29 Feb 2012

DIA

Dia,sebuah nama yang belum tereja


Dia, sebuah rupa yang belum tersketsa

Dia, sebuah sosok yang entah dimana

Dia, calon nahkoda sebuah biduk rumah tangga

Dia, kuyakin ada karna hati yang merasa



Rabbana...

Jaga ia dimanapun berada

Mudahkan langkahnya

Tunjukkan jalannya

Luruskan niatnya

Bulatkan tekadnya

Mantapkan hatinya

Berkahilah rizkinya

Hingga akhirnya

KAU pertemukan aku dengannya

Dalam suatu ikatan suci nan mulia

Mitsaqan ghalizha


(COPAS)

28 Feb 2012

AKU DAN JIWAKU

Merindukan nyayian ombak yang mendebur di pantai.
Kemudian menanti terbenamnya matahari.
Sendiri, ingin kunikmati petualangan itu.
Melangkah tanpa beban.
Meski tak memiliki satu apapun.
Ada kalanya ingin kucukupkan rasaku,
melapang dan menyamudera luasnya.
Walaupun yang kumiliki hanya udara,
dan kaki yang masih mampu menapaki bumi di kala itu.
Jiwaku tetap bahagia.

24 Feb 2012

CARI JODOH

Tentang pencarian jodoh. Maka silahkan saja kita mengagumi, menyukai dan mecintai siapa saja. Yang kita anggap baik secara agama, secara akhlak, dll. Tapi kita juga harus cantik bermain peran, dalam interaksi kita dengan si dia. Ada yang dinamakan mengumbar, ada juga yang disebut terlalu menutup diri. Kita tidak berdiri di keduanya. Jangan sampai melanggar aturan syar’i pergaulan laki-laki dengan perempuan, tapi tidak ekslusif juga. Santai saja Guys..
Bisa juga kita koleksi dulu mereka yg kita incar, tanpa harus mereka tau. Dan biarkan perjalanan terjadi se-alami mungkin. Kalaupun si dia sudah terlanjur tau tentang perasaan kita dan pada kenyataannya kita belum mampu melangkah ke jenjang pernikahan, maka kembali kita harus memainkan peran cantik. Yakinkanlah padanya dan diri kita sendiri, bahwa takdir tidak akan pernah tertukar. Jika memang jodoh, pasti akan bertemu jua meskipun semua orang bersepakat menentangnya. Begitupun sebaliknya, jika memang bukan jodoh, Allah pasti punya cara untuk menghapuskan rasa kekaguman itu walau sekeras apapun usaha kita untuk mempertahankannya.
Bersikap tegaslah dan tentukan target. Karena dengan target tersebut, kita akan fokus dengan niat awal kita untuk menjadikan si dia belahan jiwa kita. Sikap fokus itulah yang akan membantu kita dalam mengeksekusi strategi ikhtiar kita untuk akselerasi menuju ikatan pernikahan. Tapi, tetap kembalikan hasil akhirnya pada Allah, karena hanya pada Allah-lah satu-satunya tempat untuk kita menggantungkan semua asa.
Karena jatuh cinta, hanyalah satu bagian dari warna kehidupan, jadi jangan sampai dia mengganggu ritme keseharian kita. Nah, saat itulah kita memperkuat pinta kepada Allah. Dan adab meminta pada Allah, adalah tidak memaksa, tidak minta dipercepat, dan terbuka atas pilihan sejenis dari Allah, yang bukan spesifik yang kita minta. Cobalah mengintropeksi cara kita meminta pada Allah, jangan sampai masih ada kesan memaksakan kehendak di sana. Manusia saja tidak suka dipaksa, apalagi Allah...
Sehingga, apapun hasil akhir kisah muqaddimah cinta kita saat ijab qabul nanti, maka semua pihak akan ridho dengannya. Putuskanlah, dan resapi dalam-dalam, bahwa saat itu kita akan mencintai sepenuh hati istri/suami kita. Karena dengan bekal keputusan tadi, dengan janji bahwa kita akan mencintainya, kita akan terhindar dari godaan keong racun, dan tokek belang. Sekedar menegaskan, bahwa paling indah, jika setiap langkah hidup kita, kita selalu membingkai prasangka, dengan khusnudzon pada Allah swt..

23 Feb 2012

CRAZY LITTLE THING CALLED LOVE

“kita semua”
“memiliki seseorang yang tersembunyi di dasar hati”
“Ketika kita berpikir tentang dia, kita akan merasa seperti… umm ….”
“Selalu merasa sedikit sakit di dalam”
“Tapi kita masih ingin mempertahankan dia”
“Meskipun aku tidak tahu di mana dia sekarang ..”
“Apa yang dia lakukan”
“Tapi dia adalah orang yang membuatku mengetahui hal ini..”
…..
…..
“Hal-hal gila, yang disebut CINTA” (Crazy Little Thing Called Love)

Sebenarnya, saya tidak begitu menyukai film-film romantis, apalagi tentang kisah cinta ABG. Namun, setelah nonton film ini, saya mulai berfikir bahwa film ini mempunyai karakter unik dari film-film pada umumnya, meskipun semua kejadian yang ada di dalamnya begitu mudah ditebak. Tapi, pada kenyatannya itulah yang sebenarnya yang terjadi dalam kehidupan kita. Cinta itu sederhana.

Pesan moralnya adalah; Cinta dapat merubah segalanya, dan bisa menjadi inspirasi pemacu semangat dalam segala tindakan namun bisa menjadi sebuah malapetaka ketika tidak ditempatkan pada bagian yang sebenarnya. Perlakukanlah cinta sebagaimana mestinya.

22 Feb 2012

IMAM KELUARGA ITU LAKI-LAKI

Sepanjang perjalanan ke kantor, beberapa spanduk yang bertuliskan “Imam Keluarga Itu Laki-laki” ikut meramaikan jalan-jalan di Kota Batam. Sebuah tema tabligh akbar demi menyambut Maulid Nabi Muhammad SAW (klo gak salah). Design-nya yang nge-jreng mirip spanduk Iklan minuman Extra Joss sehingga membuatnya cukup unik di mata.
Saya memang cukup tertarik dengan design-nya, mungkin karena bawaan sebagai seorang Engineer jadi pastinya akan berfikir bahwa designernya cukup kreatif. Meskipun mirip iklan Extra Joss, tapi tetap saja unik, apalagi pemilihan kata-katanya yang dijadikan sebagai tema. Sederhana, sudah umum, tapi penuh makna yang luas jika kita mau berfikir.
Sering kita dapati dalam kehidupan sehari-hari, entah itu saudara atau teman laki-laki kita yang selalu mengungkapkan keinginannya untuk mendapatkan gadis baik-baik atau sholehah menjadi pendamping hidupnya kelak. Hal tersebut manusiawi, bukan hanya laki-laki yang menginginkan demikian, perempuan pun juga sama. Tidak peduli dia seorang bajingan, setengah bajingan, atau orang baik-baik, semua menginginkan yang terbaik dalam hidupnya. Fitrah!!!
Ada hal yang kemudian membuat saya berfikir, memang benar bahwa Imam itu adalah laki-laki, tidak ada yang bisa mengganggu gugatnya lagi. Artinya, selamanya perempuan tidak akan pernah menjadi Imam atas laki-laki, perempuan adalah Makmum. Mutlak.
Seseorang dipilih dan diangkat menjadi Imam apabila dia mempunyai kapasitas dan kualitas, tidak mungkin asal dipilih begitu saja. Kapasitas yang dimaksud adalah wawasan keilmuannya yang mumpuni, dan memiliki kualitas akhlak yang baik.
Lalu, muncul suatu trend di masyarakat kita dimana laki-laki tidak lebih besar usahanya untuk memperbaiki dirinya sendiri dibandingkan dengan keinginannya. Sehingga, hal ini bisa saja memungkinkan kebanyakan perempuan lebih baik dan lebih tinggi pemahaman keagamaannya daripada laki-laki. Dan parahnya lagi, kebanyakan laki-laki membangun sebuah opini pembenaran, “biarlah istriku nanti yang mengajariku”. What???
Sementara di satu sisi, seburuk-buruknya sampai sebaik-baiknya seorang perempuan, dia tetap berharap mendapatkan Imam yang baik, yang bisa membuatnya semakin cinta pada Tuhannya, membuat dirinya semakin menghamba, dan selalu dibenarkan oleh suaminya ketika dia melakukan kesalahan. Lalu bagaimana mungkin seorang perempuan bisa mendapatkan hal demikian jika Imam-nya tidak mampu melakukan hal tersebut???
Oleh karena laki-laki adalah Imam dalam keluarga, maka seharusnya laki-lakilah yang paling keras usahanya dalam membaikkan diri. Karena kedepannya dia akan menjadi pemimpin satu entitas keluarga. Di pundaknyalah akan bergantung kehidupan istri dan anaknya. Tanggung jawab seorang laki-laki itu sangat besar, karena dia tidak hanya bertanggung jawab di dunia saja, akan tetapi pertanggungjawaban itu akan dibawanya sampai ke akhirat atas beberapa jiwa-jiwa yang dititipkan Allah padanya itu.
Pemahaman inilah yang seharusnya disadari oleh setiap laki-laki muslim, bahwa dia adalah seorang Imam. Imam itu adalah pemimpin, dan untuk menjadi pemimpin dia harus memiliki kriteria yang menjadikannya layak untuk menjadi seorang pemimpin. Karena itu. Lakukanlah pembaikan diri dari sekarang secara terus menerus, karena belahan jiwamu menginginkannya demikian, jika kamu mengetahui.

PS: Analisa pribadi ji ini cs... ^_-

18 Feb 2012

JENUH!!!

Rasa jenuh bisa melanda siapa saja, datangnya juga bisa kapan saja tanpa mengenal waktu, tempat dan keadaan.  Kejenuhan tidak mesti hadir di saat kita menjalani kehidupan yang serba sulit, kejenuhan juga bisa hadir di saat kita berada dalam posisi enak atau nyaman. Pada dasarnya, kejenuhan ada karena kehidupan berjalan pada jalur monoton saja, lurus tak berkelok, datar tak bergelombang, tak ada tantangan.
Saat ini, saya merasa sedang berada di titik jenuh, jenuh dengan rutinitas sehari-hari yang itu-itu saja. Pagi-pagi ke kantor, sarapan, bikin “Project Schedule”, online, pulang, tidur. Begitu tiap harinya. Lingkungan kantor juga termasuk sesuatu yang menjemukan menurutku. Kumpulan orang-orang borjuis Batam ada di sini. Hmmm...benar-benar jauh dari lingkungan kehidupan yang kuinginkan.
Sebenarnya, keinginan untuk meninggalkan perusahaan ini sudah diubun-ubun. Tapi, ada beberapa hal yang mewajibkanku untuk bertahan. Selain untuk nama Almamater, saya juga pengen komit dengan niat awalku masuk ke perusahaan ini, bahwa minimal setahun saya harus berada di sini. Sekarang sudah berjalan di bulan ke 8. Tawaran di luar sana begitu menggoda, tapi kembali diriku hanya bisa memandangi setiap kesempatan yang ada berlalu begitu saja. Hanya bisa tersenyum, kemudian membuat harap dalam hati, semoga kesempatan lain menjadi milikku..
4 bulan lagi waktu normal dalam penantian mengikis kejenuhan ini, setelah itu saya akan mencari kesempatan lain untuk mencicipi suasana baru, lingkungan baru dan mungkin di pulau baru juga. Saya sudah lelah dengan kehidupan yang monoton ini, rasanya sudah tidak sabar tuk mendapatkan tantangan baru yang lebih menantang. Suasana nyaman ini bisa-bisa mematikan kreatifitas dan semangat berjuangku. Itu tidak boleh dibiarkan.
Tapi, meskipun saya diselimuti oleh rasa jenuh, tetap selautan syukurku selalu mengangkasa pada Sang Maha Pemberi Nikmat, apa yang kudapatkan di sini sungguh luar biasa. Tidak semua orang yang menginginkan di sini bisa meraihnya, namun Allah memberiku kesempatan untuk itu. Jadi, tak ada alasan untuk tidak bersyukur. Terima kasih yaa Allah...

How Did I Fall In Love With You...

Remember when
Never needed each other
The best of friends
Like sister and brother
We understood
We'd never be alone

Those days are gone
Now I want you so much
The night is long
And I need your touch
Don't know what to say
Never meant to feel this way
Don't want to be
Alone tonight

What can I do to make you mine?
Falling so hard, so fast, this time
What did I say?
What did you do?
How did I fall in love with you?

I hear your voice
And I start to tremble
Brings back the child that
I resemble

I cannot pretend
That we can still be friends
Don't want to be
Alone tonight

I want to say this right
And it has to be tonight
Just need you to know

I don't want to live this life
I don't want to say goodbye
With you I want to spend
The rest of my life

What can I do to make you mine?
Falling so hard, so fast, this time
Everything's changed
We never knew
How did I fall in love with you


Very nice liryc from Backstreet Boys.

15 Feb 2012

Alur Perayaan Cinta

Picture Bride, film berdasar sejarah migrasi orang-orang Jepang ke Pasifik itu memang memikat. Asli! Tak heran, dalam Sundance Film Festival 1995, film ini meraih penghargaan pilihan pemirsa. Kayo Hatta, sang sutradara, yang menggarap film ini sepanjang tahun 1994 berhasil menghadirkan suatu kisah dramatis tentang wanita-wanita Jepang yang berani memutuskan menikahi para perantau yang telah lebih dahulu berada di Hawaii, dengan spekulasi sangat tinggi.
Hanya satu informasi yang mereka tahu tentang calon suaminya: selembar foto! Dan konflik digarap seru, ketika ternyata foto itu adalah selembar foto yang diambil 20 tahun yang lalu. Apakah mereka masih bicara cinta? Jangan kau kira cinta datang dari keakraban dan pendekatan yang tekun Cinta adalah putera dari kecocokan jiwa Dan jikalau itu tiada Cinta takkan pernah tercipta, dalam hitungan tahun, bahkan millenia (Kahlil Gibran)
Saya punya satu kisah lagi yang tak kalah menarik dengan Picture Bride. David Weinlick nama pria itu. Tanggal 13 Juni 1998 jam 11 siang, Dave berdiri di Mall of America di Minneapolis untuk menikah. Tetapi ia belum tahu dengan siapa. Sebuah panitia yang dipimpin psikolog tenar Steve Fletcher sedang memilihkan calon mempelai wanita untuknya melalui serangkaian wawancara dengan 26 orang calon yang telah mendaftar sejak Dave “diiklankan” di televisi. Waow! Acara di mall ini melebihi apa yang diperkirakan Fletcher, ditonton ribuan orang dan ditayangkan live oleh stasiun televisi dari 6 negara.
Richard Calrlson, Ph.D., kolega Fletcher yang kita kenal di Indonesia melalui rangkaian buku psiko-pop karyanya “Don’t Sweat Little Stuff”  mengisahkan ketakjubannya bahwa Fletcher dan timnya memulai acara di jam 7 pagi, mulai memilih jam 13.30 siang, dan Elizabeth Runze sang mempelai wanita terpilih dan dinikahkan dengan Dave tepat pukul 16.00 sore. Satu menit menuju pernikahan. Sekali lagi “Waow!”, kata Carlson. Siapa yang was-was selalu? Tentu saja Steve Fletcher, sang comblang yang jauh-jauh hari telah dikatai bercanda, gila, dan mabuk saat menyelenggarakan acara ini.
Selama beberapa tahun ia terus menjalin komunikasi.dengan Dave dan Elizabeth. Ia selalu bertanya, “Bagaimana?” Dan hingga kini ia tersenyum karena mereka masih saling mabuk kepayang pada pasangan hidupnya dalam sebuah rumahtangga harmonis yang sering terasa utopis bagi orang Amerika.
Bagi mereka yang mengupayakan cinta hanya ada iklim hangat dan iklim sejuk meski ada goda aurora dan pelangi khatulistiwa Bagi mereka yang mengupayakan cinta setiap musim membagi cinderamata kristal salju, kuntum bunga, pasir pantai, serasah hangat juga payung dan layang-layang Bagi mereka yang mengupayakan cinta di tiap cuaca cerah berbagi harapan, awan bersulam rahmat, hujan menyanyi rizqi, badai mengeratkan peluk dan tiba-tiba, surga mengetuk pintu rumah Apa rahasia kesuksesan pernikahan yang kisahnya seperti judul buku saya -Nikmatnya Pacaran Setelah Pernikahan- itu? “Mengapa kau yakin ini akan berhasil?”, tanya teman-teman. Kata Elizabeth, “Karena aku yakin ini akan berhasil. Sesederhana itu.
Aku fokus pada apa yang dibutuhkan untuk membangun kehidupan bersama yang panjang dan penuh kebahagiaan”. Bagaimanapun, saya kagum pada kisah ini. Saya lalu teringat pada beberapa undangan walimah di atas meja yang mencantumkan ayat Allah, Surat Ar Ruum ayat 21. “Dan di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah Dia menciptakan untuk kalian dari anfus (jiwa-jiwa) kalian sendiri, azwaaj (pasangan hidup), supaya kalian ber-sakinah kepadanya, dan dijadikan-Nya di antara kalian mawaddah dan rahmah. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda bagi kaum yang berpikir”.
Saya pikir, inilah yang kita punya. Inilah manhaj yang seharusnya kita jadikan plot (alur) dalam merayakan cinta. Sedihnya, kebanyakan mereka yang mencantumkannya dengan tinta emas di atas undangan mewah tak menghayati maknanya. Ringkasnya, ada beberapa kata kunci yang saya tangkap dari ayat ini.
1. Min anfusikum. Dari jiwa-jiwa kalian. Artinya, hal pertama yang dibicarakan Al Quran tentang pernikahan dua manusia adalah kesejiwaan. Ruh itu, kata Nabi seperti tentara. Jika kode sama, sandinya nyambung, meskipun belum saling melihat mereka pasti bersepakat. Jika tidak, ya tembak dulu, urusan belakangan. Kodenya saja sudah nggak nyambung sih. Nah, apa sih kode dan sandi untuk ruh? Komitmen kepada Allah dan agamanya. Itu saja. Itulah kesejiwaan. Dave dan Elizabeth menunjukkan pada kita bahwa sekedar komitmen untuk membina rumahtangga bahagia saja bisa sedemikian kuat. Apalagi komitmen yang lebih besar seperti kesamaan visi untuk memperjuangkan agama Allah?

2. Azwaajan. Pasangan hidup. Tak berlama-lama, sesudah kesesuaian jiwa, Al Quran segera mengatakan bahwa mereka menjadi suami isteri. Saya tergelitik dengan pesan Dave yang mengisyaratkan kuatnya komitmen mengalahkan kekanak-kanakan jiwa. “Orang selalu berpikir”, kata Dave, “Bahwa kita harus mencari pasangan yang tepat, maka hubungan akan berhasil. Aku ingin katakan, berhentilah mencari orang yang tepat, dan jadikan orang di samping anda yang memang hebat itu menjadi orang yang tepat!”.  Dave mengajari kita menjadi manusia yang lebih tinggi, manusia yang “menjadikan”, bukan sekedar “mencari”. Dan Dave benar. Ada dua hal di dunia ini. Menikahi orang yang dicintai atau mencintai orang yang dinikahi. Yang pertama hanyalah kemungkinan. Sedangkan yang kedua adalah kewajiban.

3. Litaskunuu ilaihaa. Supaya kalian tenteram, tenang, padanya. Unik sekali. Kata hubung yang dipakai adalah huruf lam (li) yang menunjukkan otomatis. Kata Allah, kalau pernikahan dimulai dari kesejiwaan, maka otomatis seorang suami akan merasakan ketenteraman pada isterinya, dan seorang isteri akan merasakan ketenangan pada suaminya. Lhoh, kok banyak rumahtangga tidak sakinah? Mungkin karena tidak dimulai dari kesejiwaan sehingga untuk sekedar tenteram saja ikhtiyarnya harus luar biasa keras. Apa sih sakinah itu? Sederhananya, sakinah inilah yang menyebabkan pernikahan disebut separuh agama seseorang. Dengannya seorang insan bisa mengoptimalkan potensinya untuk menjadi ‘Abdullah (hamba Allah), dan khalifah (pengelola nikmat-nikmatNya untuk kemashlahatan alam semesta). Tenteram karena gejolak syahwat telah menemukan saluran yang halal dan thayyib, tenang karena ada sahabat lekat yang siap mendukung perjuangan.

4. Wa ja’ala bainakum mawaddatan. Kemudian ada yang harus diproses, diupayakan, yakni mawaddah. Apa itu mawaddah? Wah, bahasa Indonesia dan bahasa Inggris memang kekurangan kosakata untuk cinta. Hanya cinta dan love. Padahal bahasa Arab punya empat belas. Nah, saya membandingkan pemaknaan Ibnul Qayyim Al Jauziyah terhadap mawaddah dalam buku Raudhatul Muhibbin dengan salah satu jenis cinta yang disebut Erich Fromm dalam The Art of Loving sebagai cinta yang erotis-romantis. Nah, ternyata bisa disejajarkan. Jadi mawaddah adalah cinta yang erotis-romantis. Bentuknya bisa ekspresi yang paling bathin sampai paling zhahir, dari yang sifatnya emosional hingga seksual. Inilah mawaddah.

5. Wa (ja’ala bainakum) rahmatan. Yang harus diusahakan bukan cuma mawaddah tapi juga rahmah. Ini juga cinta lho, bukan sekedar kasih sayang. Cinta yang bagaimana? Cinta yang seperti lagu, kasih ibu kepada beta tak terhingga sepanjang masa. Hanya memberi tak harap kembali, bagai sang surya menyinari dunia. He he, jadi ingat waktu TK. Inilah cinta yang memberi -bukan meminta-, berkorban -bukan menuntut-, berinisiatif -bukan menunggu-, dan bersedia, -bukan berharap-harap. Erich Fromm menyebutnya cinta keibuan.
Nah, sekilas inilah alur perayaan cinta yang dituntunkan Al Quran. Jika kita mendesain perayaan cinta dengan plot ini, tanpa bermaksud lancang pada Allah saya berani menjamin bahwa dalam pernikahan kita bisa menemukan Bahagianya Merayakan Cinta, buku saya yang keempat itu. Nah, kok banyak pernikahan yang error? Biasanya karena plotnya kacau.
Pernikahan tidak dimulai dengan kesejiwaan tapi justru dengan mawaddah. Sebelum menikah mereka sudah menikmati cinta yang erotis-romantis. Entah apa namanya. Pacaran. TTM. HTS. Semuanya adalah mawaddah. Tanpa sakinah, apalagi rahmah. Perhatian, kado, bunga, coklat, kedekatan, khalwat, bersentuhan, pandangan. Itu semua mawaddah. Bahkan sms berisi nasehat “Bertaqwalah pada Allah”, missedcall tahajjud, hadiah buku&kaset nasyid berjudul Jagalah Hati, dan seterusnya, itu juga mawaddah. Bentuknya saja yang berbeda.
Yang satu bunga dan coklat valentine. Yang lain buku dan kaset dakwah. Tetapi sensasi yang dirasakan oleh pemberi dan penerima sebenarnya sama: mawaddah. Demi Allah, silakan pasang ECG (Electro Cardiograph) di jantungnya dan EEG (Electro Encephalograph) di otaknya. Sinyal yang dihasilkan persis. Artinya sensasi yang dirasakan sama.. Nah, hati-hati dengan mawaddah. Biasanya meski engkau wahai aktivis dakwah, memulai dengan kesejiwaan, coba-coba mencicipi mawaddah sebelum dihalalkan akan mengaburkan kesejiwaan itu dan membuat segalanya berantakan. Celakalah mereka yang menikmati mawaddah sebelum waktunya! Katakan, “Aamiin..!”
(Salim A Fillah)


Sebuah narasi yang indah, sangat mencerahkan hati dan mampu membuat diri ini tuk sejenak berpikir, lalu bertanya, benarkah rasa ini karena Allah??? Atau jangan-jangan ini hanyalah angan-angan yang berusaha dibenarkan oleh akalku saja. Aku bermohon kepada Allah, semoga aku tetap berada pada jalur hati yang diridhoi-Nya dan diteguhkan niat karena-Nya. Aamiin...

14 Feb 2012

DIRIMU

Bukan besar kecilnya penghasilan,
yang menjadikan tinggi rendahnya nilai dirimu.
Jadilah saja dirimu….
Sebaik-baiknya dari dirimu sendiri
Bagiku, itu sudah cukup...

KUTRAKTIR KAMU DENGAN DUITMU...

Dari judulnya, mungkin alur ceritanya sudah bisa ketebak. Tapi dak masalah juga klo saya menceritakannya secara detail. Dijamin dak bakal rugi deh, sekalian saya kasi bonus inspirasi.
Jadi, tersebutlah 3 orang saudara kandung yang sedang berjalan-jalan ke mall. Sebut saja Nita, Ekki dan Rana. Nita adalah saudara tertua yang berkarakter keibuan. Sebagaimana ibu-ibu pada umumnya, pasti cerewet. Rana, si bungsu yang paling cuek tapi penurut. Suara kakak-kakaknya adalah suara Tuhan baginya, daripada bermasalah mending nurut aja katanya. Sedangkan Ekki, usilnya minta ampun, sok dewasa dan sok merintah terhadap saudara-saudaranya yang lain.
“Kalian boleh pilih makanan apa saja hari ini. Plusssss...Silahkan ambil pakaian yang kalian suka. Aku yang bayarin deh”. Dengan gaya bak bos, Ekki menawarkan tawaran yang sangat menggiurkan pada kakak dan adiknya. Sejenak Nita & Rana saling pandang. Nampak jelas di raut wajah mereka tidak mempercayai Ekki.
“Tumben mau traktir, biasanya gak pernah”. Sela Nita memastikan.
“Nih, lihat isi dompetku. Aku lagi baik nih”. Masih dengan gayanya yang sombong, Ekki menunjukkan isi dompetnya.
“Ok!!!”. Jawab Nita & Rana yang hampir serentak. Ekki terlihat memberikan senyum penuh kepuasan.
Setelah puas makan dan belanja, akhirnya mereka pulang ke Kost-an. Perjalanan yang cukup melelahkan namun meninggalkan kebahagiaan tersendiri buat mereka bertiga. Masing-masing mereka tengah sibuk dengan pikirannya saat itu.
“Oh yah, ini duit buat kak Nita dan ini buat Rana”. Ekki mengeluarkan beberapa duit 100rb-an masing-masing buat Nita & Rana.
“Kok cuman segini? Kata mama kan sekian ******.” Nita kemudian protes dengan jumlah yang diterimanya.
“Loh, kalian lupa yah? Tadi kan kita abis makan dan belanja. Bayarnya yah pake duit kalian. Hahahaha”.
“Gubraakkkkkkk”. Nita & Rana tidak bisa lagi berbuat apa-apa, harusnya dari awal mereka sudah menyadarinya. Yah, nasi sudah jadi tumpeng.

PS: Sebenarnya ini adalah tulisan dari jaman bahula, tapi baru dipublikasikan sekarang... Cerita ini diangkat dari kisah nyata saya bersama kakak & adikku ketika masih berstatus mahasiswa. :) Thanks berat buat Kakaku Nita yang mengasuhku selama 2 tahun di Makassar dan buat adikku tersayang, Rana, makasih banyak untuk semua kebaikan dan kesabaranmu melayaniku selama 3 tahun di Makassar. I am nothing without you all... Maaf, belum bisa bayar semua utang-utangku pada kalian. :)

13 Feb 2012

Baik dan Buruk

“Suatu kebaikan tidak dikatakan baik jika pada akhirnya berujung pada keburukan. Dan suatu keburukan juga tidak dikatakan buruk jika pada akhirnya membawa kebaikan”. Saya tidak ingat, itu hadits apa sebuah pepatah bijak. Tapi saya sangat tertarik tentang esensi dari kalimat tersebut.
Sering kita mendapatkan orang-orang atau diri sendiri sibuk melakukan pembenaran atas tindak tanduk dan kata-kata yang kita ucapkan. Sadar atau tidak sadar, sejatinya banyak hal buruk yang kita lakukan yang kemudian dicari pembenarannya oleh akal. Semua berawal dari niat dan diakhiri dengan niat pula, itulah hasilnya.
Ada suatu kejadian di Batam, dimana ada sebuah komplotan perampok profesional yang juga memiliki beberapa Lembaga Sosial. Jadi, dari hasil pencuriannya tersebut, mereka gunakan untuk kegiatan amal. Tujuan mereka memang baik, yakni membantu sesama, tapi caranya yang tidak baik. Kalau dilihat dari pepatah di atas, ini tidak bisa dikatakan hal buruk yang kemudian menjadi baik karena bagaimanapun mereka telah mencuri. Juga tidak bisa dikatakan hal baik karena pada akhirnya yang namanya hasil curian tetap tidak baik untuk dikonsumsi. Haram..
Mungkin kita sudah familiar dengan istilah “white lie”. Terkadang kita dikondisikan untuk melakukan sebuah kebohongan demi yang kita anggap kebaikan untuk seseorang. Namun terkadang, dari kebohongan ini ada pihak lain yang kita rugikan. Jadi tetap saja hasilnya buruk meskipun niat awalnya baik. Yah, kecuali bohongnya menyangkut nyawa seseorang, mungkin bisa ditolerir-lah.
Atau sikap keras & tegas orang tua terhadap anaknya. Banyak kita jumpai orang tua yang kemudian memukul anak-anaknya lantaran ingin melihat kebaikan pada anak-anaknya. Sekilas kita melihat itu buruk, namun pada akhirnya itu akan membawa kebaikan buat sang anak. Untuk itu, KOMNASHAM harus jeli melihat kasus seperti ini.
Jadi untuk memahami pepatah tersebut diperlukan kedewasaan dan kejernihan pikiran serta wawasan yang luas pula. Terkadang kita hanya mau menerima suatu kebenaran dari sudut pandang kita sendiri atau dari orang-orang yang kita “anggap” benar tanpa mau menerima kebenaran dari sisi sudut pandang orang lain.
Adakalanya, kita sudah menggunakan dalil yang sama kemudian sudah dikuatkan oleh pendapat ulama terdahulu yang sama pula, namun karena yang kembali mengatakannya dari kelompok yang berbeda maka kebenaran itu kemudian kita tolak. Ini masalah, masalah mental atau kejiwaan. Pemikiran yang sempit, egoisme tinggi selalu saja membutakan hati kita. Padahal tidak ada celahnya jika mengakui kebenaran itu, jika memang benar. Klopun kita bersebrangan pendapat, seharusnya kita tidak saling menghujat tapi menjadikannya sebagai tambahan wawasan.
Kembali lagi ke masalah niat, karena segala sesuatunya itu berpangkal pada niat.

Berbagi Helm SNI

Mungkin masih banyak diantara kita yang belum menyadari dengan sebenar-benarnya kesadaran akan pentingnya menggunakan Helm pada saat mengendarai sepeda motor. Untuk itu, saya ingin berbagi sedikit pengalaman, semoga bisa bermanfaat buat kalian dan juga pastinya buat saya. Dari judulnya, jangan salah paham yah. Ane blum punya kemampuan untuk membagi-bagikan helm gratis. Bisanya baru share pengalaman aja. :)
Pertama, pernah suatu ketika saya berangkat kerja. Waktu itu masih pagi banget, sekitar jam 6 pagi. Tiba-tiba saja lewat seorang pengendara motor yang melaju dengan kencang di sisiku. Kurasakan seperti ada semacam taburan beling menghantam tubuhku. Kenapa saya katakan itu beling, karena saya merasakan bunyinya ketika menyentuh aspal. Tidak seperti bunyi pasir atau kerikil ketika bersisian dengan mobil truk pengangkutnya. Alhamdulillah, saya mengenakan helm secara sempurna waktu itu. Kacanya saya turunkan dan karena dingin saya menggunakan masker dan kaos tangan. Saya tidak bisa membayangkan apa jadinya jika beling tersebut mengenai mata saya.
Kedua, saya suka melalui jalur yang dimana di sana ditumbuhi banyak pohon. Biar terasa sejuk dan nyaman. Beberapa waktu yang lalu, ada-ada saja kejadian kecil yang bisa membuat kita berhenti sejenak kemudian berpikir. Bisa-bisanya di tengah perjalanan seekor burung melemparkan kotorannya pas ke arah mukaku. Lagi-lagi saya terselematkan oleh helm. Gak kebayang deh, gimana jadinya klo kotoran burung tersebut mengenai mukaku.
Ketiga, berkendara dikala hujan memang tidak mengenakkan. Namun, perasaan tidak enak itu harus dilupakan demi sebuah konsekuensi atas komitmen pada sikap profesionalisme kita yang terikat pada sebuah instansi atau lainnya. Kita tidak bisa menyalahkan mobil atau motor yang berjalan di depan dan di samping kita ketika kecipratan air. Karena itu, tetaplah gunakan helm dengan baik dan benar agar wajah cantik dan gantengnya tidak ternodai oleh kotoran jalanan.
Terakhir, menggunakan masker dan kaos tangan sebagai pelengkap helm adalah baik. Ibaratnya, helm adalah wajib, hal sunnah-nya adalah 2 aksesoris tadi. Sebagaimana pengertian sunnah, dikerjakan dapat manfaat klo tidak dikerjakan rugi sendiri. Awalnya saya menggunakan ke-dua aksesoris tersebut karena jenis kulitku yang cukup sensitif terhadap sinar matahari, tapi kemudian saya menyadari bahwa ada hal besar yang kemanfaatannya lebih dari itu.
Sebenarnya masih banyak manfaat lainnya dari penggunaan Helm SNI ini. Tapi, dari hal kecil ini semoga kita sama-sama bisa saling mengingatkan. Safety First!!!

12 Feb 2012

SESUATU YANG INGIN KUDAPATKAN


Akhirnya, muncul juga “sesuatu” yang INGIN dan HARUS kudapatkan. Aku serius. Selama ini aku tak pernah mempunyai ambisi apalagi terobsesi terhadap sesuatu. Banyak hal yang kuinginkan dalam hidupku, tapi semuanya selalu kuukur dengan kemampuanku. Jika lebih sedikit dari kemampuanku, maka semuanya akan kuserahkan kepada kedua orang tuaku. Sejatinya, aku belum pernah merasakan bagaimana rasanya berjuang untuk mendapatkan sesuatu.

Aku memang terlalu pengecut, menghindar dan menghindar lagi, berlari dari satu mimpi ke mimpi lainnya. Sudah tiba masanya hidup menentukan pilihan. Ada kalanya, gerak hati tidak mampu dikendalikan lagi. Dan saat itu, akan kubiarkan ia bebas menentukan takdirnya.

Aku sudah terlalu terbiasa nyaman dalam pelukan kedua orang tuaku, aku tak perlu memikirkan kerasnya hidup karena selalu ada pundak mereka untukku menyandarkan semua bebanku. Kekhawatiran terbesar orang tuaku adalah bagaimana jika mereka sudah tak bisa lagi menemaniku, dan juga sebenarnya itulah kekhawatiran terbesarku. Aku begitu bergantung pada mereka.

Aku tidak pernah merasa kekurangan satu apapun dalam pelukan mereka, semuanya sudah terasa sempurna. Tapi kini, aku mulai merasa ada sesuatu yang kurang dari kesempurnaan itu. Dan aku harus berusaha untuk menyempurnakannya. Aku ingin kali ini tidak mengandalkan mereka lagi, tapi harus kuraih dengan tanganku sendiri.

Sebuah harapan tanpa suara menanti, ini sungguh memilukan hati. Mungkin ada 1001 alasan untuk menyerah, tapi bagiku cukuplah 1 alasan untukku tetap berjuang, yaitu CINTA. God...Please, HELP me!!!

11 Feb 2012

A Little Thing Called Love

Cinta adalah Takdir..

Cinta adalah Jodoh..

Cinta itu harus memiliki..

Jika tidak, maka itu bukanlah cinta.

Tapi nafsu..

10 Feb 2012

Antara Malu dan Sebuah Janji


Kamis, 19 February 2012. Satu kebodohan telah aku lakukan.  Aku telah sukses mempermalukan diri sendiri bahkan mungkin menurut sebagian orang itu sama saja dengan menghinakan diri. Entahlah, aku tak peduli.

Aku belum pernah pacaran, di seumur hidupku. Dari SD sampe sekarang, sejak aku mengerti kata mengagumi dan dikagumi, menyukai dan disukai atau mencintai dan dicintai, perasaan itu selalu kubiarkan berlalu begitu saja. Aku ingin fokus dengan pendidikanku dan aku tidak akan pernah membiarkan satupun mengganggu konsentrasiku, termasuk orang yang kusukai atau menyukaiku.

Tidak mudah melewati masa-masa sekolah dengan status jomblo, apalagi aku termasuk salah satu siswi cukup populer di kalangan teman-teman, bukan karena cantik, tapi karena beberapa hal. Pastinya aku pernah mengagumi seseorang, bukan hanya seorang malah, tapi banyak, namun justru itu yang membuatku mampu bertahan dengan prinsipku. Yah, kekagumanku belum habis pada satu orang kemudian muncul lagi kekaguman pada sosok lain. “Mata keranjang”, kata temanku. Tapi seperti itulah caraku menjaga hati.

Setelah menjadi mahasiswa, godaannya makin berat. Berada di lingkungan yang di dominasi oleh kaum Adam bukanlah hal mudah untuk tetap menutup mata hati. Tapi beruntunglah, Allah menunjukkanku pada sebuah pemahaman yang baik tentang Islam. Dan makin kuatlah pertahananku untuk tetap memelihara predikat jomblo-ku.

Dunia kerja menawarkan cerita yang berbeda lagi. Dan di sinilah kurasakan ujian hati yang paling berat. Salah sedikit saja, maka hasilnya akan sangat fatal. Setidaknya begitu menurutku. Dan aku masih harus berjuang mempertahankan status jomblo-ku. Sampai kapan? Entahlah, namun aku yakin, sebentar lagi. Aku hanya butuh sedikit tambahan kesabaran lagi, agar tidak melakukan kesalahan di masa “injury time” ini.

Banyak yang bertanya, “kamu tunggu apa lagi, sist? Karir sudah mapan, lingkunganmu mendukung untuk mendapatkan lelaki “se-level” bahkan di atasmu saat ini. So?”. Hmmm..aku tunggu apa lagi? Aku pun jadi ikut bertanya pada diriku sendiri. 

Sebenarnya, aku memang sedang menunggu. Menunggu hatiku bisa mencintai seseorang. Seseorang yang bisa membuat hatiku bergetar jika namanya kusebut, seseorang yang bisa membuat irama degupan jantungku berbeda dari biasanya. Dan aku belum pernah mendapatkan perasaan itu dari sederetan nama yang pernah kukagumi dan mengagumiku. Hingga, beberapa hari yang lalu kurasakan itu pada satu orang.

Aku bahagia bisa merasakan getaran itu. Tidak peduli cintaku akan berbalas atau tidak. Karena sudah lama aku menginginkan perasaan itu, namun tak kunjung kurasakan. Begitu sulit untukku menyukai seseorang dengan sebenar-benarnya suka, sayang dan cinta. Sampai kadang aku berpikir, sepertinya tidak ada satupun laki-laki di dunia ini yang mampu mengambil hatiku. Hampir saja aku putus asa terhadap perasaanku sendiri.
Itulah, mengapa aku pernah berjanji pada diriku sendiri, “jika suatu saat hatiku bergetar ketika mengingat seseorang, maka kupastikan aku akan mengungkapkan perasaanku itu padanya”. Aku merasakan itu dan aku telah menunaikan janjiku. Telah kunyatakan perasaanku.

Mungkin ini akan terlihat gila. Aku menyukai laki-laki yang umurnya setahun di bawahku. Aku tau wajah dan namanya tapi yang sebenarnya aku tidak mengenalnya. Meskipun sudah pernah ada interaksi dengannya, tapi tak satupun terekam dalam memoriku bahkan suaranya tak lagi bisa kuingat. Aku tidak tau apa pekerjaannya dan keberadaannya pun jauh dariku. Aku pun masih meraba-raba hatiku, apa yang membuatku begitu mencintainya. Ada yang bilang bahwa terkadang kita tidak memerlukan alasan untuk mencintai seseorang, tapi bagiku tidak. Cinta itu memerlukan alasan, setidaknya aku tau bahwa dia seorang “ikhwan” dan bagiku itu sudah mewakili 70% kriteriaku. Apalagi klo dia tidak merokok, 20% terpenuhi lagi. Sisanya, biarlah waktu yang menunjukkannya pada hatiku.

Aku belum tau bagaimana takdir membawa cerita ini menemukan muaranya. Sepertinya jalan kedepannya akan rumit. Meskipun “dia” mengatakan bahwa ia sangat senang mengetahui perasaanku padanya, tapi tetap saja semuanya masih samar-samar. Ibarat menggantung dan digantung tanpa tali. Tapi biarlah seperti itu adanya sekarang. Aku masih ingin merasakan indahnya mencintai dan menyayangi seseorang. Urusan kedepannya, nanti saja dipikirkan. Tidak ada yang sulit di dunia ini jika kita mau berjuang. Bukankah sesuatu itu akan lebih terasa nilai dan harganya jika diperolehnya dengan segenap perjuangan?

Jujur, aku sangat malu dengan kejadian ini. Aku merasa benar-benar bodoh. Mungkin inilah kebodohan tingkat tinggi yang pernah kulakukan. Memalukan memang. Aku sempat marah pada diriku sendiri. Tapi bila dirasa-rasa, justru aku sangat bersyukur dengan kebodohanku ini. Aku tidak tau, apa masih bisa merasakan perasaan ini lagi selain pada dirinya? Entahlah... rasanya tak masalah sesekali terlihat bodoh di depan orang yang kita cintai. Langit masih biru, dunia belum berhenti berputar dan lautan pun belum mengering karenanya.

Sekarang, aku hanya butuh memaksimalkan ikhtiar dan terus memperbaiki diri, dan pastinya tetap menyerahkan semua ini pada skenario hebat-Nya. Jika memang dialah takdirku, semoga Allah menunjukkan jalannya. Aamiin..




8 Feb 2012

MAAF, AKU MENCINTAIMU

Kukira, dengan berlalunya banyak hari, kaupun akan begitu di hatiku. Tapi ternyata aku salah. Semakin hari, kau selalu hadir membayang di mataku. Awalnya aku bahagia dengan keputusanmu, namun sekarang aku yang terluka.
Katakan padaku, apa yang harus kulakukan? Nalarku meragukan kesungguhanmu, tetapi jiwamu telah menali hatiku. Kau tau? Dulu, sekalipun aku tak pernah memikirkanmu, membayangkan wajahmu apalagi menginginkanmu. Tapi sekarang, semua impianku adalah tentang dirimu.
Sungguh, betapa penting urusan ini bagiku. Kau telah menggelisahkan rasaku, kau berhasil mengacak-acak pikiranku dan kaulah laki-laki pertama yang sukses mendapatkan air mataku. Aku menangis karena menahan rindu padamu. Bisakah kau rasakan rasaku ini?
Kau pernah bertanya tentang rasaku padamu dan kubilang tak ada yang istimewa. Itu benar, dulu. Bahkan beberapa hari yang lalu masih seperti itu. Hingga pagi tadi, kudapati ada bulir bening basah di pipiku mengingatmu. Hatiku bergetar. Dan getar itulah yang kucari selama ini. Apakah itu cinta? Ya, kukatakan padamu, “maaf, aku mencintaimu”.


Sekarang kau sudah tau pengakuanku. Tak perlu lagi ada yang dijelaskan atau diragukan di sini. Aku tidak akan menunggumu datang menjemputku. Karena bila pun kau belum datang, pada saatnya nanti aku yang akan datang padamu. Dirimu siap atau tidak siap, aku tak peduli.

7 Feb 2012

MUNGKIN KARENA INI

Sekarang saya benar-benar mulai mengerti. Mengapa sampai sekarang saya belum menikah. Bukannya Allah tidak memberikan saya kesempatan untuk mengenal orang-orang baik dalam hidupku,  yang tidak baik itu bukanlah mereka, tapi diriku sendiri. Saya selalu mencari sosok yang sempurna di mata dan nalarku, sementara jauh di dasar hatiku mengetahui bahwa saya bukanlah orang baik. Saya belum pantas untuk setiap kebaikan yang kuinginkan.
Kebanyakan menilai dari luarnya saja, yang bisa dilihat oleh mata saja. Padahal, yang sesungguhnya saya tidaklah sebaik dari yang dipikirkan orang-orang di sekitarku. Sebenarnya saya sering muak dengan pengakuan-pengakuan itu, tapi itu hak mereka, mungkin itulah yang dirasakannya.
Jika saya lebih banyak tersenyum, cenderung cuek dan sering memilih diam atau pergi begitu saja ketika saya menemukan kondisi yang tidak saya sukai, bukan berarti saya tidak bisa marah, apalagi ada yang mengatakan bahwa saya adalah orang yang tidak bisa marah. Yang sesungguhnya adalah bahwa saya seorang pemarah. Saya diam ketika marah karena takut mengeluarkan kata-kata yang tidak ingin kalian dengar, dan saya sadar konsekuensinya, kalian bukanlah orang tuaku atau saudara kandungku yang seberapapun marah dan kasarnya ucapanku, dalam hitungan detik atau menit, semuanya bisa terlupakan, seperti buih yang tertelan ombak. Tapi jika itu kalian, saya tau akan susah membuatnya seperti semula. Begitupun jika saya lebih memilih untuk beranjak pergi, saya malas berdebat.
Itu masalah sifat pemarahku. Kemudian masalah tanggung jawab. Mengurus diri sendiri saja saya sudah kewalahan. Apalagi harus mengurusi anak orang lain, ditambah lagi anak-anakku kelak. Saya tidak mungkin selalu membebani suamiku kelak dengan setiap hari memintanya memasang kancing lengan kemejaku karena saya begitu sulit melakuknnya sendiri. Saya tidak mungkin menjadikan suamiku seperti alarm seumur hidupnya untuk sekedar mengingatkan aku agar tidak lupa memakai kacamata, tidak lupa membawa dompet, tidak lupa mengunci pintu rumah, dll sebagainya. Saya sendiri sudah pusing dengan sifat pelupaku, bagaimana dengan orang lain???
Bagaimana mungkin saya akan memijat suamiku yang kelelahan mencari rezeki untukku nanti jika saya masih sering berpikir 1000x untuk mencuci piring di dapur. Kemudian, apakah saya masih akan meminta pakaian di londry saja karena takut kulit tanganku rusak? Ahhh...aku tidak bisa membayangkan betapa menderitanya suamiku kelak karena mendapatkan aku sebagai istrinya.
Suamiku makan apa nanti, jika sampai sekarang memasak sayur sup saja saya tidak tau? Tidak mungkin kami akan makan di warung terus kemudian akan meng-delivery order jika malas keluar rumah seperti yang selama ini kulakukan. Itu bukanlah rumah tangga, tapi sebuah kehidupan yang pincang.
Lalu, bagaimana dengan anak-anakku kelak? Bisakah saya mengalirkan kasih sayang dan cinta mengikuti aliran darah mereka? Betapa diri ini begitu diselimuti kekurangan. Saya tidak tau menunjukkan perhatian yang baik buat anak-anak kecil. Saya tidak tau bagaimana cara mendapatkan hati mereka. bayangkan saja, 2 minggu tinggal di rumah bersama 3 orang ponakanku, dan saya tidak bisa menjinakkan si bungsu untuk dengan ikhlas menuju pangkuanku. Betapa sakitnya perasaanku melihat pemandangan itu.
Saya masih butuh banyak waktu untuk belajar, menata hati dan pikiran biar bisa bersikap lebih dewasa dan bertanggung jawab. Saya tidak bisa mengharapkan orang lain untuk membantuku keluar dari urusan pelik ini, apalagi bermimpi ada laki-laki baik melebihi malaikat mau memaklumi semua kekurangan-kekuranganku tersebut. Yaa Allah, sungguh berat urusan ini bagiku, tapi kumohon, mampukan aku untuk bisa memperbaiki semuanya...
Aamiin yaa Rabb...

PEREMPUAN

Seorang perempuan, seberapa jelatanya pun dia, adakalanya bisa menjadi seorang ratu. Dan seberapa ningratnya pun dia, tidak tertutup kemungkinan dia bisa saja menjadi babu. Kau tau kenapa? Karena semua itu tergantung perlakuan dari laki-laki yang dicintainya.
Begitu besar cinta seorang perempuan kepada kekasihnya, suaminya dan anak-anaknya, hingga semua hal yang tidak mungkin menjadi mungkin baginya. Sesulit apapun badai kehidupan yang menganga, maka dia akan tetap tegar melebihi batu karang. Kau tau kenapa? Karena dia sadar, bahwa tak ada cinta yang mudah di dunia ini.
Mengikhlaskan mimpi di masa muda menjadi seperti buih, saat ombak datang, ia akan menghilang, melebur ke dalam ombak. Kau tau kenapa? Karena ombak itulah kehidupannya, kini dan selamanya.

CINTA

Di dunia ini, tak ada cinta yang mudah..
Dia adalah perjuangan..
Dia adalah pengorbanan..
Dia akan meminta semua yang kau miliki hingga habis..
Dan kau bahagia melakukannya..

2 Feb 2012

RAIHLAH CINTAMU, SAUDARAKU!

Ada yang berubah di sikapmu. Sudah lama kusadari itu, namun hatiku terlalu sibuk untuk memastikan perubahan itu. Tak pernah ada sms ataupun telepon selama 2 bulan terakhir ini, bahkan tak ada lagi candamu meskipun di Facebook. Lagi-lagi aku menyadari perubahanmu, tapi tetap saja hatiku tak punya waktu tuk menghiraukannya...
Hari ini, kudapati kamu berjalan dengan seorang perempuan. Perempuan yang begitu cantik di hatimu, pastinya. Kemudian aku tersadar, mencoba meraba tatapan matamu, apakah ini alasannya?
Oh..aku tidak habis pikir, jika harus seperti ini akhirnya. Awalnya, kupikir hubungan ini tak akan pernah menali siapapun untuk terikat satu sama lainnya. Aku minta maaf, jika kamu sempat salah mengartikan sikapku selama ini. Sungguh, di sini tak pernah ada rasa istimewa untukmu. Bagiku, kamu adalah saudaraku, kupikir kamu cukup memahami keinginanku yang selalu menginginkan kehadiran sosok saudara laki-laki. Kuakui, memang itu kudapatkan darimu. Tapi, perasaanku padamu tak akan pernah lebih dari itu. Bukankah sudah berkali-kali kutegaskan padamu akan lelaki impianku, dan kamu tau semua itu tidak ada pada dirimu. Jadi bagaimana mungkin aku mencintaimu???
Karena itu, pergilah saudaraku. Raihlah satu jiwa yang akan selalu menemani harimu. Aku akan tetap menjadi saudaramu. Maka tersenyumlah selalu padaku. Kurindukan candamu, bisakah kita tetap seperti dulu? Seperti apa adanya kita, tanpa perlu ada beban dan kepalsuan. Berjalan bersama mengurai mimpi di hari yang lalu dan kuharap, suatu saat nanti kita akan bertemu lagi dengan tetap membawa senyum di hari ini. Hari yang akan sama-sama kita rindukan kelak.