Cukup membuat emosiku menanjak, rasanya seperti ada jutaan kaki yang menginjak-injak idealismeku, atau seakan hati merasa seluruh isi dunia ini tidak memberi penghargaan sedikitpun atas apa yang kuperjuangkan selama 25 tahun hidupku. Sebuah artikel yang kubaca dari email kantor, “Catatan Cinta Si Kere yang Bodoh” katanya bersumber dari KOMPASSIANA. Lucu sih dan cukup membuat hati terenyuh membaca kisah perjuangan seorang laki-laki yang ingin jadi Playboy cak kerupuk. Kasihan banget sama penulisnya tapi salut juga untuk setiap perjuangan dan kejujurannya. Yah.. “Itulah kehidupan”, begitu komentar seorang teman yang menanggapi email tersebut.
Tapi ada kalimat yang membuatku sempat naik pitam (dengan wajah memerah, ekspresinya), “….predikat yg nista.. gua jomblo..” atau pada kalimat “Dengan terpaksa gua harus nikmatin predikat nista ini..JOMBLO. terpaksa banget tu…same aje kayak orang sakit disuruh nelen jamu yang pahitnye kaga ketulungan, atau same aje kayak ada ujian semester pagi tp mata belum mau melek,,hahaa”. Yayaya… sambil ngurut dada dan tertegun sejenak kemudian melanjutkan membaca artikel tersebut sampe tamat. Hahaha..amat menikmati..
Yah, tak dapat dipungkiri klo memang predikat JOMBLO merupakan sesuatu yang amat ditakuti oleh sebagian besar remaja atau mereka yang masih berstatus belum kawin di KTP-nya di seantero bumi. Bahkan, mungkin lebih ditakuti dari semua jenis hantu yang ada dalam film-film tak bermutu yang di produksi di Negeri seribu masalah ini. Ckckckck…20 jempol dah buat kalian penganut Mazhab ini, jempol gajah maksudnya! Ihhhh…amit-amit deh klo jempolku, bahkan jempol kakikupun merasa dak level tuk diacungkan buat kalian. Ada yang mau protes? Silahkan, klo perlu laporin tuh ke KOMNASHAM! Kali aja saya bisa langsung jadi Artis (hahaha…ngarep.com)..
Tulisan seperti ini nih yang semakin membakar semangat anak-anak jaman sekarang melebihi semangat ’45 tuk berjuang sampe titik darah penghabisan demi melepaskan kutukan jomblo yang melekat pada fitrahnya. Belum lagi sinetron-sinetron yang mendominasi dunia pertelevisian Indonesia saat ini. Dengan berbagai jenis judul tapi temanya sama saja, gampang ditebak bak telenovela dan film India atau dengan candu film korea yang membuat cewek tolol menjadi idaman para pria. Dunia..dunia.. makin tua makin aneh bin ajaib.
Kembali ke Kutukan Jomblo!!! Sebenarnya klo dibilang kutukan, gak jg sih. Kecuali bagi yang ngebet banget punya pacar tapi apa daya, modal dan model tidak mau bersahabat. Hahaha.. kasian BeGeTe. Silahkan menertawakan diri sendiri buat yang gak punya modal n model manusia penakluk, tp tdk tuk ngebet pacaran yah…hehehe. Abis itu jangan lupa berdiri di depan cermin, pake cermin yang datar yah, jgn yang cekung atau cembung apalagi pake cermin retak…
Tompi yang penyanyi itu pernah bertanya, “mengapa cintaku begini, selalu ku ditinggal pergi, apa mungkin ini takdirku, menjadi jomblo sejati?” Tanya kenapa? Tanyama’ (kata orang Makassar)!!! Ada banyak alasan mengapa seseorang memutuskan tuk Jomblo (sementara; sampai pernikahan menghapuskan predikat jomblo tersebut) tapi lebih banyak lagi alasan mengapa orang menghindari setengah mampus predikat Jomblo. Sah-sah aja sih, setiap orang kan punya pemikiran dan pembenaran sendiri atas apa yang dia lakukan. Kalo bahasanya para Politikus yang kebanyakan bau tikus mati, itu hak prerogatif. Tidak perlu disebutkan satu-satu di sini, meskipun tidak akan menghabiskan tinta sebanyak tujuh samudera setelah keringnya dan pepohonan pun tidak perlu dikumpulkan untuk dijadikan pena untuk menuliskan semua pembenaran-pembenaran kedua belah pihak karena otakku tidak akan mampu mengurai argumen2 dari pelaku pacaran dan hujjah dari penganut faham indahnya pacaran setelah menikah. Jangan sampe keluar ayat, “Lakum Diinukum Walyadiin”, padahal Syahadatnya masih sama.
Next to the topic!!! Sebelumnya mari kita samakan persepsi tentang pengertian jomblo. Ada yang mengatakan bahwa Jomblo adalah symbol kebebasan, tapi ada juga yang mengatakan bahwa Jomblo itu artinya tak laku-laku, macam lagu Wali aja yah.. hehehe.. Tapi pengertian paling umum yang sering kita temukan dalam masyarakat kekinian bahwa Jomblo itu berarti tidak punya pacar. Sepakat yah dengan pengertian terakhir. Pacar, menurut Oom Google, pacar adalah kekasih atau orang yang dicintai atau orang yang dikasihi (Kamisa, 1997). Pacaran adalah hubungan pertemanan antar lawan jenis yang diwarnai keintiman. Keduanya terlibat dalam perasaan cinta dan saling mengakui pasangan sebagai pacar (Mulamawitri, 2003). Hmmm.. Perlu digaris bawahi tuh kalimat hubungan pertemanan antar lawan jenis yang diwarnai keintiman. Fakta di lapangan yang meng-aminkan statement tersebut. Mungkin kita sering mendengar istilah “Pacaran Islami”, memang ada? Ada, Insya Allah. Tapi setelah Ijab Kabul tentunya.. Klo belum nikah, gimana? Absolutly nothing, klo ada yang bilang itu ada dalam Islam maka jangan ragu untuk mengatakan bahwa itu adalah bid’ah.
Amat disayangkan kondisi pemuda dewasa ini, khususnya pemuda islam. Mereka selalu dihantui perasaan malu, malu yang tidak digunakan pada tempatnya. Kebebasan yang tak terbingkai menggerogoti mengikis habis kepercayaan diri mereka demi kebanggaan dan kesenangan sesaat. Malu bila harus menyandang predikat Jomblo, tapi tidak pernah malu dengan tatapan rendah dan cibiran orang di sekitarnya. Jomblo dianggap sebuah perbuatan nista, lalu apa sebutan yang lebih rendah melebihi dari sebutan nista bila membiarkan tangan digenggam erat oleh tangan penuh nafsu dan merelakan tubuh dipeluk dalam pelukan kasih sayang dusta dan berbagai adegan lainnya yang dianggap lazim dalam sebuah hubungan yang berlabel Pacaran??? Astaghfirullah…
Peduli setan, sama setan yang sering menertawakan orang-orang yang memilih tuk menghabiskan masa mudanya dengan predikat Jomblo. Lupakan tatapan penuh kecongkakan makhluk yang merasa paling indah di muka bumi ini hanya karena dijadikan pacar oleh makhluk indah lainnya, menurut mereka. Seharusnya mereka malu, sepatutnya mereka yang mengasihani diri sendiri sebelum mengasihani orang lain. Klo perlu tangisilah diri kalian yang rela menjual kehormatan dan kemuliaan diri atas nama cinta. Terkhusus saudaraku yang ditakdirkan menjadi perempuan, bukan berarti yang laki-laki bisa lolos yah..
Hidup harus punya prinsip, jangan mau diposisikan pada posisi lemah. Apalagi harus dilemahkan oleh setan yang mengobok-obok rasa iri dan rasa ingin tuk merasakan sesuatu yang belum halal menurut agama. Mengapa kita harus minder jika kita berdiri di atas jalur yang benar? Mengapa merasa kurang mendapatkan kasih sayang padahal kasih sayang Allah menaungi di setiap langkah? Mengapa harus merasa hina dengan kemampuan menjaga kemulian diri? Mengapa harus merasa nista jika hanya bergelar Jomblo? Bukankah Jomblo itu hanya sesaat? Ibarat sekali mengedipkan mata dan semuanya berganti dengan kemuliaan yang bertambah.
Keep your self gals!!! Save your heart Gan!!! Mari memuliakan hati dan diri dengan tetap men-Jomblo sebelum mengucapkan atau menerima Ijab Kabul untuk dan dari seseorang yang sama-sama berniat saling mensucikan. Jangan membuat pagar diri dari tanaman yang bisa memakanmu sampai habis. Atau penyesalan akan menjadi masa depan. Ihhhh….seremmmmmmmmmmmm!!!
Kalo masih ada suara-suara sumbang yang menertawakan ke-Jombloanmu, yah sudahlah.. Request-kan saja lagunya mbak Oppie Andaresta with “Single Happy”-nya. Tapi, jangan juga terlalu menikmati sampe amnesia terhadap pelepasan kutukan Jomblonya. Lepaskanlah dengan cara yang benar dan aman. Bukankah membagikan perasaan sayang dan cinta terhadap makhluk Allah tidak hanya dalam bentuk pacaran? Apalagi TTM-an, HTS-an..oh no..no..no.. Na’udzubillah Minzalik!!!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar