20 Okt 2011

Hikmah: "Menunggu, Tidak Selamanya Melelahkan"

"Al-hikmatu dhaallatul mu'min, annaa wajadahaa fahuwa ahaqqu bihaa" (Hikmah itu adalah sesuatu yang hilang dari orang beriman, di manapun dan bagaimana pun itu ditemukan, maka ia lebih berhak untuk mendapatkannya)...

Baiklah, hari ini saya akan mencari hikmah lagi
— at Nagoya hill, Batam

Seperti itulah update-an status yang menghiasi dinding Facebook-ku di hari ini. Dan Subhanallah, Allah segera menemukanku pada niat tersebut. Aku menyegerakan diri berangkat lebih awal dari jam istirahat kantor. Tak ingin lagi mendapatkan antrian panjang membayar tagihan air di kantor ATB Nagoya seperti kemarin yang pada akhirnya membuat waktu istirahatku habis namun belum mendapat giliran.
Aku melajukan motorku, jalan-jalan masih cukup lengang dari biasanya. Setelah melewati Masjid Baytus Syakur, kulihat lampu merah berganti hijau, 20 detik bagiku dan kendaraan lainnya untuk mengejarnya sebelum kembali memerah. Antrian mobil kira-kira sepanjang 25m, aku mencoba mengambil sisi paling kiri yang merupakan lajur untuk pengendara yang hendak mengambil arah ke kiri. Tentu saja, kecepatan motor aku naikkan sedikit dari biasanya demi melalui lampu hijau tersebut. Namun tiba-tiba, sebuah taksi keluar dari barisan antrian mengambil lajur kiri dan berhenti di sana untuk mengambil penumpang. Astaghfirullah, sontak aku kaget dan me-ngerem pake rem kaki dan cakram. Hampir saja aku menabrak taksi tersebut, untung kecepatannya normal dan masih bisa kukendalikan. Alhmadulillah, aku mengurut dada dan menghela nafas panjang. Entah apa yang difikirkan oleh temanku yang aku bonceng, yang pastinya aku khawatir, khawatir karena membawa dua nyawa orang lain.
Terkadang, dalam hidup, kita tidak cukup sabar untuk menunggu walau hanya beberapa detik saja untuk sesuatu yang lebih baik bagi diri kita. Pemandangan seperti ini sering kita dapatkan di lampu merah. Berapa banyak dan berapa kali kita harus menerobos lampu merah dengan alasan buru-buru, takut telat, dan lain-lain? Padahal, kita hanya disuruh untuk sedikit bersabar dan menunggu, menunggu beberapa detik, paling lama 2,5 menit, demi satu hidup yang kita miliki.
Hari ini Allah mengingatkanku, mengajarkanku akan arti sebuah kesabaran dan arti dari proses penantian. Bahwa selayaknya, aku tidak perlu terburu-buru dalam menyegerakan keinginanku jika ia tidak berada dalam koridor aturan alam, aturan yang telah ditetapkan oleh Allah. Yang aku butuhkan hanyalah kesabaran yang menyamudera tanpa batas di dalam hatiku, agar aku bisa memahami bahwa 1 detik penantianku dalam kebaikan dan kesabaran, tak akan pernah disia-siakan oleh-Nya. Menunggu itu indah, bila yang ditunggu adalah yang terindah..

2 komentar:

  1. cie cie kiki..akhirnya ada diriku didalam ceritamu si "seseorang yg membawa dua nyawa" hehe terus nulis ya ki :)

    BalasHapus
  2. Hehehe... Dapat pengunjung dikenal nih..
    Siiippp... Thanks kunjungannya yah...

    BalasHapus