31 Mar 2012

UNEG-UNEG

Tetap kecewa dengan hasil Sidang Paripurna dini hari tadi. Yah, meskipun per tanggal 1 April ini BBM tidak dinaikkan, tapi tetap saja hasilnya sangat mencederai hati. Bagaimana tidak, toh kesepakatannya Pemerintah bisa menaikkan harganya kapan saja, seenak jidat mereka. Ini hanya masalah waktu, ibarat BOM, hanya tinggal menghitung dan “Duarrrr”.
Saya cukup terenyuh dengan keputusan tersebut, terasa ada air yang seperti mendidih di ujung mata. Menyesakkan dada. Harapan yang digantungkan kepada mereka yang katanya “wakil rakyat” ternyata pada kenyataannya sama sekali tidak mewakili aspirasi rakyat, malah lebih kepada kepentingan pribadi atau golongan tertentu. Ah...benar-benar biadab!!!
Hidup yang sekarang saja sudah begitu susah, bagaimana klo kedepannya semua harga pada naik? Saya tidak tega membayangkannya.
Akhir-akhir ini, saya selalu teringat satu wajah ketika terlintas kata kemiskinan di alam fikiran. Wajah itu selalu kutemui hampir tiap pagi ketika berangkat ke kantor. Seorang perempuan tua, dengan ember kecil di tangan dan tongkat yang selalu diletakkan di sisinya yang sedang duduk di sebuah potongan batang pohon di tepi jalan. Wajahnya amat sendu, tatapannya selalu kosong dengan guratan wajah merenung. Ah, ingin kutatap matanya.. tapi, mata itu selalu tertutup. Entahlah, mungkin saja perempuan tua itu buta.
Kondisi ini memaksaku membuat sebuah perbandingan, atau lebih tepatnya memposisikan diri pada posisi orang-orang yang sedikit kurang beruntung dalam hal keuangan. Jika saya yang masih single, tidak memiliki tanggungan keluarga dengan gaji lima juta ke atas saja kadang merasa tidak cukup, lalu bagaimana dengan mereka yang penghasilannya di bawah itu?
Saya sangat tau, berapa banyak orang yang penghasilannya di bawah tiga juta di Indonesia, khususnya di kota Batam ini. Mereka memiliki keluarga yang perlu dipenuhi kebutuhan sehari-harinya, ada anak-anak yang harus disekolahkan dan sebagaimana kita ketahui bersama bahwa pendidikan di sini itu tidak murah.
Ya Allah, sungguh berat urusan ini bagi saudara-saudaraku yang lain. Jika Pemerintah berdalih bahwa yang menikmati BBM bersubsidi itu adalah kebanyakan orang kaya, betapa pembohongnya Pemerintah itu. Siapakah yang paling banyak menggunakan kendaraan umum? Motor-motor yang antri bagai ular di SPBU, apakah mereka adalah orang kaya? Bukan, yang rela antri itu hanya orang susah.
Sungguh, subtansinya bukanlah pada kenaikan Rp. 1.500/Liter. Tapi bagaimana dengan harga-harga kebutuhan pokok. Bukankah semua itu juga akan melambung tinggi harganya, sementara upah kami para pekerja tidak dinaikkan. Lalu dimana letak keadilan jika kondisinya seperti itu?
Kami yang membayar pajak setiap bulannya, ikhlas tidak ikhlas, kami tetap membayarnya. Sementara di sisi lain pajak tersebut digunakan untuk membiayai gaya hidup glamour Pemerintah. Wah, enak benar. Banyak pejabat yang digaji selangit tapi kerjaannya hanya tidur di ruang rapat. Hati kami sangat sakit, batin kami menjerit. Tapi apa yang dilakukan pemerintah? Tak ada!
Sebenarnya saya tidak suka mengeluh, tapi pemerintah yang memaksa. Karena paksaan ini jugalah sehingga otak saya terpaksa berfikir untuk memberikan sebuah ide gila. “CIPTAKAN STANDARISASI AMBANG BATAS KEKAYAAN SETIAP MANUSIA INDONESIA”. Mungkin dengan begitu, tidak akan ada lagi yang rakus menimbun kekayaan  dari harta rampasan di tangan rakyat untuk diwariskan hingga turunan ke-delapan mereka.
Ide ini memang terkesan melanggar hak asasi manusia. Tapi peduli amat dengan hak asasi segelintir manusia-manusia itu. Buka mata, buka hati dan pasang kuping di telinga. Lihatlah dan dengarlah. Yang dilanggar haknya itu hanya seperti satu titik air yang tercelup masuk ke samudera luas, sementara yang terpenuhi haknya adalah yang menyamudera itu jika saja pemerintah berani mengambil sikap.
Semoga, Pemerintah negeri ini mendapat hidayah dan segera bertobat. Biar kedamaian, keadilan dan kesejahteraan bisa diwujudkan di bumi pertiwi ini, bukan hanya sekedar mimpi. Amin...

TAK KAN PERNAH ADA BY GEISHA

Dia memang hanya dia
Ku s’lalu memikirkannya
Tak pernah ada habisnya
Benar dia, benar hanya dia
Ku s’lalu menginginkannya
Belaian dari tangannya
Mungkin hanya dia
Harta yang paling terindah
Di perjalanan hidupku
Sejak derap denyut nadiku
Mungkin hanya dia
Indahnya sangat berbeda
Ku haus merindukannya

Reff:

Ku ingin kau tahu isi hatiku
Kaulah yang terakhir dalam hidupku
Tak ada yang lain hanya kamu
Tak pernah ada
Takkan pernah ada

Benar dia, benar hanya dia
Ku s’lalu menginginkannya
Belaian dari tangannya
Mungkin hanya dia
Indahnya sangat berbeda
Ku haus merindukannya

Back to Reff

Ku ingin kau selalu di pikiranku
Kau yang selalu larut dalam darahku
Tak ada yang lain
Hanya kamu
Tak pernah ada
Takkan pernah ada

PAGI, MATAHARIKU

Pagi ini, tak ada sesungging senyum untukmu matahariku. Seperti biasa, kau selalu menyapa dengan semburat wajahmu di 5 detik pertamaku hingga aku tak mampu memandang begitu jelas karena kemilaumu.
Kemudian, aku terus menyusuri jalan. Lagi-lagi aku tak menemukanmu di 20 meter perjalananku denganmu yang selalu tegak berada sejengkal di atas jidadku. Masih di perjalanan ini, kupalingkan wajahku ke arah kanan, dan tetap saja tak bisa kulihat wajahmu matahariku.
Aku tau, kau tidak pernah datang terlambat. Sebenarnya kau sudah datang sejak fajar tadi. Hanya saja, kau ingin berbagi waktu dengan milyaran garisan hujan yang memeluk bumi, membiarkan awan hitam menyelimuti langit. Basah. Biarlah seperti itu. Biarkan hujan membasuh jiwa ini, dan pada saatnya nanti, kau akan datang menghangatkannya.
Pagi ini, aku merindukanmu. Matahariku...

29 Mar 2012

MEDIA Vs SULAWESI

Miris juga kalau melihat aksi yang dilakukan Mahasiswa dalam tayangan televisi mengenai penolakan kenaikan BBM. Secara garis besarnya, saya sangat mendukung aksi tersebut. Namun, jika melihat caranya, saya jadi tidak setuju. Tidak sepantasnya niat baik itu ditunjukkan dengan cara yang salah karena pada akhirnya pasti akan menimbulkan hal-hal yang tidak baik.
Apalagi dengan sejumlah aksi penjarahan dan pengrusakan yang seharusnya tidak terjadi. Apa hubungannya restoran cepat saji dan show room mobil dengan kebijakan pemerintah? Mengapa harus meluapkan emosi pada sesuatu yang tidak tepat? Duduki saja kantor DPRD, selesai kan?
Bagaimanapun, setiap aksi itu harus dilakukan dengan cara santun, terorganisir agar tidak mudah di provokasi. Apalagi jika aktor utamanya adalah Mahasiswa. Seharusnya melakukan aksi-aksi cerdas sehingga tidak mengganggu kepentingan publik. Masyarakat tidak lantas menjadi resah, malah bersimpati dan memberikan dukungan terhadap perjuangan Mahasiswa.
Tapi, ada hal yang cukup menggelitik di hati saya. Sebagai orang yang berasal dari Sulawesi, saya cukup merasa aneh dengan setiap pemberitaan yang dilancarkan oleh media. Disepanjang sejarahnya, media begitu bersemangat mengangkat berita aksi-aksi anarkis jika itu berasal dari Sulawesi. Pemberitaan jadi tidak berimbang. Media telah berhasil mencitrakan masyarakat Sulawesi sebagai orang-orang yang suka pada kekerasan, aksi brutal, tawuran dan sejumlah perilaku tidak mengenakkan lainnya. Ada apa dibalik semua ini???
Jujur saja, saya cukup gelisah dengan perangai kurator media ketika sudah bersinggungan dengan berita seputar Sulawesi. Ah, mungkin hanya perasaan saya saja. Wallaahu’alam..

26 Mar 2012

KAULAH JIWAKU

Bagaimana kau di mataku? Ah..Aku belum pernah sejauh itu memikirkannya, bahkan jika kau menanyakan mengapa aku mencintaimu, mungkin lagi-lagi aku hanya bisa memberikan jawaban gombal padamu. Tapi, malam ini aku mulai memikirkannya.
Aku ingin, kau menjadi pelengkap kata-kata yang hilang dari rangkai bahasaku. Karena sungguh sulit bagiku menemukan padanan kata untuk menguraikan perasaan ini.
Kau tau? Hatiku seperti hendak meledak jika mengingat tentangmu. Kedua mataku kini hanya mampu melihat dirimu meski yang lain menyata di hadapku. Tiba-tiba saja aku rela membiarkan diriku seperti orang bodoh. Padahal, sebelumnya aku tidak akan sudi membiarkan diriku lemah di hadapan orang-orang apalagi sampai terlihat bodoh. Tapi denganmu... Aku sendiri tidak mengerti dengan apa yang kulakukan.
Sebenarnya aku malu, sangat malu. Malu yang bertambah-tambah. Entahlah, aku sama sekali belum memikirkan harus berbuat apa jika kelak takdir langit menghendaki pertemuan diantara kita. Rasanya, aku sudah tidak memiliki muka lagi dan ingin membenamkannya saja.
Satu hal yang aku sadari, memutuskan untuk mencintaimu bukanlah karena emosi sesaat. Ada beberapa pilihan di waktu itu, dan hatiku lebih condong padamu. Anggap saja, aku sedang mengikuti kata hatiku.
Pernah dengar tentang kode ruh? “Jiwa-jiwa itu bagaikan tentara-tentara berbaris rapi, jika saling mempercayai mereka akan bersatu, dan jika saling mengingkari, mereka akan berpisah”. Aku percaya, kaulah pasangan jiwaku itu.
Ketahuilah. Tanpamu, ragaku bagai hidup tanpa jiwa...

22 Mar 2012

WHAT'S ON YOUR MIND???

Berapa kali kita mengunjungi halaman facebook kita dalam sehari? 1 kali, 2 kali, atau mungkin tak terhitung, secara FB-nya OL mulu. Hehehe..
Pasti sudah sangat familiar kan dengan pertanyaan ini, “WHAT’S ON YOUR MIND?”
Karena sudah terlalu biasa mendapati pertanyaan tersebut, sehingga membuat kita seperti acuh tak acuh, pertanyaan yang tidak membutuhkan jawaban, mungkin sperti itu yang kita fikirkan. Tapi, tak ada salahnya jika sejenak kita menghentikan aktifitas di facebook, kemudian membuat lidah meneruskan pertanyaan itu pada hati kita, “Apa yang saya fikirkan???”

Menarik mengamati perkataan dari Eleanor Roosevelt, mantan Presiden USA yang mengatakan : "Small Minds discuss people, Average Minds discuss events, Great Minds discuss ideas".

“Pikiran Kecil membicarakan orang. Pikiran Sedang membicarakan peristiwa. Pikiran Besar membicarakan gagasan”.

Maka sebagai akibatnya ...

PIKIRAN KECIL akan menghasilkan GOSIP.
PIKIRAN SEDANG akan menghasilkan PENGETAHUAN.
PIKIRAN BESAR akan menghasilkan SOLUSI.

Ketiga jenis pikiran ini ada di dalam setiap otak kita. Pikiran mana yang lebih mendominasi kita, begitulah apa yang dihasilkannya.
Kalau setiap saat otak kita dipenuhi oleh Pikiran Kecil, maka kita akan selalu asyik dengan urusan orang lain, namun tidak menghasilkan apa-apa, kecuali perseteruan. Tetapi bila Pikiran Besar yang mendominasi, maka ia akan aktif menemukan terobosan baru.

PIKIRAN KECIL senang menggunakan kata tanya “SIAPA”,
PIKIRAN SEDANG senang menggunakan kata: “ADA APA”, sedangkan
PIKIRAN BESAR selalu memanfaatkan kata tanya: “MENGAPA” dan “BAGAIMANA”.

Dalam melihat satu peristiwa yang sama, misalnya jatuhnya buah apel dari pohonnya, akan cenderung ditanggapi berbeda.

Si PIKIRAN KECIL akan tertarik dengan pertanyaan : “SIAPA SIH YANG KEMARIN KEJATUHAN BUAH APEL?”
Si Pikiran Sedang akan bertanya: “APAKAH SEKARANG BERARTI SUDAH MULAI MUSIM PANEN BUAH APEL ?”
Sedangkan Si PIKIRAN BESAR : “MENGAPA BUAH APEL ITU JATUH KE BAWAH, BUKANNYA KE ATAS?”.

Dan pikiran yang terakhir itulah yang konon mengisnpirasi SIR ISAAC NEWTON menemukan TEORI GRAVITASInya yang terkenal. Tidak ada satupun prestasi atau karya di dunia ini yang dihasilkan oleh Pikiran Kecil.

Di samping itu, ketiga jenis pikiran ini juga mempunyai ‘MAKANAN’ FAVORIT yang berbeda.
Si PIKIRAN KECIL biasanya senang melahap TABLOID, INFOTAINMENT, KORAN MERAH, GOSIP2...
si PIKIRAN SEDANG amat berselera dengan KORAN BERITA, POLITIK....
si PIKIRAN BESAR memilih BUKU-BUKU/ ARTIKEL yang membangkitkan INSPIRASI, TULISAN2 TENTANG IDE2 dan MOTIVASI....

Dari ilustrasi di atas, mungkin sekarang kita sudah bisa mengklasifikasikan diri kita masing-masing. Ada dimana kita berada, si pemikir kecil kah? Sedang kah? Atau kita adalah seorang pemikir besar? Dan tentunya, kita juga bisa mengambil indikator-indikator di atas tentang siapa dan bagaimana orang-orang terdekat kita.
Karakter seseorang bisa diketahui dari tulisan-tulisannya, selera seseorang bisa dilihat dari jenis musik yang disukainya, wawasan seseorang bisa dilihat dari jenis tontonannya dan pola pikir seseorang juga bisa dilihat dari jenis buku-buku yang dibacanya.
So, mari kenali diri kita dan orang-orang di sekitar dengan pertanyaan “What’s on your mind???”.

Maraji’: Dari berbagai sumber.


PAGI

Pagi. Selalu ada harapan baru. Kicau burung-burung, menyanyikan zikir indah untuk hidup. Fajar menaik, memberikan warna indah untuk meleburkan gelap malam. Kuhela nafas panjang, menyebut nama-Mu. Terima kasih ya Allah, untuk hidup yang Kau beri padaku.
Pagi. Bersama dingin dan sejuknya udara. Merasai wangi bumi yang basah oleh embun. Cahaya mentari menyeruak cerah. Sesungging senyum untuk langit, aku bahagia dengan ketentuan-Mu yaa Allah.
Pagi. Aku merenung. Tentang rasa syukur dan ikhlas, dan kutemui hatiku bersepakat dengan akalku tentang satu makna di pagi ini. Apapun yang terjadi, ikhlas adalah mengambil sisi positif dari segala sesuatu yang tidak kuinginkan. Kusyukuri pemahaman itu, setidaknya aku lega pagi ini.

17 Mar 2012

KARENA SEBUAH JANJI

 “Aku menunggumu di hari penghisaban sebagai orang yang tidak menepati janjinya”.
Aku terhenyak dengan kata-katamu itu saudariku.
Malam ini, kucoba merenungi kata-kata itu. Berbaring telentang memandangi langit-langit kamar. Gelisah.  Memejamkan mata, tak bisa tidur. Kubuka lagi, kubaca lagi. Sungguh, aku tidak mengerti.
Bukankah telah kukatakan, “beri aku waktu sampai besok untuk memenuhi janjiku”?. Baiklah, aku memang bisa memenuhinya di saat ini juga. Tapi mengapa kau tidak memberiku pilihan di awal, sejak pertama kau mengambil janjiku? Mengapa kau membiarkan aku berjanji untuk sesuatu yang tidak aku ketahui ujung tanduknya?
Aku memang bodoh, aku terlalu mempercayaimu. Padahal, kita sudah sama-sama tau, bahwa janji itu dibuat di atas akad yang jelas.
Aku hanya ingin kau tau, tidak pernah sekalipun terlintas di fikiranku untuk tidak memenuhi janjiku itu. Kau tau itu, aku yakin. Tak mengapa. Hari ini, insya Allah aku akan memenuhi janjiku, meskipun itu sudah tidak penting lagi bagimu, mungkin. Allah akan menjadi saksi kita, kelak, di hari dimana tak ada lagi mulut yang akan bersilat lidah untuk mencari pembenaran.


10 Mar 2012

AKU SAKIT

CERPEN:

Aku kini terhempas dalam ruang hampa, kosong dan gersang melingkupi seluruh hati. Apa yang kuperjuangkan selama ini hilang begitu saja. Seperti buih yang tersapu ombak, seperti debu yang terhempas angin. Aku kalah...
Penantian panjang, mengubur perasaan dalam diam. Kebekuan yang menyapa bibirku, ketidakberdayaan tubuhku menanggung perasaanku kala berada di dekatnya, membuatku menjadi sosok yang begitu kuat dalam kesabaran berdiam diri. Sesekali mencuri pandang dalam ketidaksadarannya akan hadirnya diriku. Aku memang tidak pernah ada baginya. Selamanya seperti itu. Dan seharusnya aku sadar dari awal, dia tidak pernah menganggapku ada.
Aku memang bodoh. Bodoh karena telah membiarkan harapku bertumbuh begitu besar padanya. Laki-laki pengecut sejati yang pernah kutemui di dunia ini. Dia tak layak membuatku menangis, dia tak layak mendapat tempat yang tinggi di hatiku, dia tak layak...tak layak mendapatkan cintaku.
Kini, tatapku kosong menjelajah menembus tembok di kamarku. Meratapi diri dalam ruangan kecil ini. Aku termangu di satu sudut hatiku, menyudut di ruangan 3x4 meter ini. Mendekap kedua kaki. Membenamkan wajahku di ujung-ujung lutut. Kugigit bibir bawahku, menahan tangis, sesak mengisi rongga dada. Aku sakit...
***
Siluet senja memerah di ufuk barat. Di suatu tempat, tenang membelai jiwaku. Deru ombak mendendangkan lagu pada semilir angin. Langit biru memeluk pantai, aku hanyut.
“Sungguh indah yang menciptakan birunya langit... Kau menikmatinya?” Suara itu seketika membuyarkan perjalanan jiwaku yang membelah lautan luas di hadapanku. Aku tau pemiliknya. Rico, lelaki yang sudah lama kukenal. Cukup lama. Lelaki yang bisa memalingkan duniaku, setidaknya aku sadar, dialah lelaki pertama yang membuat degupan jantungku berjalan kencang. Tak bisa kukendalikan. Entah mengapa perasaan itu harus jatuh padanya. Lelaki pongah dengan materi yang didapatkan dari kegeniusan otaknya. Lelaki yang selalu bangga dengan kemampuannya menaklukkan setiap wanita yang diinginkannya. Dan aku pun takluk, tanpa dia inginkan, mungkin...
“mmm...yah. Subhanallah. Aku sangat menikmatinya”. Masih dengan kerasnya usahaku mengendalikan perasaan yang membuat tubuhku seakan bergetar berada duduk di sisinya, kini. “dia menyapaku”. Hatiku berbisik.
“Kau selalu sendiri, Rima. Mengapa tak pernah mencoba membaur bersama kami, menikmati hidup, tertawa lepas, dan...” Dia menghela nafas panjang, “dan mencoba membuka diri untuk seseorang. Pacar mungkin”. Sedikit ragu dia menyelesaikan kalimat akhirnya, membalikkan wajahnya menatapku. Aku pun memalingkan wajahku padanya, saling beradu pandang. Dueeerrrrrr... Darahku berdesir menjalari setiap urat-urat dalam tubuhku.
“hahaha... kau seperti orang yang baru mengenalku saja Ric, aku tidak mungkin pacaran. Kau tau itu”. Kucoba menguasai diriku. Melempar pandangan ke laut lepas, berdiri dan mengambil beberapa langkah ke depan. Merasakan belaian lembut angin yang memainkan ujung-ujung jilbab hijau daunku.
“Sampai kapan? Sampai pangeran berkuda putih datang menjemputmu?” Aku membalikkan tubuhku, memandangi sejenak wajahnya yang menatap serius padaku.
“Sampai orang yang kucintai datang meminangku”. Jawabku tegas.
“Siapa dia?” Dia menghampiriku, hingga kami berdiri begitu dekat. Bersisian.
“Kau tidak perlu tau”. Aku bergegas berlalu darinya, meninggalkannya yang masih beberapa kali memanggil namaku. Meninggalkan pikirannya yang dipenuhi rasa ingin tau. Oh, andai bisa kuungkapkan padamu Ric, kaulah orangnya. Kaulah yang selalu bermain di pikiranku. Kaulah nama yang selalu kusebut dalam doaku, kaulah lelaki yang selalu hadir dalam mimpiku. Kaulah yang selalu kurindukan. Hanya kau, tak ada yang lain.
***
Hidup selalu memberikan berjuta warna. Entah itu bahagia atau kesedihan. Semuanya sudah satu paket. Ada yang datang dalam hidup dan ada yang pergi. Ada yang meninggalkan kesan begitu berarti dan ada juga yang hilang tak membekas.
Aku dan Rico dipertemukan sekitar 4 tahun yang lalu. Waktu itu kami sama-sama melakukan interview kerja di Perusahaan yang sama untuk posisi yang sama pula. Kebetulan posisi tersebut memang sedang membutuhkan 2 orang. Dari beberapa orang yang melamar, akhirnya kami berdua dinyatakan layak untuk mendapatkan posisi tersebut. Sebagai orang baru, akhirnya kami selalu melakukan beberapa hal berdua. Ke kantin berdua, ke musholla berdua, ke area project berdua bahkan dia sering menawariku ikut bersamanya ketika berangkat dan pulang kerja. Dia salah satu manusia yang ditakdirkan lahir dengan orang tua kaya. Jadi tidak heran jika dia sudah membawa mobil pribadi meskipun statusnya masih fresh graduate.
Kadang dia mengajakku nonton film, tapi untuk hal yang satu ini aku selalu menolak. Bagiku, bersama dengannya di kantor di sepanjang hari sudah cukup, tak perlu di lanjutkan di kehidupan di luar kantor. Banyak cerita yang mengalir, banyak diskusi yang tercipta sehingga kami sudah cukup saling memahami prinsip hidup masing-masing.
Waktu berlalu begitu cepatnya. Otaknya yang encer dan pembawaan yang supel membuat karirnya melesat jauh meninggalkanku. Aku yang pendiam, cukup tertutup dan dengan otak pas-pasan merangkak, berjalan bak kura-kura membangun diri dalam karir.
Kami mulai jauh, Rico menjadi primadona perempuan-perempuan di kantor, tidak hanya di kantor, di luar pun dia mempunyai banyak kenalan perempuan. Sesekali dia masih mengajakku berangkat bareng ketika ada acara kantor, namun lebih banyak yang kutolak daripada yang kupenuhi.
Aku memang semakin tertinggal dari Rico, namun tidak dengan hatiku. Kemanapun Rico pergi, hatiku seakan selalu ikut bersamanya. Aku selalu bermain dalam bayang masa-masa pertama kali mengenal Rico. Perhatiannya, kebaikannya, ketulusannya, dan mata sayupnya. Aku tak bisa melupakannya.
***
Waktu berjalan lambat, untuk sekedar tidak mengatakan berhenti. Sejak pembicaraan di pantai itu, aku lebih banyak menarik diri dari kehidupan Rico. Namun entah mengapa sikap Rico berubah padaku. Kurasakan dia berusaha membangun komunikasi denganku, mengurai benang-benang kenangan lalu, menyambung yang terputus.
Hatiku diterangi secercah harapan. Seperti bintang gemintang yang berpijar terang di langit hitam. Mungkin inilah waktu yang tepat untukku. Menguatkan hati, menata perasaanku padanya. Aku mulai lelah dengan perasaan ini. Ingin segera kuakhiri. Apapun hasilnya, seharusnya aku ikhlas. Tak pantas aku membiarkan diriku berdiri di atas harapan tak pasti. Seperti berjalan di jalan tak berujung. Untuk apa???
Aku teringat dengan kata-kata Rico yang selalu diucapkannya dulu, “jika ingin mendapatkan sesuatu, maka lakukanlah sesuatu. Jika ingin mengetahui perasaan orang lain, maka bertanyalah. Bagaimana mungkin kau tau perasaan orang lain jika kau tidak pernah menanyakannya”. Yah, sudah saatnya aku belajar meraih cinta, bukan menantinya lagi...
Menunggu menjadi sesuatu yang benar-benar membosankan untuk dilalui dalam ketidakpastian. Akhirnya kuputuskan untuk mencari jawaban pasti untuk setiap kegelisahan yang menggerogoti jiwaku selama ini. Kutuliskan email untuk Rico, kata-kata telah pecah berkeping-keping dalam tulisan. Menguraikan kata demi kata tentang rasaku padanya. Sungguh, aku tak kuat lagi menahan perasaanku.
Malang bagiku. Rico memang tak lebih dari laki-laki pengecut. Dia memang tidak pantas kuperjuangkan. Untuk apa memperjuangkan laki-laki yang tidak memiliki keberanian mendapatkan cintanya. Bukankah dia yang dulu selalu mengatakan untuk melakukan sesuatu jika menginginkan sesuatu??? Bukankah dia dulu yang bilang untuk bertanya??? Ah..Rico. Betapa pengecutnya dirimu...
“Maafin aku Rima. Aku benar-benar tidak pernah tau perasaanmu padaku. Kufikir aku tidak pernah layak memiliki perempuan sebaik dirimu. Sekali lagi aku minta maaf. Beberapa waktu lalu, tak sengaja kubaca email di komputermu yang kau tinggal. Kulihat sebuah email dari Adrian. Dia melamarmu. Siapalah aku dibandingkan Adrian, Ri? Kalian begitu cocok, kalian akan menjadi pasangan sempurna. Hatiku hancur Ri, karena akupun telah lama menyimpan rasa untukmu. Tapi sekaran,g semuanya sudah terlambat. Hari ini aku akan melangsungkan akad nikah bersama perempuan pilihan orang tuaku. Maafin aku, Rima”.
***

THE END

5 Mar 2012

HILANG

Terkadang, ingin menghilang saja dari riuhnya dunia..

Berhenti sejenak dari perjalanan hati..

Membiarkan semua berlalu mendahuluiku..

Lamat-lamat menatapnya menghilang dari pandangan mata..

Setelah itu,

Kumulai lagi dengan satu langkah kecil,

Pelan, perlahan-lahan..

Dan berlari kencang kemudian..

Sekedar hanya ingin tahu rasanya dinanti...

1 Mar 2012

LALU APA SELANJUTNYA?

Ketika kita yakin telah menemukan cinta sejati kita, lalu apa selanjutnya? Memastikan bahwa apakah cinta kita berbalas atau malah bertepuk sebelah tangan, mungkin seperti itu. Jika cinta kita ini ternyata berbalas, kita masih punya tugas membaca pesan tersembunyi dalam lembaran cintanya ini. Seriuskah dia, main-mainkah dia, apakah karena nafsu, bagaimana kadar dia menghormati kita, bagaimana dia memperlakukan kita dan apa motifnya..


Dengan kata lain, ketika cinta ini sudah berbalas, sangat penting bagi kita untuk segera meregistrasinya pada pendaftaran ridha Allah dan juga ridha Orang tua. Sehingga, kita berada dalam posisi yang terjaga dari hal-hal yang tidak disukai Allah.

Disinilah titik kritisnya, kita tidak pernah tau persis siapa yang akan menjadi jodoh kita kelak, mungkin karena itulah Rasulullah jauh-jauh hari sudah memperingatkan kita, janganlah berlebihan dalam hal mencintai seseorang, begitupun dalam membenci. Dengan demikian kita akan memiliki cukup banyak ruang untuk menyesuaikan rencana diri kita dengan takdir yang telah ditetapkan-Nya.

Berat memang jika hati sudah memiliki pilihan, sementara waktu untuk melegitimasi perasaan itu masih berjarak. Saya hanya berfikir, mungkin agar cinta tersebut tetap dapat terlaksana dengan baik, seharusnya ada konsep yang matang dari hubungan itu. Sehingga waktu-waktu yang akan dilewati kedepannya tidak terbuang percuma dalam larutnya perasaan, tapi ada progress yang mengindikasikan semakin dekatnya hubungan itu pada tahap awal kehidupan, yaitu pernikahan. Di luar itu, kita masih dapat berperan sebagai seseorang yang saling mencintai, tapi dengan cara yang baik tentunya dan pastinya tidak menimbulkan murka Allah...

Salah satu hal yang krusial dalam sebuah hubungan adalah keluarga masing-masing pihak. Karena sebuah pernikahan tidak hanya mengikat dua insan yang saling mencintai, akan tetapi ada dua buah keluarga besar yang juga akan saling mengikat satu sama lain. Tidak ada lagi kata aku kamu, keluargaku keluargamu, orang tuaku orang tuamu, sadaraku saudaramu, karena semua itu akan terangkum dalam satu kata, yaitu kita.

Mengenal keluarga satu sama lain itu penting. Karena terkadang hal inilah yang menjadi penghalang untuk terwujudnya niat-niat pasangan yang saling mencintai menuju pernikahan. Oleh karena itu, jika kita sudah menemukan orang yang kita anggap sesuai untuk menjadi pendamping hidup, sebaiknya dikenalkan ke keluarga masing-masing. Jika ada yang tidak disukai, maka waktu masih memungkinkan untuk mencari solusinya. Jangan sampai, cinta sudah tumbuh begitu besar diantara keduanya sementara ada jurang menganga yang menghalangi.

Cinta sejati tak akan pernah tertukar apalagi terbeli, sekalipun oleh asset yang melimpah. Cinta tidak pernah salah, meskipun datang pada saat yang tidak tepat. Mungkin harus mengalami kenyataan pahit bahwa cinta tersebut sulit untuk dipersatukan. Namun, haruskah menerima nasib sebagai takdir yang tidak mampu untuk diubah? Atau berjuang mengubah takdir itu dan mendapati bahwa persimpangan jalan di depan terlalu berliku seperti labirin yang belum terlihat ujungnya?

Hanya ada dua pilihan, menerima takdir atau mengubah takdir!!!




MENGEJA WAKTU

Waktu tak akan membuatmu berhenti bermain di fikiranku...

Waktu tak akan menghapus jejakmu di hatiku...

Waktu tak akan mengikis habis perasaanku padamu...

Kau tau kenapa?

Karena waktu selalu berjalan maju ke depan,

Karena waktu tak pernah berjalan mundur ke belakang..

Ibarat menghitung, kita tidak sedang memulai dari 0 - 10,

Tapi ianya adalah, 10 - 9 - 8 - 7 - 6 - 5 - 4 - 3 - 2 - 1 - 0.

Sedikit kesabaran saja sudah cukup untuk membuatku kuat di sini.

Jadi...

Ketika aku mengatakan "Aku mencintaimu, menyayangimu dan merindukanmu"...

Tugasmu hanyalah percaya padaku.

Dengan begitu kau akan mengerti,

Betapa berharganya dirimu dalam hidupku.

Aku tidak suka meminta...

Juga tidak suka mengulang kata-kataku..

Tapi, jika aku harus mengulang setiap kata-kataku itu,

Agar kau percaya padaku..

Maka akan kusebut namamu di kala lelap tidurku dan di saat terjagaku..

Hingga perhitungan kita selesai..

Kalau masih kurang, maka bunuhlah aku dengan cintamu...



*Hahaha...Gombal gembel ala Kiki