12 Apr 2012

BACKPACKER; MALAYSIA

Awalnya, saya hanya berencana jalan-jalan ke Singapur. Karena saya belum familiar dengan kondisi Singapur, makanya saya berinisiatif mengajak seorang teman, namanya mbak Ika tapi kami punya panggilan akrab yang cukup aneh, “BRO”. Begitulah sapaan kami baik ketemu secara langsung maupun dalam bahasa sms, chatting atau di FB.
Mbak Bro ternyata lebih kepengen ke Kuala Lumpur dibandingkan ke Singapur, maka akhirnya saya meng-iyakan saja dengan syarat berangkatnya di 5 - 8 April saja, bukan maret 2012. Maklumlah, sebagai anak rantau tentunya butuh waktu juga buat menabung jika ingin melakukan perjalanan yang budget-nya di atas 1juta rupiah.
Sebenarnya, akhir tahun 2010 lalu kami sudah pernah ke Kuala Lumpur tapi waktu itu belum puas mainnya. Kebetulan mbak Bro penasaran melewati jalur Batam – Singapur – Johor – KL. Lagi-lagi saya mengiyakan ide mbak Bro tersebut. Toh tidak ada ruginya, lumayan kan buat mengembalikan memoriku yang sudah hilang ketika beberapa tahun yang lalu pernah melalui rute tersebut. So, finally... We did it!!!
BATAM – SINGAPORE
Malam sebelum berangkat, semua kebutuhan perjalanan sudah saya Packing ke dalam ransel. Kamis, 5 April 2012 pukul 17.30 WIB seharusnya kami sudah berada di atas Ferry. Tapi berhubung kami masih harus ngantor di hari tersebut, karena sesuatu dan lain hal akhirnya kami berangkatnya pukul 18.40 WIB. Saya pribadi berencana meninggalkan kantor pukul 15.00WIB, tak disangka Pak Boss yang kebetulan sedang ngantor di Kuala Lumpur nelpon untuk membantu menyelesaikan pekerjaan teman kantor di menit-menit akhir rencana kepulangan saya. Agak BT juga sih awalnya, tapi kemudian saya berusaha menyabarkan diri, “sabar, sabar, sabar!!! Ini baru ujian pertama”.
Dari tempat Kost, saya menuju ke Mega Mall (Pelabuhan Ferry) dengan Taxi, Rp. 40.000,-. Tiba di sana saya sempatkan untuk belanja di Hypermart beberapa kebutuhan mandi dan tidak lupa membeli air mineral dan UC1000. Ingat, anda membutuhkan asupan Vitamin setiap harinya. Namun, entah mengapa saya lupa membeli CEMILAN. Masalah!!!
15 menit sebelum keberangkatan Ferry, seharusnya kami sudah Check-In. Tapi mbak Bro telat karena terjebak Meeting di kantornya. Ah, sudahlah!!! Saya tidak boleh mengeluh, apapun yang terjadi, itu adalah kesepakatan antara hati dan otak saya sendiri dari awal. Akhirnya saya menelpon mbak Bro agar tidak usah meminta Boss-nya ngebut menuju Pelabuhan. Toh, masih ada pemberangkatan selanjutnya.
Sekitar pukul 20.50 Waktu Singapur kami tiba di Harbour Front (Waktu Singapur = WITA). Kami langsung menuju stasiun MRT yang akan ke Outram Park Statiun. Dari Outram Park, kami berganti kereta lagi yang akan menuju stasiun Kranji. Jarak stasiun ini cukup jauh, kira-kira 30 menit (+) waktu tempuhnya. Yah, setidaknya kami tiba di Kranji sekitar jam 10 malam waktu setempat.
Sebelumnya saya ingin membeli Card Link di Singapur, tapi sudah telat. Kartu ini sangat mempermudah siapapun ketika berjalan-jalan ke Singapur. Cukup men-charge beberapa dollar dan kedepannya tidak perlu lagi berurusan sama mesin Card selama kita masih memiliki saldo di dalam Card tersebut. Tapi karena telat, jadi terpaksa saya harus selalu membeli one way Card. Cukup repot. Pelajaran pertama: Selalu siapkan pecahan-pecahan kecil mata uang yang anda pakai demi kelancaran membeli tiket alat transportasi di manapun anda berada.
Oh yah, ticket Ferry Batam – Singapur = 42 SGD + 20SGD(Tax) untuk two way. 1 SGD = Rp.7.350,-. Saya pribadi dapat Free Ticket dari Perusahaan tempat saya bekerja and it’s include free tax. Jadi saya tidak perlu mengeluarkan duit skitar 450ribu rupiah untuk biaya ticket Ferry. Harbour Front – Outram Park = 1.2SGD dan Outram Park – Kranji = 2.2SGD (klo gak salah ingat).
SINGAPORE - JOHOR
Untuk menuju Johor (terminal Larkin), ada dua jenis Bus yang digunakan. Boleh dengan Causeway Link (CW1) atau boleh juga SBS Transit No.170. Biayanya murah, hanya 1.9SGD (ingat pelajaran pertama di atas, atau kalau tidak silahkan pecahkan dulu uangnya kemudian ikut antri lagi). Tapi, antriannya minta ampun, secara malam sudah larut. Setelah antri hampir dua jam (kami mesti ikut 3x antri gara-gara tidak tau pelajaran pertama di atas), akhirnya kami berhasil menumpangi Bus SBS Transit no.170.
Dari Singapur, kita harus melewati Check Point terlebih dahulu. Di sini kembali Passport diperiksa oleh Keimigrasian Singapur sebagai tanda bahwa kita akan meninggalkan Singapur. Kemudian kembali menuju Bus yang lagi-lagi antriannya sangat panjang. Oh yah, Struk pembayaran yang 1.9SGD tadi jangan sampai hilang yah, soalnya nanti diperiksa pas mau naik Bus lagi. Tidak mesti menaiki Bus yang sama sebelumnya, yang penting jenis dan nomornya sama. Pelajaran kedua: Malu bertanya pasti menderita. Jangan sampai salah ambil tempat antrian Bus yah, apalagi salah menuju tempat Bus Parkir.
Dari Check Point, kemudian menuju Imigrasi Malaysia. Kembali prosesnya sama dengan di atas. Pemeriksaaan passport, antrian Bus yang sama untuk menuju terminal Larkin. Kami baru tiba di Johor di atas jam 12 malam. Kaki sudah seakan tidak mampu menopang badan, bayangkan saja, dari Outram Park sampai ke Johor kami sekalipun tidak pernah kebagian tempat duduk. Subhanallah...
JOHOR – Kuala Lumpur
Setibanya di Johor, kami langsung mencari Bus yang akan menuju Kuala Lumpur. Tapi, harga ticket-nya diluar perkiraan, 45MYR yang normalnya hanya berkisar 29MYR – 32MYR. Tapi kami masih beruntung, penumpang setelah kami yang dengan Bus yang sama terpaksa membayar 60MYR. Pukul 12.45 Bus melaju ke Kuala Lumpur dan saya pun sudah hanyut di dalam tidur.
Tiba di Kuala Lumpur sekitar jam 4 pagi waktu setempat. Kali ini bukan di Terminal Pudu Raya atau pun Bukit Jalil, melainkan Terminal Bus baru yang sangat megah melebihi Bandara yang ada di Indonesia. Namanya Terminal Bersepadu Selatan (TBS) yang berada dekat dari statiun kereta Bandar Tasik Selatan. Kami langsung mencari surau (musholla).
Waktu sholat subuh-nya jam 6 pagi. Oh yah, Malaysia dan Singapur itu mengikuti jam WITA tapi waktu sholatnya sama dengan wilayah WIB. Jadi, tolong diingat yah. Apalagi jika anda sedang berpuasa, jangan sampai buka puasa-nya ikut jam WITA.
Saya sempat tertidur di surau, bahkan sampai ngorok kata mbak Bro. Kebetulan saya memang lagi off ibadah fardhu-nya. Sedikit saran buat kaum Hawa, jika kalian berencana melakukan perjalanan jauh, maka perhatikanlah siklus haid anda. Jangan membuat Planning di hari pertama atau kedua masa menstruasi, apalagi bagi anda yang merasa perih di awal-awal masa mens. Jangan sampai masalah ini membuyarkan rencana perjalanan indah anda.
Di terminal ini, kami juga langsung membeli ticket pulang ke Johor dengan pemberangkatan Ahad, 8 April 2012 pukul 12 siang dengan harga normal, 31MYR. Kami disuruh check-In 30 menit sebelum jam pemberangkatan.
BATU CAVES TEMPLE

Jam 7 pagi waktu setempat, kami langsung menuju stasiun kereta Bandar Tasik Selatan – KL Sentral – Batu Caves (2.2 MYR). Untuk menuju Batu Caves, kita harus berganti kereta di KL Sentral. Ingat pelajaran kedua di atas, bertanyalah!!!
Ternyata, tempat wisata Batu Caves Temple ini tepat berada di dekat stasiun kereta. Jadi cukup berjalan kira-kira 50 meter dan kita sudah sampai di sana. Boleh dibilang tempat ini adalah wilayah komunitas India di Kuala Lumpur. Di sini kita bisa melihat ritual sembahyang mereka, yah..samalah dengan yang di Film-Film India yang biasa kita nonton.
Di sini ada patung Hanoman dan satu lagi patung Raksasa berwarna emas. Sebenarnya kami sudah sangat lelah, tapi tanggung juga kalau lihat-lihatnya hanya setengah-setengah. Akhirnya kami pun ikut menaiki tangga yang entahlah berapa tingginya untuk memasuki Gua yang ada di atas bukit.
Saya sangat senang dengan pemandangan yang ada di Gua ini, yah, meskipun sangat terganggu dengan aroma pipis Monkey yang berkeliaran di sekitar Gua. Ditambah lagi aroma kemenyan. But it’s OK. This is worderfull place to go, i think.
BUKIT BINTANG
Siang sudah mematang, perutpun sudah meminta haknya. Kami kemudian langsung membeli ticket kereta menuju Bukit Bintang (4.2MYR), tempat dimana kami akan mencari Penginapan. Dari stasiun Batu Caves ke KL Sentral terlebih dahulu. Dari KL Sentral kami mampir di Pasar Seni. Kami menuju Centra Market. Di sini adalah salah satu pusat tempat penjualan suovenir khas Malaysia. Rencananya kami belum mau belanja-belanja tapi hanya ingin mengambil Peta Wisata, sayang stock Peta yang paling lengkap-nya sudah gak ada lagi.
Dari stasiun Pasar Seni ke stasiun Masjid Jamek. Di sini kami sempat kebingungan dan mesti bolak-balik beberapa kali hanya karena bingung bagaimana caranya ke Bukit Bintang. Banyak waktu yang terbuang percuma di sini, apalagi tenaga. Saya sempat agak tidak enakan sama mbak Bro, kan Bukit Bintang boleh dicapai dari dua arah, boleh dari stasiun Titiwangsa kemudian transit Monorail atau dari stasiun Hang Tuah transit Monorail. Tiba di stasiun Titiwangsa, saya pengennya langsung ke gerbong Monorail, tapi mbak Bro malah mau ke stasiun Hang Tuah, itu artinya kami harus kembali lagi dan melewati stasiun Masjid Jamek lagi. Saya harus sabar!!! Saya ikut apa kata mbak Bro dan pada akhirnya dia menyadari kalau rute yang dia pilih tidak efektif. But, let’s forget it. We are here for having fun, right!
Di Bukit Bintang, setelah keluar dari stasiun kereta. Kami menyebrang terlebih dahulu ke arah McD, bukan buat cari makan tapi mau cari penginapan terlebih dahulu. Sebelumnya kami sudah beli makan siang di stasiun Masjid Jamek, 10 MYR dan karena kakiku sakit jadi saya memilih beli sendal jepit, 10 MYR juga. Kami kemudian belok kiri dari arah McD, yang sejajaran dengan KFC. Tak lupa saya mengambil foto-foto daerah tersebut terlebih dahulu. Pelajaran ketiga: Ambillah gambar daerah yang anda datangi sebagai penanda. Insya Allah, ini sangat berguna ke depannya.
Tanpa perlu banyak bertanya, kami langsung memilih hotel Putera Bintang untuk double bed dengan harga 77MYR/hari, kami membookingnya 2 hari = 154 MYR. Mbak Bro langsung mandi, saya malah langsung memijat badan sendiri. Saya tau saya bukan pejalan kaki yang baik, makanya saya sudah menyiapkan balsem yang akan saya gunakan sebagai bahan pemijat. Alhamdulillah, lumayan banget loh khasiatnya. Kaki-kaki yang sudah pegal semua, persendian yang seakan sudah pada remuk, akhirnya sedikit kembali memperoleh kekuatan setelah dipijat.
Setelah Asar, kami hanya berencana jalan-jalan santai di sekitaran Bukit Bintang saja. Di sini banyak Mall, banyak hotel dan banyak restoran. Kami memilh makan di BB Bistro, letaknya di samping BB Plaza. Makanannya enak-enak loh. Tapi kalau buat kantong Backpackeran, saya sarankan jangan makan di sini. Cukup mahal juga, tapi cita rasanya dijamin anda tidak akan menyesal mengeluarkan duit lebih. Di sini saya menghabiskan 16MYR untuk nasi ayam dan air kelapa muda. Kemudian di malam berikutnya, kami kembali makan di sini. Dan lebih mahal lagi kenanya Bo... 25MYR, maklum lagi malam minggu euy, ada hiburan malamnya, mungkin karena itulah jadi harga-harganya pada naik semua.
Chin Swee Temple at GENTING HIGHLAND                                                        
Berbicara tentang Genting Highland, sepertinya tidak perlu terlalu banyak-banyak. Di tulisan saya sebelumnya sudah pernah membahas ini. Saya cuman tertarik sama Kuil yang letaknya kira-kira 1 km dari pusat Genting. Dari genting, kita bisa menumpangi Bus Pesiaran (Bus Pariwisata) ke kuil tersebut. Gratis kok. Waktu beroperasinya setiap 30 menit sekali.
Kalau kalian penggemar Film “White Snake Legend”, pasti penasaran dong melihat yang namanya Pagoda secara langsung. Kuil ini berdiri kokok di atas lereng batu. Yang meskipun kuil ini masih berada di bawah bukit tempat berdirinya Resort World Genting yang terkenal itu, tapi tetap saja pemilihan posisi pembangunan kuil ini cukup menarik. Sebagai orang yang bergelut di dunia Teknik, tentunya ini sangat menarik, apalagi buat kalian yang punya basic sebagai Arsitek.
Udara sejuk dan kabut tipis semakin menambah romantisme tempat ini. Kabarnya kuil ini selesai dibangun selama 18 tahun. Dan kabarnya lagi, Kuil ini di bangun oleh alm. Tan Sri Lim Goh yang juga sebagai pendiri dari Genting Resort yang membangun kuil ini sebagai bentuk dari kesyukurannya atas keberhasilannya membangun sebuah karya megah di atas bukit. Katanya sih kuil ini sangat mirip dengan yang aslinya di Penglai, Fujian, China..
Bangunan ini dipenuhi dengan patung-patung yang seakan berbicara pada kita tentang sebuah sejarah. Sudah lazim bagi kita, bagaimana masyarakat china yang selalu membuat segala sesuatunya juga dengan segala philosofinya. Tapi saya belum sempat cari infonya. Terlalu banyak pertanyaan yang muncul di Kepala, tapi mau diapa lagi, gak ada tour guide yang bisa menerjemahkan semua pemandangan mistis yang ada di sana.
Biaya ke Genting cukup murah. Kami mengambil Bus dari terminal yang ada di Titiwangsa, 5.9MYR. Di sana beli makan siang 10.5MYR, naik cable car/Skyway 6MYR dan ticket Bus kembali ke KL Sentral 6MYR. Buat yang penasaran untuk merasakan atmosfir menaiki Skyway, yang paling memacu Adrenalin sih pas naik Skyway dari bawah ke atas. Hanya saja, kalau menggunakan rute ini, antriannya panjang banget. Tapi kalau dari atas ke bawah, kita tidak akan mengalami nasib buruk terjebak dalam antrian yang panjang. So, the choice is in your hand.
KLCC = TWIN TOWER = MENARA KEMBAR = GEDUNG PETRONAS
Tempat ini juga tidak perlu diceritakan panjang lebar. Semua orang juga tau meskipun belum pernah ke sana. Gila-nya yah, kami sampai dua season ke KLCC, sabtu sore dan minggu pagi. Menariknya, akhirnya setelah saya berkali-kali ke Malaysia, akhirnya saya menemukan cara mengambil Photo dari angle yang benar.
Butuh 4 kali ke KLCC bagi saya untuk mendapatkan photo keren di sini. Maklum saja, kamera yang kami gunakan masih yang digital biasa. Bukan kamera yang harganya 5 juta ke atas. Hehehe...
Saya kasi tau caranya yah, silahkan berpose ala gaya lo di bagian paling ujung kolam air mancur bagian terluar gedung. Kemudian dekatkan kamera ke object dengan mengangkat tangan setinggi dan senyaman bugi sang juru potret. Jadi kedua gedungnya keambil dan si object juga keambil close-up. Gak macam tarzan sama monyetnya lagi. Hohoho...
Oh yah, kalau dari stasiun KL Sentral, naik LRT langsung sampai di KLCC. Biayanya hanya 2.2MYR. Tiba di stasiun KLCC, perhatikan saja tanda EXIT. Soalnya stasiun ini berada di bawah tanah di sepanjang perjalanan dari stasiun Masjid Jamek.
MASJID JAMEK
Finally, dreams come true. Hal yang paling ingin saya kunjungi di Kuala Lumpur sendiri adalah Masjid ini. Sayang, saya tidak bisa menunaikan sholat berjamaah di sini. Tapi, tentunya saya datang ke sini dengan membawa sebuah doa khusus. Penasaran?
Masjid ini dibangun pada tahun 1909 dan merupakan Masjid tertua di kota Kuala Lumpur. Sebagai informasi, bangunan ini terinspirasi dari seni bangunan Moghul dari utara India dan di-Arsiteki oleh Arthur Benison Hubback. Katanya, Masjid ini hampir mirip dengan Masjid Jamek yang ada di Cordoba, Spanyol. Hmmm...Jadi penasaran ke Cordoba.
Selain menikmati keindahan arsitektur dari Masjid Jamek ini, di sini juga ada free wifi. Lumayan untuk saya bisa meng-upload foto-foto ke Facebook. Tak jauh dari Masjid ini, sekitar 50 meter, setiap malam minggu dibuka pasar malam di sini. Jadi bagi anda yang hobby belanja, mungkin di sini adalah salah satu tempat yang bisa saya rekomendasikan.
GOING HOME, BATAM
Hari terakhir di Kuala Lumpur, tak banyak yang kami lakukan. Kami hanya Check Out dari Hotel jam 7 pagi dan langsung menuju KLCC. Setelah puas berphoto ria di KLCC kami memutuskan untuk segera ke Terminal Bersepadu Selatan (TBS). Kami bertolak dari stasiun KLCC menuju KL-Sentral dengan harga 1.2MYR untuk kemudian transit ke stasiun Bandar Tasik Selatan dengan menggunakan kereta express, 4.2MYR. Kereta ini jugalah yang digunakan jika ingin menuju Bandara KLIA (Kuala Lumpur International Airport). Berbeda jika anda adalah pengguna ticket Air Asia, maka anda akan menggunakan Skybus yang ada di stasiun KL Sentral juga menuju Bandara LCCT (Low Cost Carier Transport).
Masih ada waktu untuk mengisi perut. Kami memilih sebuah Food Court di Terminal Bersepadu Selatan. Saya memilih masakan ala Thailand di Thailand Corner, dan rasanya juga sangat enak. Harganya 10.5MYR + air minineral + Orange Juice. Murah kan???
Ada yang unik dari Food Court tersebut. Jadi pembayarannya dilakukan dengan sebuah Card yang sebelumnya diisi di sebuah counter. Kalaupun ternyata ada lebihnya, maka setelah Card tersebut dikembalikan maka uang kembalian kita juga akan diberikan saat itu juga. Tapi jika kurang, maka charge dulu saldonya. Agak ribet juga sih, tapi kalau difikir-fikir keren juga.
Tepat jam 12 siang waktu Kuala Lumpur, kami langsung bertolak ke Johor dengan menggunakan Bus yang terbilang mewah. Salah satu hal yang membuat saya tertakjub dengan Malaysia adalah konstruksi jalan raya yang ada di sana. Sepertinya pemerintahnya memang sangat consern dengan pemeliharaan dan perbaikan infrastruktur secara terus menerus. Drainasenya pun sangat tertata rapih. Entahlah, di sana sering banjir atau tidak, tapi di sepanjang perjalanan pulang yang ditemani oleh hujan deras dengan petir menyambar-nyambar, tak satupun daerah yang terlihat banjir.
Mata kita juga hanya akan dimanjakan dengan perkebunan kelapa sawit selama berjam-jam perjalanan Kuala Lumpur – Johor. Sekali waktu saya melihat perkebunan buah Naga. Dari setiap sisi perkebunan kelapa sawit, semuanya hampir dipenuhi dengan pohon jati. Jalanan sangat bersih, mulus tak bergelombang dengan lobang seperti di Indonesia. Rumput-rumput berdiri rapi dengan hijau yang sedap di pandang mata.
Setiba di Johor, setelah mbak Bro Sholat, kami langsung menuju Singapur dengan menggunakan Bus Causeway Link. Murah banget, hanya 1.4MYR untuk sampai ke stasiun Kranji. Prosesnya sama saja ketika dari Singapur menuju Johor. Hanya saja, perlu diingat. Ketika berada di Centre Point, Isi Card terlebih dahulu yang sama dengan Card sewaktu berangkat dari Batam. Kalau tidak, rugi ikut antrian panjang karena pasti bakalan disuruh ambil Card tersebut kemudian mengisinya.
Dari Kranji, kami langsung menaiki MRT menuju Jurong East, kemudian ganti kereta lagi menju Outram Park kemudian berganti lagi untuk ke Harbour Front. Alhamdulillah, kami masih mendapatkan Last Ferry menuju Batam, pukul 21.40 waktu Singapur. Dan akhirnya saya tiba di Kost tepat jam 11 malam WIB. Subhanallah..
HIKMAH
Rasanya, semua perjalanan yang kita lakukan selama hidup akan sia-sia jika kita tidak mampu mengambil hikmah daripadanya. Esensi dari sebuah perjalanan bukanlah terletak pada cuci mata atau refreshing atau apalah orang menyebutnya. Tapi lebih pada kontenpelasi diri pribadi.
Masih ingat kan dengan tips dari sahabat Nabi Umar Bin Khattab tentang bagaimana kita bisa dikatakan mengenal seseorang? Iyyap, salah satunya adalah kita pernah melakukan perjalanan jauh dengan orang tersebut. Sebenarnya, dengan melakukan perjalanan jauh semua syarat yang dikatakan oleh Umar Bin Khattab sudah terpenuhi.
Kami menginap bersama, jadi otomatis mbak Bro sudah hapal banget gimana diriku kalau lagi tidur. Masalah keuangan, tentu saja kami harus bisa saling berbagi. Kadang-kadang saya tidak punya pecahan kecil tapi mbak Bro punya, ataupun sebaliknya. Terkadang kita dapati teman yang yang tidak mau atau malas menggunakan uangnya terlebih dahulu padahal kita keburu waktu. Ada juga jenis teman yang sangat menikmati dibayarkan tanpa merasa punya beban untuk membayarkan balik. Dan ada juga tipe teman yang asli cueknya minta ampun, duit gue duit gue, duit elu yah duit elu, DLL. Tapi khusus buat mbak Bro, saya paling suka dengan dia kalau masalah keuangan. Kebetulan kami punya style yang sama dalam hal ini. Makanya saya memilih dia sebagai partner.
Tentunya perjalanan kami tidak mulus begitu saja. Ada saja momen yang bisa memancing emosi, tapi alhamdulillah, selama 4 malam 3 hari perjalanan ini, tidak ada bumbu-bumbu ngambekan atau berselisih faham diantara kami. Saya yakin, pasti ada beberapa sikap saya yang mengganjal di hati mbak Bro, tapi saya berharap semoga dia memaafkan semuanya. Isnya Allah, saya pun sebaliknya.
Dan yang paling penting dari semua ini adalah, dengan bertambahnya langkah kaki menjejaki bumi Allah, dan bertambahnya wajah ini bersapa dengan wajah-wajah baru dengan latar belakang agama, suku, bangsa dan bahasa yang berbeda, saya sangat berharap agar pengalaman ini bisa semakin mengikis ke-EGOIS-an yang ada di dalam diri.
Tips terakhir: Jika anda merasa mempunyai penyakit Egois tingkat tinggi, maka banyak-banyaklah melakukan perjalanan jauh. Insya Allah, ini sangat efektif untuk mengikis penyakit tersebut. Believe it, it’s work!!!

Total Pengeluaran: 10SGD + 335MYR = 1.102.300IDR (Exclude Ferry Ticket)

1 komentar: