17 Mar 2012

KARENA SEBUAH JANJI

 “Aku menunggumu di hari penghisaban sebagai orang yang tidak menepati janjinya”.
Aku terhenyak dengan kata-katamu itu saudariku.
Malam ini, kucoba merenungi kata-kata itu. Berbaring telentang memandangi langit-langit kamar. Gelisah.  Memejamkan mata, tak bisa tidur. Kubuka lagi, kubaca lagi. Sungguh, aku tidak mengerti.
Bukankah telah kukatakan, “beri aku waktu sampai besok untuk memenuhi janjiku”?. Baiklah, aku memang bisa memenuhinya di saat ini juga. Tapi mengapa kau tidak memberiku pilihan di awal, sejak pertama kau mengambil janjiku? Mengapa kau membiarkan aku berjanji untuk sesuatu yang tidak aku ketahui ujung tanduknya?
Aku memang bodoh, aku terlalu mempercayaimu. Padahal, kita sudah sama-sama tau, bahwa janji itu dibuat di atas akad yang jelas.
Aku hanya ingin kau tau, tidak pernah sekalipun terlintas di fikiranku untuk tidak memenuhi janjiku itu. Kau tau itu, aku yakin. Tak mengapa. Hari ini, insya Allah aku akan memenuhi janjiku, meskipun itu sudah tidak penting lagi bagimu, mungkin. Allah akan menjadi saksi kita, kelak, di hari dimana tak ada lagi mulut yang akan bersilat lidah untuk mencari pembenaran.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar