21 Jul 2010

Pertanyaan Setengah Batas Usia

"Kamu pernah jatuh cinta gak?". Untuk kesekian kalinya pertanyaan itu muncul lagi. Sebuah pertanyaan yang hatikupun ragu tuk menjawabnya, atau mungkin aku memang blum mempunyai jawaban pasti untuk pertanyaan itu. Pertanyaan yang lebih sulit dari sekedar menjawab, "kapan nikah?". Untuk pertanyaan ini meskipun cukup menusuk tepat di sasaran jantung tapi karena merupakan pertanyaan klasik jadi jawaban klasik pun akan mengalir dengan bebas tanpa hambatan apapun. Doakan saja secepatnya yah, iya Insya Allah secepatnya atau tunggu saja undangannya...Mudah kan???

Jatuh cinta, pernah gak yah???
Aku akui bahwa aku selalu jatuh cinta, jatuh cinta pada Tuhanku, kepada kedua orang tuaku, saudara-saudaraku, keluargaku, sahabat & teman-teman dan juga pastinya aku selalu merasa  mampu mencintai orang-orang yang berusaha mendekatkan diri pada Allah. Bila cinta di defenisikan sebagai rasa sayang, maka akan aku katakan bahwa aku menyayangi mereka dengan sangat.

Tapi, aku tak bisa bersembunyi dari makna cinta yang kalian maksudkan atas pertanyaan tersebut. Aku sangat faham akan kefitrahanku sebagai manusia, aku menyadari dengan sebenar kesadaranku bahwa aku mempunyai rasa ketertarikan terhadap lawan jenisku. Tak akan kuingkari rasa itu karena rasa itu memang ada. Sejauh mana ketertarikan itu? Apakah ada parameter pasti yang menjadi sebuah kesepakatan bersama untukku mengatakan bahwa rasa yang pernah hadir di hatiku bisa dikatakan jatuh cinta. Itu memang cinta, kuakui itu. Tapi bisakah itu dikatakan bahwa aku jatuh cinta??? 

Bukankah cinta itu mempunyai energi yang begitu besar? Kekuatannya mampu menggerakkan  setiap yang mati dalam jiwanya, kehadirannya selalu membawa damai di setiap hembusan lembut belaiannya, menggetarkan hati yang beku dan menyejukkan kegersangan ruang yang hampa. Stiap kali aku merasa jatuh cinta, kucari getar-getar hati itu, bila ia tiada kurasa kualihkan pertanyaan pada hatiku yang beku. Namun, jawaban yang sama selalu membisiki, "tidak, kamu tidak sedang jatuh cinta. Ini hanya perasaan sesaat, sebuah bentuk dari fitrahmu, kecenderungan yang normal dan biasa. Simpatik".

Teman,,,
Percayakah engkau???
Aku belum pernah jatuh cinta dengan sebenar-benarnya cinta pada satupun makhluk Allah di Bumi ini.
Tapi, tahukah engkau???
Hatiku sudah lama kuserahkan pada seseorang...
Dialah, suamiku (kelak)...
Dan di saat itulah akan kuyakinkan diriku, bahwa aku telah jatuh cinta.

20 Jul 2010

Tentang Mimpi Kita

Bukan karena jiwanya yang lemah, bukan pula karena hatinya yang begitu rapuh. Tapi terkadang hidup selalu diperhadapkan pada kondisi pelik. Ketika menemukan diri berada di tepi kebimbangannya, maka apakah masih tersisa harapan untuk kembali? Ah...Engkau akan selalu berkata, bahwa harapan itu selalu ada akan selalu begitu.

Yah, kuakui kawan...
Mungkin aku terlalu jauh melangkah darimu, bukan bermaksud meninggalkanmu dan juga bukan karena ingin menghapuskan jejakmu di hatiku. Bukankah kita harus berjalan mengikuti tuntunan takdir yang hendak tercipta  oleh pilihan-pilihan rasional masing-masing??? Ah...Engkau selalu seperti itu, tidak akan pernah membiarkan otakmu berhenti dari perjalanan panjang ini.

Sudah cukup jauh ternyata kita berlari sekuat tenaga, semampu yang mungkin kita lakukan untuk mengejar titipan asa di masa kecil itu. Bagaimana kabarmu kawan? Mungkin sekarang kamu sedang bermesraan dan berlabuh dalam indahnya dekapan mimpimu atau mungkin saja masih tetap seperti dulu, menjadi seorang pengembara di dunia yang kau ciptakan sendiri dalam imajinasimu.

Jika keadaannya demikian...Lanjutkanlah kembali mimpimu itu. Aku akan terus berjuang untuk mimpiku, mungkin tidak dengan cara yang pernah kita fikirkan bersama tapi dengan caraku sendiri yang kutemukan dalam kesadaranku. Hidupku akan kugunakan untuk menjemput setiap takdir yang kupilih untuk menjadi jalan hidupku.

Kumulai dengan Basmalah

Bismillahirrahmanirrahim...

Syukurku akan selalu kuhaturkan pada sang Pemilik jiwaku. Kekuatan Maha Dahsyat yg selalu mengilhami hati dan fikiran untuk berlomba dan berpacu dalam irama indah. Menggerakkan dawai-dawai bak lantunan melodi mengatur ritme nafas perjuangan hidup.
Aku bermimpi dalam indahnya pelangi yang hadir ketika hujan beranjak sembunyi di balik titah Tuhannya. melambungkan asa yang terpendam kemudian hadir membuncah mengisi setiap ruang kosong yang mengelana.
Akan kukepakkan setiap sayap-sayapku, untukku melihat dan mentafakkuri ke-AgunganMu hingga hati ini akan bermuara pada keindahan nan Abadi.

-Kiki-