Pagi ini, tak ada sesungging senyum untukmu matahariku. Seperti biasa, kau selalu menyapa dengan semburat wajahmu di 5 detik pertamaku hingga aku tak mampu memandang begitu jelas karena kemilaumu.
Kemudian, aku terus menyusuri jalan. Lagi-lagi aku tak menemukanmu di 20 meter perjalananku denganmu yang selalu tegak berada sejengkal di atas jidadku. Masih di perjalanan ini, kupalingkan wajahku ke arah kanan, dan tetap saja tak bisa kulihat wajahmu matahariku.
Aku tau, kau tidak pernah datang terlambat. Sebenarnya kau sudah datang sejak fajar tadi. Hanya saja, kau ingin berbagi waktu dengan milyaran garisan hujan yang memeluk bumi, membiarkan awan hitam menyelimuti langit. Basah. Biarlah seperti itu. Biarkan hujan membasuh jiwa ini, dan pada saatnya nanti, kau akan datang menghangatkannya.
Pagi ini, aku merindukanmu. Matahariku...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar