Menyederhakan kesederhanaan, sederhana sekali kata-kata ini. Namun pada hakikatnya tidaklah mudah dibawa dalam aksi nyata. Terkadang fikiran sudah mampu berdamai dengan ide-ide kesederhanaan yang difahaminya, akan tetapi perilaku tidak mampu mengamininya.
Kesederhanaan itu bukan hanya terpaku pada tampilan fisik yang apa adanya, tapi dia adalah sebuah pola fikir yang kemudian terintegrasi menjadi gaya hidup. Sayangnya, banyak diantara kita yang bersembunyi dibalik kata-kata “sederhana” tadi untuk menutupi ketidakmampuan diri, ketidakberdayaan, rasa iri dan rasa malas.
Misalnya seperti ini; Sebut saja nama salah satu Anggota DPR RI, Anis Matta yang mengenakan jam tangan seharga 70 juta+ rupiah. Banyak komentar miring yang kemudian ditujukan kepada beliau. Katanya itu sangat berlebihan sehingga mencederai hati rakyat. Sebagai rakyat, jujur saya tidak mau ambil pusing masalah seperti itu.
Manusia, banyak hal yang saya sendiri sulit memahaminya dari karakter dan sifatnya meskipun saya juga masih masuk dalam jenis manusia. Ketika seseorang menunjukkan kekuasaannya, harta kekayaannya dan lain sebagainya, itu dianggap salah. Berlebih-lebihan. Bermewah-mewahan. Tidak sesuai dengan sunnah Rasul. Atau apalah. Akan tetapi, ketika ada seseorang yang dianggap mampu secara finansial tapi tidak memakai mobil mewah, pakaiannya biasa-biasa saja, tinggal di rumah sederhana dan sebagainya, masih juga dianggap salah. Pelit.
Nah loh... Maunya apa???
Semut di seberang lautan memang selalu nampak bak raksasa bagi mata hati yang dipenuhi oleh rasa dengki, iri, benci, apalagi kalau tidak memiliki kemampuan. Kita sama sekali tidak mempunyai urusan dengan harga atau nilai dari apa yang digunakan seseorang, uang - uang mereka kok. Yang menjadi urusan kita itu jika uang yang digunakan buat bermewah-mewahan itu bukan miliknya. Nah, di sini baru dituntut peranan kita sebagai manusia untuk saling mengingatkan. Ingat! Mengingatkan bukan malah mengeluarkan komentar sinis.
Oleh karena kita tidak punya urusan dengan harga apa yang digunakan seseorang, maka tidak perlu pusing seperti baling-baling kipas angin ketika ada tetangga yang beli kipas angin. Jangan dada kita yang sesak melihat kesuksesan orang lain. Dan jangan pula mencela kehidupan mereka yang nampak susah di mata kita.
Perlu diketahui bahwa, ada segolongan manusia yang hidup dalam kesederhanaan bukan karena mereka tidak mampu, tetapi karena pilihan. Bisa saja ada yang hanya memilih menggunakan Sepeda sebagai alat transportasinya sehari-hari, padahal dia mampu membeli mobil Bugatti Veyron seperti milik sang mega bintang sepakbola, CR7.
So, jangan coba-coba berkomentar miring dengan gaya hidup hedon seseorang karena bisa saja itu muncul dari perasaan iri dan ketidakmampuan diri untuk bisa seperti mereka. Akan lebih bijak kalau kita mendoakan mereka, semoga rejekinya semakin bertambah dan kemudian Allah menganugerahi mereka hati yang baik untuk mau berbagi dengan yang lain. Kali aja kita kebagian. Iya kan? Hehehe...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar