfikir, memang benar bahwa Imam itu adalah laki-laki, tidak ada yang bisa mengganggu gugatnya lagi. Artinya, selamanya perempuan tidak akan pernah menjadi Imam atas laki-laki, perempuan adalah Makmum. Mutlak.
Seseorang dipilih dan diangkat menjadi Imam apabila dia mempunyai kapasitas dan kualitas, tidak mungkin asal dipilih begitu saja. Kapasitas yang dimaksud adalah wawasan keilmuannya yang mumpuni, dan memiliki kualitas akhlak yang baik.
Lalu, muncul suatu trend di masyarakat kita dimana laki-laki tidak lebih besar usahanya untuk memperbaiki dirinya sendiri dibandingkan dengan keinginannya. Sehingga, hal ini bisa saja memungkinkan kebanyakan perempuan lebih baik dan lebih tinggi pemahaman keagamaannya daripada laki-laki. Dan parahnya lagi, kebanyakan laki-laki membangun sebuah opini pembenaran, “biarlah istriku nanti yang mengajariku”. What???
Sementara di satu sisi, seburuk-buruknya sampai sebaik-baiknya seorang perempuan, dia tetap berharap mendapatkan Imam yang baik, yang bisa membuatnya semakin cinta pada Tuhannya, membuat dirinya semakin menghamba, dan selalu dibenarkan oleh suaminya ketika dia melakukan kesalahan. Lalu bagaimana mungkin seorang perempuan bisa mendapatkan hal demikian jika Imam-nya tidak mampu melakukan hal tersebut???
Oleh karena laki-laki adalah Imam dalam keluarga, maka seharusnya laki-lakilah yang paling keras usahanya dalam membaikkan diri. Karena kedepannya dia akan menjadi pemimpin satu entitas keluarga. Di pundaknyalah akan bergantung kehidupan istri dan anaknya. Tanggung jawab seorang laki-laki itu sangat besar, karena dia tidak hanya bertanggung jawab di dunia saja, akan tetapi pertanggungjawaban itu akan dibawanya sampai ke akhirat atas beberapa jiwa-jiwa yang dititipkan Allah padanya itu.
Pemahaman inilah yang seharusnya disadari oleh setiap laki-laki muslim, bahwa dia adalah seorang Imam. Imam itu adalah pemimpin, dan untuk menjadi pemimpin dia harus memiliki kriteria yang menjadikannya layak untuk menjadi seorang pemimpin. Karena itu. Lakukanlah pembaikan diri dari sekarang secara terus menerus, karena belahan jiwamu menginginkannya demikian, jika kamu mengetahui.

PS: Analisa pribadi ji ini cs... ^_-

Tidak ada komentar:

Posting Komentar