18 Sep 2013

Honeymoon Backpacker Part IV: Bangkok – Phi Phi Island – Kuala Lumpur, Ujian Kesabaran!!!

Siapa yang gak pernah dengar kata Phi Phi Island? Ayok, angkat tangan! Wah, parah banget klo masih ada yang asing dengan kata tersebut. Phi Phi Island ini dipopulerkan oleh Leonardo De Caprio dalam Film “The Beach”. Sebenarnya, sy gak pernah nonton Film-nya, kebetulan sy bukan Watch-holic. Tapi bukan berarti sy gak update tentang Film2 yang pernah rilis di muka bumi ini. Gak keren banget kan klo waktu singkat yang kumiliki di dunia ini kebanyakan dihabiskan hanya untuk nonton Film??? Sudah cukup Liga Inggris mengalihkan duniaku, jangan ditambah lagi. Hehehe


Map of Phi Phi Island
Okkay, karena Honeymoon ini temanya adalah Backpacker, tentu saja mode perjalanan yang akan dipilih adalah yang paling murah. Yang paling murah tentu saja jalur darat. Lama di jalan memang, tapi di sini jugalah salah satu letak tantangannya.
Oh yah, klo dari Bangkok mau lanjut ke Phi Phi Island atau ke tujuan2 lainnya, dari Khaosan Road gak perlu bingung gimana caranya ke sana. Di Khaosan Road banyak bertebaran agen travel yang akan mengantarkan kita sampai ke tujuan. Gak perlu mikir untuk mencari letak Terminal Bus, karena kita akan dijemput langsung di sekitar Khaosan.
Perjalanan ini akan memakan waktu yang cukup panjang. Butuh kesiapan mental dan fisik yang kuat. Sungguh, ini adalah berita buruk bagi yang mabuk darat dan mabuk laut. Sy pribadi masuk ke dalam dua golongan tersebut. Ini adalah pengalaman pertama sy akan berada di atas Bus selama lebih dari 12 jam. Beruntung Bus-nya punya toilet, ini seperti oase buat sy yang punya kebiasaan buruk keseringan buang air kecil, apalagi klo kondisinya dingin. Oh, AC-nya menyiksa batin, dinginnya terasa menembus tulang belulang suamiku. Sampai2 suamiku susah tidur. Entah karena dingin atau krn sy yang asyik ngorok di sampingnya.
Di atas Bus ini, cuman kami berdua yang dari Ras Asia, selebihnya yang kapasitas bus berjumlah 50 orang adalah orang2 Eropa, Amerika dan Afrika. Tujuan penumpang Bus tidak semua ke Phi Phi Island, ada yang hendak ke Phuket, ada yang mau ke Pulau lain dan lain sebagainya.
Setelah menempuh perjalanan kurang lebih 12 jam sejak jam 7 sore di Bangkok, kami kemudian singgah di Surathani untuk kemudian berganti Bus menuju Krabi. Soalnya, kebanyakan agen travel di sana merupakan join travel. Jadi, kita siap2 aja dioper kesana kemari. Tapi intinya kita bakal dibawa sampai ke tujuan. So, don’t worry be happy beb.
Sebenarnya, Phi Phi Island juga bisa ditempuh lewat Phuket, hanya saja kami masih punya rencana selanjutnya yang menunggu untuk dieksekusi yakni ke Kuala Lumpur. Dari Krabi ke Kuala Lumpur, jarak tempuhnya lebih pendek jika dibandingkan dengan Phuket. Yah, meskipun bisa juga dengan ke Phuket terlebih dahulu, kemudian nyebrang ke Phi Phi Island setelah itu nyebrang ke Krabi. Tapi kami tidak punya cukup waktu untuk itu.
Ketika singgah di Surathani, salah satu pegawai agen travel tersebut menanyai kami tentang perjalanan kami selanjutnya. Kami bilang bahwa kami akan ke Kuala Lumpur. Di situ kami ditawari ticket Ferry Phi Phi Island – Krabi, sewa Mobil Fan Krabi – Hatyai dan sewa Bus Hatyai – Kuala Lumpur 1500 Bath/orang. Sebenanrnya sih nilai segitu masuk akal karena mengingat perjalanan yang memang begitu jauh. Tapi sy masih berusaha menawarnya dan kami sepakat 2500 Bath/2 orang (Rp. 802.500,-) untuk sampai ke Kuala Lumpur. Sebelumnya kami disuruh untuk menemui seseorang sesampainya di Krabi untuk konfirmasi ticket kami tersebut.
Kami kembali melanjutkan perjalanan dengan Bus ke Krabi. Tepat jam 11 pagi kami sampai di sana di kantor agen ticket tersebut untuk kemudian di drop ke Pelabuhan Ferry. Kami langsung mencari orang yang disebut sebelumnya untuk konfirmasi keberangkatan kami ke Kuala Lumpur.
Dan… Ada berita buruk pemirsa. Dengan wajah sangat bersalah, mbak tersebut mengatakan bahwa Bus dari Hatyai – Kuala Lumpur udah full booking sampai tanggal 12 Agustus!!! Dia sudah berusaha mencari seat buat kami dan memang sudah tidak ada lagi. Di sini kami diberi 2 opsi. Agen travel tersebut akan tetap mengantarkan kami ke Hatyai tapi kami cari Bus sendiri di sana dengan resiko kemungkinan besar kami tidak akan mendapatkan Bus dan mereka akan mengembalikan sebagian uang kami. Opsi kedua adalah, kami tambah 1000 Bath/orang untuk menyewa mobil Fan. Itupun kami harus ke Penang dulu baru bisa ke Kuala Lumpur. Dan hanya Opsi kedua lah yang paling realistis bagi kami.
Tapi…
Uang kami tinggal 2080 Bath pada saat itu. Allaahu Akbar!!! How can??? Kami meminta membayar dengan menggunakan Dollar Singapur atau Ringgit Malaysia saja, tapi mereka tidak bisa menerima dengan pembayaran mata uang asing. Di satu sisi, kami merasa sedih karena budget ini benar2 di luar perkiraan tapi di sisi lain kami bersyukur bahwa uang yang kami punya benar2 cukup untuk menebusnya. Karena jika kami tidak menebusnya, opsi tersebut hangus, sementara kami harus dan wajib meninggalkan Thailand tanggal 11 Agustus jika merujuk kepada kitab Itinerary Planning perjalanan kami.
Maka berangkatlah kami ke Phi Phi Island dengan berbekal 80 Bath. Perjalanan menuju Pelabuhan dari kantor tersebut cukup dekat, hanya sekitar 10 menit dengan menggunakan mobil semacam mobil pembawa hewan sapi. Wkwkwkwk…
Jam 11.30 Ferry melaju membelah samudera Hindia. Suami merasa akan mabuk laut. Sama ketika kami naik Ferry dari Batam ke Singapur. Tapi, Alhamdulillah mabuk lautnya gak pernah berakhir dengan muntah. Saya pun demikian. Beruntung sy membawa 5 bungkus Antangin dari Batam. 2 bungkus sudah sy habiskan untuk perjalanan Bus Bangkok – Krabi dan akhirnya sy menyerah dan minum 1 bungkus lagi di atas Ferry. Alhamdulillah, Antangin sangat membantu perjalanan ini. Terima kasih Antangin..#Bukan Iklan!!!
Perjalanan 1,5 jam di atas Ferry ini terasa begitu panjang. Hamparan laut yang membiru tak mampu menghapus rasa lelah dan…LAPAR!!! Setiap kali terlihat tonjolan batu cadas di tengah-tengah samudera ini, hati selalu bertanya, inikah Phi Phi Island itu. Ah, lama2 bosan juga dengan teka-teki yang diciptakan oleh hasil kerjasama hati dan otak.
And finally, here we come. Phi Phi Island is true!!!

Saya dan Abi saling berpandangan ketika sampai di dermaga. Di pintu keluar dermaga tertulis 20 Bath/Person. What??? Allahumma yaa Allah… sisa 40 Bath. Kami bertanya ke tourist information dimana letak money changer, ternyata letaknya sangat dekat. Tapi, alangkah malangnya kami. Money Changer-nya masih tutup, nanti baru buka pas jam 2 siang nanti. Dengan rasa frustasi, kami membeli jajanan yang ada di sekitar tourist information, 1 biji ayam crispy dan sebiji lumpia dgn 40 Bath. Resmi, uang Bath kami dinyatakan HABIS!!! Beruntung masih ada ¼ botol air mineral ukuran 600ml yang masih tersisa. Kami duduk di pinggiran pantai, menikmati jamak makan pagi dan siang bersama suara deburan ombak yang menghantam kapal-kapal tradisional di sepanjang pesisir pantai dengan pasir putihnya yang lembut.
Perjalanan ini tetap Indah, iya kan Abi???
Kami lelah, lami masih lapar, Abi kehilangan waktu sholat jum’at dan kami harus menukar uang dulu baru bisa booking Hotel dan membeli makanan. Beruntung, di sini ternyata ada sebuah Masjid. Memang di Thailand itu, semakin ke Selatan, penduduk yang beragama Islam semakin banyak kita jumpai. Di Bangkok, jarang banget bisa ketemu orang-orang pake Jilbab, di Phi Phi Island ini, udah banyak kita jumpai penduduk asli yang berjilbab.
Subhanallah, ternyata Masjidnya sangat megah. Maaf, kami sudah kehabisan energy untuk mengambil photo meski hanya satu biji. Untuk tau nama Masjidnya pun kami sudah kehilangan ingatan untuk itu. Waktunya melepas lelah dengan bersujud.
Dengan waktu yang begitu sempit, kami tidak tau harus ngapain di Phi Phi, kami sangat ingin ke Maya Bay tempat dimana syuting Film The Beach dilakukan, tapi kami sudah tidak punya waktu untuk itu karena masih harus menggunakan speedboat lagi ke sana.
Kami sempat berfikir mengubah Planning kami, menginap 2 malam di sini dengan opsi jalan2 ke Kuala Lumpur dibatasi. Tapi, ternyata kami sudah tidak bisa lagi meng-cancel ticket Ferry kami. Besok jam 9 pagi kami akan berangkat lagi ke Krabi.
Setelah istirahat sejenak di Masjid, kami kembali ke Money Changer sebelumnya. Alhamdulillah sudah buka. Di sini kami menukarkan 100 Dollar Singapur yang dalam perkiraan kami ini akan cukup untuk sewa Hotel, makan dan biaya-biaya lainnya hingga sampai ke Kuala Lumpur esok. Harga Bath di sini sedikit lebih mahal dibandingkan di Singapur, tapi cmn beda beberapa point aja kok.
Rasa lelah sudah menggembosi semangat kami, untuk mencari Hotel murah, kami menggunakan jasa calo yang ada tepat berada di sisi pintu gerbang pulau ini. 500 Bath/malam di Garden Inn Bungalow tanpa nawar kami terima. Ini bisa dicapai sekitar 10-15 menit dengan jalan kaki.
Maaf, karena tulisan ini dibuat sebulan lebih dari perjalanan ini dilakukan, beberapa nama tempat dan biaya2 yang dikeluarkan sudah menguap di kepala. Pada intinya, jika kalian punya keinginan ke sini, datang aja dan tidak perlu khawatir. Yang penting ada uang dan nyali, semuanya bakal beres.
Akhirnya ketemu juga sama kasur. Meskipun kamar Hotel yang kami pilih tak ber-AC tapi kamarnya lebih luas, lengkap dengan Kipas Angin, TV, meja rias dan kamar mandi. Saya suka interiornya.
Kami langsung tepar dan sudah lupa rasa lapar. Sengaja sy pasang alarm di jam 5 sore agar tidak ketiduran untuk segera bangun bersih2 badan dan keluar mencari makan. Di sini ada beberapa warung/rumah makan halal. Pokoknya, gak perlu takut repotnya cari makanan halal di Phi Phi seperti di Bangkok. 

Wajah lapar Abi yang sudah tidak sabar untuk menyantap makanannya.

Setelah makan, kami ke Pantai Loh Dalum Bay yang ada di sisi barat Phi Phi. Pantainya indah banget, pasir putih terhampar luas. Sayang, air laut sedang surut jadi untuk menggapai air laut, kita mesti berjalan lebih masuk ke pantai sekitar 100 meter. 


Thanks untuk bule ganteng yang mau motret kita..

Hmmm… ingat yah, ini adalah pantai dan merupakan tujuan wisata Internasional. Ada banyak Bule di sini, jadi dianjurkan untuk menjaga pandangan dan hati.
Kenyang… sudah! Ke pantai… sudah! Alhamdulillah…
Matahari sudah ditelan malam, kami memilih kembali ke Hotel. Di tengah perjalanan kembali ke Hotel, kami membeli buah Durian dan Duku. Kalian tau kan kualitas buah durian Thailand? Ini adalah salah satu durian terenak di dunia. Buah dukunya pun sangat manis. Saking enaknya buah duku tersebut, kami terus membawanya sampai ke Kuala Lumpur sampai ludes. Hehehe 
Tapi, hujan deras pemirsa. Kami berlari menuju hotel. Dughhh.. romantis banget deh suasanya… Dan ternyata hujannya awet, kita gak sempat melihat bagaimana kehidupan malam di pulau ini. Ah, saya yakin pasti banyak perbuatan maksiat di sini. Sekali lagi ingat, ini adalah Thailand!!!
Pagi menjelang, lapar melanda dan kami juga harus siap2 kembali ke Pelabuhan tepat jam 9 pagi nanti. Kami memutuskan untuk mencari sarapan dan jalan-jalan di pantai dan tentu saja mengambil beberapa gambar. Setelah itu kami kembali ke Hotel mengambil barang2 kami dan check-out. 
Sebuah coretan untuk bumi, untuk cinta dan untuk kita..

Berhubung kami sudah kaya kembali.. ciiieeee… Apapun yang ingin kami makan, pasti kami beli, tidak peduli dengan harganya. Saya juga sudah tidak tertarik lagi mencatat setiap pengeluaran kami. Pokoknya belanjakan saja uangnya selama masih ada.
Time to say, “see u next time, Phi Phi”. Insya Allah, suatu saat kami akan kembali lagi ke sini. 
The sweetest moment with you Abi.. Ana Uhibbuka Fillah!!!
Jam 10.30 kami tiba di Krabi, kami langsung dijemput oleh mobil Fan yang akan membawa kami ke Hatyai. Perjalanan yang begitu panjang kembali di tempuh. 1 bungkus Antangin kembali menjadi penyelamat. Di tengah perjalanan, kami singgah di sebuah rumah makan yang cukup besar. Di sini tersedia makanan2 halal karena yang menjual juga kebanyakan orang Islam. Di sini dilengkapi mini market, musholla dan toilet yang sangat bersih. Sayang, kami hanya punya 10 menit beristirahat di sini karena kami harus memburu waktu untuk sampai ke Hatyai.
Tepat jam 4 sore kami tiba di Hatyai. Kami langsung di drop oleh sang supir di agen travel yang akan membawa kami sampai ke Penang, Malaysia. Kami registrasi dulu dengan menunjukkan passport. Kami lapar dan kemudian mencari tempat makan makanan halal. Sekitar 200 meter dari dari kantor agen travel tersebut kami menemukan sebuah rumah makan halal. Ah, teh susu kami baru saja selesai dibuat, nasi goreng yang kami pesan belum lagi di goring, pegawai agen travel tersebut sudah menyusul kami karena mobil Fan yang menjemput kami sudah tiba. Entah berapa duit yang dikasi Abi untuk menebus apa yang sudah kami pesan, yang pasti kami harus bersabar untuk kembali kelaparan. Yah, kami memang masih ada beberapa biji roti, tapi masalahnya kami butuh nasi… apa boleh buat, sabar!!!
Oh yah, masih ingat kan berita buruk pertama kami bahwa semua Bus ke Kuala Lumpur sudah Full Booking? Itu dikarenakan Malaysia dan Singapur sama2 long weekend pasca lebaran. Ini adalah pelajaran buat kalian yang mau mencontoh rute dan waktu perjalanan kami. Klo mau aman, booking terlebih dahulu selagi masih di Indonesia.
Lagi-lagi kami diperhadapkan pada perjalanan panjang. Ditambah lagi dengan kemacetan yang begitu dahsyat mendekati kantor Imigrasi untuk keluar dari Negara Thailand. Ah, penyakitku kambuh. Kebelet pengen buang air kecil, tapi dimana? Di sisi2 jalanan hanya ada ruko2, hotel dan club2/tempat karaoke yang aduh banget deh.. sepertinya orang2 di sini tetap clubbing 24 jam sehari.
Dipinggir2 jalan banyak dijajakan pakaian. Pakaian2 yang dijajakan disepanjang jalan ini adalah kebanyakan pakaian yang hanya cocok dipakai *pelacur (maaf). Mungkin karena di sini bertebaran Pub2 atau tempat karaoke yang buka 24 jam dengan pelayan2 yang aduhai…Klo boleh saran, jangan ijinkan suami anda ke sini…
Akhirnya kami sampai di kantor Imigrasi. Beruntung banget Toilet berada tepat di samping tempat antrian. Inilah salah satu nikmat Allah yang begitu berharga, melepaskan perasaan kebelet pipis…
Sebelumnya di atas Fan, kami ada beberapa orang. Ada 1 keluarga yang berasal dari belanda bersama kedua orang putra mereka. Kami baru membangun komunikasi dengan mereka ketika berada di keimigrasian. Setelah itu, kami mulai banyak bercerita di jalan. Lumayan buat Abi buat latihan speaking English. Hehehe…
Ketika memasuki keimigrasian Malaysia, sy sempat dicecar beberapa pertanyaan. Khawatir suami sy akan mengalami hal yang sama, sy langsung bilang ke petugasnya klo orang berikutnya adalah suami sy sebagai pemberitahuan ke dia untuk tidak perlu banyak bertanya. Terbukti, suami sy sangat cepat menyelesaikan prosesnya.
Pukul 12 malam waktu Malaysia, kami tiba di Penang. Saatnya say good bye sama keluarga Holland dan beberapa penumpang mobil lainnya yang semuanya adalah warga Malaysia keturunan China. Senang bertemu mereka.
Di sini sy lagi2 kebelet pipis tapi gak ketemu Toilet karena di Terminal Bus yang kami datangi yang seperti basemen sebuah mall, tempat2 di sana sudah pada dikunci. Sebelumnya saya bertanya toiletnya dimana, seorang pemuda yg juga sepertinya kebelet menemani saya mencari Toilet, tapi hasilnya nihil. Kemudian ada ibu2 India yang juga kebelet, kami keliling2 lagi tapi tetap gak dapat. Akhirnya setelah naik Bus, sy minta ke supirnya untuk mencarikan kami Toilet. Kurang lebih 30 menit perjalanan, kami dibawa ke Terminal Bus resmi Penang. Hajat pun kembali tertunaikan. Alhamdulillah..
Pada akhirnya, kami tiba di Kuala Lumpur jam 5 pagi. Alhamdulillah!!! Sebuah perjalanan panjang yang begitu melelahkan.
Saya sempat bingung ketika Bus berhenti dan menurunkan semua penumpangnya. Dua kali sebelumnya saya di Terminal Sementara Bukit Jalil, kemudian pernah sekali di TBS (Terminal Bersepadu Selatan) dan sekarang di Terminal Bus Pudu Raya. Itupun awalnya saya tidak tau gedung Terminalnya yang mana. Karena sudah sangat kelaparan kami langsung ke KFC. Setelah itu kami bertanya ke seorang warga dimana letak stasiun MRT-nya. Pas kami mengikuti arahan bapak tersebut, ternyata gedung besar yang di depan KFC itulah terminal Pudu Raya yang belum lama ini barus dioperasikan setelah mengalami renovasi.
Time to explore Kuala Lumpur city. You can find our story here in the next chapter.

Next: http://kiki-nafisa.blogspot.sg/2013/09/honeymoon-backpacker-part-v-kuala.html
*Note:
1. Bangkok – Surathani – Krabi – Phi Phi Island, waktu tempuh = 18 Jam jalur darat.
2. Phi Phi Island – Krabi – Hatyai – Penang – Kuala Lumpur, waktu tempuh = 20 Jam jalur darat.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar