19 Okt 2012

Manusia Pahat

Tidak, ini bukanlah sejenis seni ukir di atas kayu atau batu. Saya sama sekali tidak bermaksud bercerita tentang seni saat ini. Saya hanya sedang kepikiran dua kata itu, yang jika dihubung-hubungkan, sinkronisasinya dapat.
Pernah pake pahat dak? Atau minimal tau bentuk, fungsi dan cara makenya... Nah, betul... Apa yang terlintas dalam pikiran anda, itulah yang dinamakan pahat. *Eh, bapak kamu tukang pahat yah? / Kok tau? / Karena namamu telah terpahat di jidatmu... hehehe
Akhir-akhir ini, entah mengapa saya begitu sulit menulis. Padahal, waktu luang saya hampir 24 jam sehari meskipun hampir setengahnya juga saya habiskan di kantor. Tapi di kantor pun pekerjaan saya benar-benar kosong. Dengan memiliki waktu sebanyak itu, tentu saja niat untuk menulis selalu terlintas. Tapi apa hendak dikata, niat hanya tinggal niat.
Ada fenomena menarik yang bisa saya tangkap dari kebiasaan menulisku selama ini. Ternyata, tempat tenang, sunyi dan keadaan bebas dari stress tidak pernah berhasil membuatku mudah mengalirkan kata-kata untuk ditulis. Yang ada hanya rangkaian kata-kata yang bermain di alam fikiran. Hanya bisa sampai di situ. Jika ingin dituliskan, mendadak semua kata hilang tak berbekas..
Tapi, giliran saya lagi dikantor dengan volume kerjaan yang cukup banyak, eh...malah saya selalu bisa sempat-sempatnya curi-curi waktu untuk menulis. Boleh dibilang, menulis disela-sela kesibukan di kantor membuat saya merasa lebih santai.
Nah, hubungannya dengan manusia dan pahat apa? Dulu, bapakku pernah bilang klo ada beberapa manusia itu yang sifatnya seperti pahat. Pahat hanya bisa bekerja jika diberikan tekanan. Begitupun dengan manusia, ada yang baru bekerja jika dipaksa dan terpaksa.
Hmmm... dan kenyataannya, saya merasa termasuk dalam golongan manusia ini. Oh eM Ge!!!

17 Okt 2012

Bittersweet of Rain...


Semua orang punya ceritanya sendiri tentang hujan. Sebenarnya mungkin sama saja, dari satu pribadi dengan lainnya, dari masa ke masa, bukankah buliran itu masih turun dari rahim langit yang sama dengan buliran pertama sejak hujan diciptakan?
Menangis sedih dan bahagia diantara milyaran benang-benang bening itu, basah hingga ke jiwa, mengalir lembut mengisi pori-pori. Dingin! sejuk! Tenang!
Dan tentu saja aku tak akan pernah rela mengatakan bahwa cerita kau dan hujanmu lebih indah, lebih pahit dari aku dan hujanku. Ini aku yang rasa. Bila kuceritakan padamu, meski semua kata telah kuucapkan untuk menggambarkannya, maka rasanya tidak akan pernah sama.

Nikmati saja ceritamu sendiri dan akupun demikian. Bila kelak ada waktu untuk kita berpegangan tangan di bawah hujan, tidak perlu ragu membagikan perasaanmu padaku. Meski perasaan kita tidak pernah sama, tapi tidak ada salahnya aku mendapatkan satu bulir dari milyaran buliranmu itu bukan???