19 Jul 2011

Ini Ceritaku, Apa Ceritamu???

Akhirnya setelah sekian lama, bisa nulis lagi. Banyak hal yang membuatku berhenti sejenak dari aktivitas menulis. Selain karena ga punya fasilitas di rumah, kesibukan di tempat kerja juga seakan memangkas semua waktu yang kupunya setiap harinya. Pengen curhat, dak sabar lagi rasanya. Perasaanku sudah membuncah mengisi langit kepala, ingin segera kualirkan dalam goresan kata demi kata untuk menjadi kalimat perwakilan rasa hati.
Kurang lebih, dalam kurung waktu 2 bulan ini, saya begitu sibuk bergelut dengan kerjaan di kantor, selain itu saya juga sibuk ngelempar CV ke berbagai perusahaan, termasuk melakukan beberapa interview, baik langsung maupun by Phone. Ada banyak suka dukanya, sampai-sampai sempat terhinggapi rasa putus asa, tak berguna dan berbagai macam perasaan negative yang intinya menjatuhkan mental sendiri. Tapi, Alhamdulillah semua bisa terlewati.
Pengen share tentang perjuangan hidup yang kulewati selama 2 tahun lebih di Batam, wal khusus tentang beberapa kejadian menyedihkan yang kualami dalam melakukan job interview. Satu tahun bekerja di sebuah perusahaan Shipyard membuatku memberanikan diri untuk melamar pekerjaan di perusahaan lain. Alhamdulillah, panggilan interview pun memekarkan kegembiraan di hati. Hmmm…User-nya BULE, ngomong inggrisnya cepat banget sampe saya hanya bisa melongo menatapnya sampai dia mengajukan beberapa pertanyaan. Yah, dengan bekal bahasa Inggris “how-how” yang kumiliki, interviewnya selese juga. Beberapa hari kemudian, HR perusahaan tersebut menghubungi untuk segera bertemu dengan Manager HR-nya. Lagi-lagi hati berbunga-bunga. Namun apa yang terjadi, …….. Manager HR-nya berkata, “Jadi anda masih under contract yah di Perusahaan A?”. “Iya pak”, jawabku. “Maaf, kami tidak bisa menerima anda. Anda harus tahu, Perusahaan A dengan Perusahaan ini sudah seperti saudara, jadi saya tidak mungkin mengkhianatinya. Terima kasih”. Duarrrrrrrrr…tanpa basa basi saya meninggalkan ruangan tersebut. Mencoba menenangkan hati meskipun akhirnya mengutuk dalam hati, “ngapain saya dipanggil ke sana klo cuman untuk mendengarkan penolakan”.
Dan masalah pun belum berhenti di sana, di kantor saya dapat ‘tamparan’ hebat dari mantan Bos-ku. “Hei, kamu ngapain interview di sana? Mau bikin malu saya yah? Kamu itu belum tau apa-apa, tapi berani-beraninya kamu ngelamar kerja di sana. Untung saja User-nya bilang klo kamu bisa, coba klo enggak, mau di taro dimana mukaku”. Wallahu’alam-lah, sebenarnya saya tidak ingin berdzu’uzon sama beliau, tapi yang saya tau, beliau pun melakukan interview di sana setelah saya dengan User yang sama pula. Smoga sukses Bos! Amin…
Tak ingin berhenti berusaha, beberapa bulan kemudian saya dapat panggilan Interview lagi dari salah satu Perusahaan terbesar di Dunia. Klo ente2 suka nonton MotoGP, pasti sering lihat sponsornya ENI. Lanjut cerita, menyeberang pulau pun kulakukan. Setiba di sana, tidak lama kemudian saya di antar oleh pihak recruitment untuk bertemu User-nya. Dia berdiri kaku memandangku dari ujung kepala hingga kaki. Hatiku berbisik, “Jilbab-mu Ki”. User-nya juga BULE, laki-laki tapi. Interview pun berjalan dengan beberapa pertanyaan yang tidak ada dalam fikiranku dan hingga detik ini tak pernah ada panggilan lagi ke sana. No hope there for you Kiki.
Tak terasa, waktuku sudah hampir 2 tahun kerja. Its mean, extend my contract or move to another company. Di saat yang bersamaan, project yang saya handle sedang urgent2nya. Project Managerku pun berusaha untuk mempertahankan saya dengan melakukan lobi-lobi ke pihak perusahaan. Hatiku terenyuh melihat kegigihan beliau. Sampai sempat kurasakan ada bulir panas di mataku. Beliau bukanlah keluargaku, bukan sahabatku, bukan saudara seimanku, beliau adalah atasanku. Tapi, seumur hidupku, baru kali ini ada orang selain orang tuaku yang mau bekerja keras untuk melihatku mendapatkan hal yang lebih baik. Sambil atasanku berusaha, saya pun tak kalah aktif di luar melempar CV dan ikut beberapa interview kerja.
Akhirnya, kembali saya melakukan interview di Perusahaan yang pernah menolakku begitu saja. Dan parahnya lagi, User-nya adalah mantan Bos-ku yang pernah menamparku dengan kata-katanya yang indah menjejaki hati. Sempat ingin menarik semua langkah berjalan mundur kembali saat itu. Entah mengapa, muncul keyakinan di dalam hatiku bahwa saya sudah gagal, tidak hari ini saja tapi jauh dari hari sebelumnya. Tapi, kembali kukuatkan langkah. Ambil nilai positifnya saja, bukankah tak ada yang sia-sia di sisi Allah. Tes pun berjalan dan sampai hari ini lagi-lagi tak ada konfirmasi lagi dari perusahaan tersebut.
Sempat seorang teman bilang klo saya gak bakal dipanggil interview ke tahap selanjutnya karena setahun sebelumnya saya sudah pernah interview sama Manager Planner-nya, gitu kata mantan bos-ku. Dan hal ini dikuatkan ketika saya ketemu kembali sama mantan bos-ku tersebut. Hal yang sama juga diucapkan. Secara logika, saya tidak mau menerimanya karena saya merasa bukan orang bodoh. Saya hanya menganggap semua ini bahwa di sana bukanlah tempat yang terbaik menurut Allah untukku. Pintu rejeki itu banyak, tidak mesti setiap manusia mempunyai jalan yang sama untuk meraih kesuksesannya.
Sedih banget sih sebenarnya klo mengingat-ingat dan memikirkan setiap kegagalan yang kualami dalam memperjuangkan hidup. Belum lagi perasaan minder dan malu sama teman-teman karena perasaanku mengatakan bahwa ada diantara mereka yang memang menganggapku tidak mampu. Ada semacam perasaan diremehkan, terhinakan yang menempel di wajahku. Dan di saat itulah puncak dari semua rasa yang berkecamuk di hatiku. Saat itu, saya berusaha mendekatkan diri dengan kedua orang tuaku. Meminta nasehat-nasehat mereka dan pastinya minta maaf untuk setiap salah dan khilafku. Saya mulai bisa membuat diriku ikhlas. Pernah, sekali ketika saya habis melakukan interview dan menyempatkan diri ke mall sambil duduk  termenung di depan Hypermart. Tiba-tiba seorang gadis kira-kira berusia 12 tahun datang menghampiriku, jika melihat tampangnya dia sepertinya mengalami gangguan mental. Kemudian ia duduk di sisiku dan menangis, “kak, saya mohon banget. Adek saya sakit, mau beli obat batuk tapi gak ada duit. 20 ribu aja kak”. Saya terdiam sejenak kemudian menarik ranselku. Yang ada hanya 2 ribuan, tanpa fikir panjang kubuka dompetku dan kuberikan pecahan yang cukup besar nilainya. Dia begitu senang, dan mengalirkan doa di bibirnya. Tak henti-hentinya dia berdoa hingga ia hilang dari pandanganku. Entah mengapa, ada rasa damai yang membanjiri hatiku kala itu.
Dan perlahan Allah memberikan jawaban untuk setiap doa dan kesabaranku. Yah, dalam hidup akan selalu kita temukan orang yang menghinakan dan merendahkan kita, tapi Allah tidak lantas kehilangan akal untuk menunjukkan kekuasaan-Nya. Betapa kulihat ada beberapa orang yang begitu gigih memperjuangkanku, menyemangatiku dan mendoakanku. Dulu, saya menjalani Posisiku sebagai Management Traine (MT) selama 2 tahun yang seharusnya hanya setahun karena mantan Bos-ku kala itu tidak mau mempromosikanku karena ‘katanya’ saya belum layak menjadi Asisten Engineer. Saya berusaha bersabar, dan Subhanallah di tahun berikutnya saya tidak perlu menjadi Assisten Engineer tapi langsung menjadi Project Engineer. Semua terbayar lunas. Maka, nikmat Tuhanmu yang manakah yang kamu dustakan???
Di tengah pergolakan itu semua, saya juga melakukan interview di tempat saya bekerja yang baru sekarang. Tidak mudah untukku mendapatkan 1 kursi di sini. Butuh perjuangan yang ekstra. Tidak hanya menguras tenaga dan fisik, bahkan kantongku pun menjadi sangat menipis dibuatnya. Sungguh ujian yang begitu hebat kujejaki menuju gerbang perusahaan ini. Dari hasil pemeriksaan urin, saya dinyatakan sedikit ada masalah dengan kesehatan. Akhirnya, dokter di Perusahaan tersebut merujuk saya ke dokter penyakit dalam. Saya hanya diberi waktu seminggu untuk memastikan semuanya bahwa kesehatan saya cukup menunjang untuk bekerja di perusahaan tersebut. Ditambah lagi saya harus menggunakan kacamata. Akhirnya saya berobat dan melakukan cek beberapa kali untuk memastikan bahwa hasil pemerikasaan urin saya normal. Hujan dan panas menjadi teman sejati mengiri langkahku dalam berjuang. Dan Alhamdulillah, sekarang adalah hari ke-14 saya bekerja di sini, di PT. McDERMOTT salah satu perusahaan Fabrikasi industry Offshore terbesar yang jika tidak salah, perusahaan ini adalah mimpi terindah untuk setiap kami ketika masih menjadi mahasiswa di Teknik Kelautan Unhas.
Pengalaman ini membuatku sangat bersyukur dan semakin yakin dengan janji Allah.  Allah selalu ada dan tidak pernah meninggalkan kita. Di saat puncak kesedihanku dan perasaan kalah menguasai hatiku, Allah selalu membimbingku dan menguatkanku dengan lembaran surat cinta-Nya. Dan setiap ayat demi ayat yang kubaca kala itu selalu bersesuaian dengan kondisi hatiku. Maha Suci Engkau yaa Allah.. dan pelajaran lain yang begitu berharga yang kurasakan bahwa betapa ridho dan doa kedua orang tua itu akan melapangkan jalan dan betapa dahsyatnya sedekah. Mungkin apa yang kita berikan kecil di mata orang – orang namun besar nilainya bagi mereka yang membutuhkan. Karena itu, saya tidak akan membiarkan kata putus asa mengisi kamusku. Usaha harus dimaksimalkan, biarlah Allah yang memberi jawaban karena semua yang datang dari sisi Allah adalah yang terbaik.
-Fa’idzaa azzamta fatawakkal alallah. Innallaaha yuhibbul mutawakkilin-


PS: Thanks berat untuk semua manusia luar biasa yang ada di sekitarku, i am nothing without you all...