25 Sep 2012

Dan ketika kau berkata bahwa di kotamu sedang hujan, seketika itu juga kotaku bergemuruh memberi tanda. Perlahan benang-benang air itu menghampar turun dari langit. Dan kau bilang, “di sini gerimis tebal-tebal”. Maaf, aku tidak sempat bilang bahwa di sini pun tidak gerimis lagi. Hujan kini menderas sederas-derasnya. Aku takjub memandanginya, menunggunya menjadi gerimis kemudian kuputuskan membelah jalan. Sejenak kulayangkan khayalku, mencoba melukiskan kotamu yang berselimut hujan. Ah, pikirku payah. Aku tak mampu menjamah kotamu meskipun dalam khayalku. Dan sepertinya aku akan lebih suka jika seandainya saja, saat ini kau menceritakan tentang sisa-sisa jejak hujan itu. Sudahkah ia menjadi embun? Bagaimana aroma tanah dan rerumputan di kotamu? Atau jangan-jangan kaupun sepertiku di sini. Berjalan menembus hujan dengan guratan fikiran yang sama.
Aku, kau dan hujan...

21 Sep 2012

Biarlah misteri jarak dan waktu ini tetap membuat hati hati kita dekat. Perasaanku, perasaanmu adalah satu. Tak terpisahkan. Mataku dan matamu memang tak sedang bertemu, tapi kemanapun mengarahkan pandangan, di situ ada aku dan di sini ada kamu.
Aku ingin melihat keadaan ini berdiri di atas kejujuran yang terang benderang. Tak ada yang tertutupi, tak ada kepura-puraan, tiada lagi pengkhianatan-pengkhianatan kecil meski hanya sekeping lintasan pikiran. Aku apa adanya, kamu apa adanya.
Tentang perasaan dan keinginan yang tak pernah mampu kita defenisikan itu, serahkan saja pada langit. Besok atau lusa, saat pertemuan sudah menjadi kepastian, mungkin satu senyum sudah bisa membuat alam dan seisinya memahami bahwa takdir tidak akan pernah tertukar.
Aku percaya itu, kamu juga percaya kan???

7 Sep 2012

Ehm... Finally, i’m 27th now. Sebenarnya saya sudah menyiapkan puisi buat diri sendiri dari jauh-jauh hari sebelumnya. Tapi setelah difikir-fikir, narsis banget. Lagian, kali aja dalam rentang waktu 7 september 2012 – 7 september 2013, ada yang mau menolong perasaanku untuk membuatkan sebuah puisi, kemudian membacanya tepat di hadapanku, menatapku penuh arti and bla bla bla.. Hahaha.. Afirmasi....
Selain itu, menjejaki angka spesial ini, saya tidak mau ber-melow ria. Lebih baik saya fokus memantapkan hati untuk mewujudkan salah satu mimpi terbesar daripada menggalau. Haaaa??? Galau??? Gimana dak galau klo hampir tiap hari dicecoki dengan pertanyaan, “Kapan NIKAH?”.
Well, itu memang pertanyaan klasik dan tentu saja akan mendapatkan jawaban klasik pula, dan jujur saja, saya memang mulai terusik dengan pertanyaan itu. Ah, tapi alangkah lebih terusiknya saya ketika ada yang bertanya, “Pin BB kiki berapa?”
Sebenarnya saya punya banyak impian, eh.. bingung juga kadang-kadang, impian apa keinginan yah? Hehehe.. Impian dan keinginan yang pengen diwujudkan ASAP (As soon as possible). Tapi, meskipun saya berprofesi sebagai Planner, tetap saja hidup tidak sesederhana titik-titik hitam di atas kertas putih yang kemudian terangkai indah membentuk satu-kesatuan irama tangan, hati dan otak.
Ya.. dua tiga kalimat tidak akan pernah cukup untuk mewakili impian-impian ini agar semua orang bisa memahaminya. So, the biggest thing that i need from you, you and you all... Hanyalah doa. Itu sudah..
Yaa Allah... Aku dan segala yang kuinginkan. Engkau tau itu. Maka kabulkanlah...

1 Sep 2012

Welcome September9


Ada banyak cerita yang ingin kumulai..
Meski tak semudah menarik dan menghembuskan nafas..
Tapi janji telah menjadi Ruh-nya..
Di sini kupahat langkah pertama..
Satu langkah untuk masa depan..
9 cahaya di langitku..
September!!!