Pengertian sederhana dari gravitasi adalah adanya gaya tarik menarik antara satu benda dengan benda lainnya. Sementara masalah adalah suatu kendala atau persoalan yang harus dipecahkan atau dengan kata lain masalah merupakan kesenjangan antara kenyataan dengan harapan. Jadi, gravitasi masalah adalah adanya gaya tarik menarik antara satu persoalan dengan persoalan lainnya.
Saya tidak butuh persetujuan dari ahli bahasa untuk defenisi yang dikemukakan di atas. Kita adalah Negara demokrasi, semua orang bebas mengeluarkan pendapatnya. Ini hanya asumsi pribadi. Jika salah silahkan dilupakan dan dicari kebenarannya dan jika benar, Alhamdulillah...
Sering kita mendengar kalimat ini, “sudah jatuh ketimpa tangga pula”. Tanpa harus dijelaskan panjang lebar, otak kita sudah bisa mengambil kesimpulan bahwa ada rentetan masalah yang sedang terjadi dalam rentang waktu yang hampir bersamaan pula. Itulah mengapa saya mnyebutnya "Gravitasi Masalah". Sadar atau tidak, ada suatu waktu di dalam hidup dimana kita tidak berdaya melihat datangnya masalah secara bertubi-tubi.
Sequencing masalah. Yah, bahkan masalah pun mempunyai urutan-urutannya yang terkadang membuat kita hanya mampu mengelus-elus dada, menangis, atau marah-marah tidak jelas, atau malah tersenyum kecut dan pada puncaknya bisa membuat kita menertawakan diri sendiri. Seperti itulah masalah. Subtansinya bukanlah pada besar kecilnya suatu masalah, tetapi bagaimana kita bereaksi terhadap masalah itu sendiri. Itulah yang terpenting.
Pada waktu-waktu tertentu, masalah kecil saja bisa menyulut emosi. Misalnya, tadi malam tiba-tiba saja modemku ngadat dan tidak bisa lagi digunakan. Ok! Saya berusaha menyabarkan diri dan membesarkan hati bahwa mungkin masa kepemilikan saya sudah habis meskipun belum cukup 3 bulan. Tadi pagi, air ATB padam, padahal saya belum selesai mandi. Masih mencoba bersabar, minimal di ember masih ada sedikit air yang cukup untuk membersihkan sisa-sisa sabun mandi. Ketika berpakaian, entah mengapa rasanya begitu sulit mengenakan jilbab dengan rapih. Butuh 20 menit hanya untuk merapikan jilbab yang seharusnya hanya 5 menit atau bisa kurang dari itu. Di perjalanan menuju kantor, saya tidak menemukan nenek tua yang biasanya duduk termenung di pinggir jalan. Padahal kemarin saya sudah memantapkan hati untuk pagi ini menyapa lembut nenek tua itu. Tiba di kantor, penjual sarapan langganan saya sudah menutup lapaknya. Subhanallah... What a perfect day...
Dan sekarang, disela-sela menyelesaikan tulisan ini. Saya mendapatkan masalah besar. Pengisian Kronos (System Absensi Online) yang saya lakukan sejak pagi tadi terindentifikasi error. Entah kesalahan apa yang saya lakukan dalam pengisiannya sehingga terdapat Unbalanced Hours. Oh...dengan muka manyun di depan komputer, kedua tangan menadah pipi, menatap kosong menembus monitor dan berfikir... Sebelum bertanya ke IT, kira-kira apa yang bisa saya lakukan???
Tapi, Alhamdulillah. Rupanya teman satu ruangan bisa memberikan solusinya untuk masalah kronos ini. *Smile...
Hari masih pagi beranjak siang. Wallahu'alam dengan apa yang ada di detik berikutnya. Masalah itu sudah pasti datangnya. Bobot beratnya pun bervariasi. Tapi semua itu tidak perlu dijadikan beban hidup. Berfikir positif saja dengan ketentuan Allah bahwa Dia menjadikan kita pribadi yang kuat, dewasa dan tangguh dengan berbagai persoalan hidup yang ada. Toh Allah tidak akan membebani kita dengan sesuatu yang tidak mampu kita tanggung. Betul tidak?
Jadi, seberat apapun masalah dan sekacau apapun hidup kita saat ini, tetaplah bersyukur. Karena itu berarti Allah masih percaya pada kapasitas kita sebagai seorang hamba. Kalau Allah tidak percaya dengan kemampuan kita, maka tidak mungkin kita diperhadapkan pada kondisi yang sekarang ini. Itu sudah. Cukup sekian. Terima kasih...
Jumu’ah mubarokah!!!
Tapi, Alhamdulillah. Rupanya teman satu ruangan bisa memberikan solusinya untuk masalah kronos ini. *Smile...
Hari masih pagi beranjak siang. Wallahu'alam dengan apa yang ada di detik berikutnya. Masalah itu sudah pasti datangnya. Bobot beratnya pun bervariasi. Tapi semua itu tidak perlu dijadikan beban hidup. Berfikir positif saja dengan ketentuan Allah bahwa Dia menjadikan kita pribadi yang kuat, dewasa dan tangguh dengan berbagai persoalan hidup yang ada. Toh Allah tidak akan membebani kita dengan sesuatu yang tidak mampu kita tanggung. Betul tidak?
Jadi, seberat apapun masalah dan sekacau apapun hidup kita saat ini, tetaplah bersyukur. Karena itu berarti Allah masih percaya pada kapasitas kita sebagai seorang hamba. Kalau Allah tidak percaya dengan kemampuan kita, maka tidak mungkin kita diperhadapkan pada kondisi yang sekarang ini. Itu sudah. Cukup sekian. Terima kasih...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar