Bukan karena jiwanya yang lemah, bukan pula karena hatinya yang begitu rapuh. Tapi terkadang hidup selalu diperhadapkan pada kondisi pelik. Ketika menemukan diri berada di tepi kebimbangannya, maka apakah masih tersisa harapan untuk kembali? Ah...Engkau akan selalu berkata, bahwa harapan itu selalu ada akan selalu begitu.
Yah, kuakui kawan...
Mungkin aku terlalu jauh melangkah darimu, bukan bermaksud meninggalkanmu dan juga bukan karena ingin menghapuskan jejakmu di hatiku. Bukankah kita harus berjalan mengikuti tuntunan takdir yang hendak tercipta oleh pilihan-pilihan rasional masing-masing??? Ah...Engkau selalu seperti itu, tidak akan pernah membiarkan otakmu berhenti dari perjalanan panjang ini.
Sudah cukup jauh ternyata kita berlari sekuat tenaga, semampu yang mungkin kita lakukan untuk mengejar titipan asa di masa kecil itu. Bagaimana kabarmu kawan? Mungkin sekarang kamu sedang bermesraan dan berlabuh dalam indahnya dekapan mimpimu atau mungkin saja masih tetap seperti dulu, menjadi seorang pengembara di dunia yang kau ciptakan sendiri dalam imajinasimu.
Jika keadaannya demikian...Lanjutkanlah kembali mimpimu itu. Aku akan terus berjuang untuk mimpiku, mungkin tidak dengan cara yang pernah kita fikirkan bersama tapi dengan caraku sendiri yang kutemukan dalam kesadaranku. Hidupku akan kugunakan untuk menjemput setiap takdir yang kupilih untuk menjadi jalan hidupku.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar