3 Des 2011

Mulia Putri..

Hilang tak berjejak, haruskah itu yang kukatakan pada setiap orang yang menanyakan dirimu, saudariku? Sudah berbulan-bulan kamu tak menghubungiku, tak pernah lagi terdengar kabar tentangmu. Tak satupun nomor HPmu yang aktif, akun Facebook-mu pun sudah tidak aktif lagi. Yang aku tahu kamu kin di Jakarta bersama suamimu, tapi, Jakarta itu luas saudariku. Apa yang harus aku lakukan untuk bisa melihatmu lagi, atau sekedar say hello di telpon, atau bisa melihat senyummu di wall Facebook-mu.
Saudariku, bagaimana hidupmu di sana sekarang? Hidup dengan laki-laki yang baru kamu kenal dengan baik setelah menjadi suamimu. Bahagiakah kamu? Sungguh aku ingin mendengar ceritamu akan kegagahan suamimu menjagamu, menyayangimu dan memuliakanmu seperti namamu, Mulia Putri. Aku yakin, kamu pasti bahagia di sana, bersamanya. Mungkin sekarang kamu sedang mengandung anak pertamamu, ah...aku selalu penasaran ingin mengetahuinya, Put.
Aku tak ingin berfikiran macam-macam tentang kehidupanmu saat ini. Terlepas dari adanya sedikit kejanggalan dan kecurigaanku saat terakhir kamu bercerita padaku. Kamu hanya perlu beradaptasi, fikirku. Aku tetap menyimpan prasangka baik pada keluarga barumu, seperti prasangka baikku pada Allah.
Put, aku rindu padamu. Ada banyak lembaran ceritaku yang belum kamu baca, belum kamu dengar secara langsung dari bibirku. Aku kangen melihat senyummu. Kamu tahu, aku selalu senyum-senyum sendiri jika membayangkan kamu menatapku yang sedang curhat padamu. Kamu selalu ingin aku curhat padamu kan, tapi aku selalu menutup diri. Kali ini, aku hanya mau kamu yang mendengarkan curhatanku. Aku tahu, kamu akan menertawakanku, tapi aku tidak peduli jika orangnya adalah dirimu. Aku ingin kamu yang menertawakan semua kebodohanku, Put.
Put, kamu dimana sekarang? Tak bisakah kamu kirimkan aku penanda lewat doa Robithohmu? Agar aku bisa merasakan keberadaanmu, saudariku. Aku ingin, kelak kita masih punya waktu, menghabiskan malam di Pantai Losari. Aku suka membayangkan, di waktu itu kita akan duduk bersama lelaki kita masing-masing, ditemani suara lengkingan anak-anak kita.
Put, ingatlah selalu. Ada aku, saudarimu yang selalu menunggu ceritamu.

Salam kangend buatmu selalu saudariku..
Kiki

Batam

Tidak ada komentar:

Posting Komentar