18 Jan 2012

Syukur Alhamdulillah

Bangun di fajar subuh dengan hati seringan awan
Mensyukuri hari baru penuh sinar kecintaan
Istirahat di terik siang merenungkan puncak getaran cinta
Pulang di kala senja dengan syukur penuh di rongga dada
Kemudian terlena dengan doa bagi yang tercinta dalam sanubari
Dan sebuah nyanyian kesyukuran terpahat di bibir senyuman
-Kahlil Gibran-

Sungguh indah bait syair tersebut, penuh makna menyemai setiap jiwa yang dilanda lelah penat untuk sebuah urusan hidup. Meletihkan memang, tapi ada baiknya kita belajar pada burung. Kala fajar menyapa, ia pun bersegera menjemput rezekinya. Kadang ia kembali dengan perut kenyang dan kadang juga ia mendapatkan tidak lebih seperti biasanya, namun ia tidak pernah mengeluh apalagi menyerah.
Apa yang kita inginkan dalam hidup bila suatu saat menjadi nyata, maka sejatinya itu belum tentu bisa menjadi jaminan untuk merasakan kebahagiaan. Semuanya berpangkal pada rasa syukur. Karena kebahagiaan hanya bisa muncul dari sikap syukur atas semua nikmat yang telah dikaruniakan oleh Allah kepada kita. Namun, untuk mendapatkan rasa syukur itu sendiri, dibutuhkan kejujuran dan kesederhanaan, agar kita bisa lebih bijak dan seimbang dalam menjalani hidup sehingga tidak berlebihan dalam menyikapi berbagai hal. Besar kecil, sedikit banyak yang kita dapatkan, maka itu akan tetap terasa indah.
Kita tidak memiliki apapun dan tidak dimiliki oleh siapapun, kecuali kesemuanya adalah milik Allah semata. Semoga kita bisa membebaskan diri dari ambisi dan jeratan hawa nafsu yang menggelisahkan karena selalu ingin lebih dan lebih lagi sehingga tidak pernah merasa puas dan cukup dengan apa yang dimiliki. Karena, seberapapun yang kita dapatkan hari ini maka itu tidak akan pernah kita nikmati jika hati tidak mengenal rasa syukur. Maka mari bersyukur, Alhamdulillah...

Tidak ada komentar:

Posting Komentar