Tak kupungkiri bahwa wajahmu kadang mengusik jiwa dan fikiranku. Akupun tak akan menafikan perasaan aneh yang kadang menggerogoti hatiku karena hadirmu. Tak hanya kamu, pernah perasaan ini mengganggu beberapa kali sebelumnya. Dan semuanya terlewati dengan senyum penuh makna.
Aku tak akan pernah membunuh perasaan ini karena aku menyukainya, perasaan yang membuatku sadar akan keindahan rasa yang dititipkan Allah padaku. Rasaku mencintai cara Allah membuatku mengagumi ciptaanNya, mengembarakan pandangan mata dan hati pada sosok-sosok yang bisa menggelitik jiwa. Melompat berpindah ke banyak hal indah yang mengisi perjalanan tertempuh. Itu manusiawi, fitrah… begitu aku membisikkannya ke hatiku.
Hati ini berpagar, seseorang sudah menjaganya sejak lama. Hati ini berpenghuni, seseorang telah mengisinya dengan takdirnya. Dan seseorang ini begitupun ia, menjaga hatinya selalu untuk dipenuhi olehku. Saling setia seperti bintang di langit jiwa yang menemani temaram bulan menanti matahari. Bertemu untuk memberi terang pada ruang yang pernah dijanjikan Allah ketika ruh ditiupkan kepada 2 raga yang saling merindu.
Pernah wajahmu terlintas ketika kuhadapkan diri ke Rabb-ku, kemudian aku memohon kepadaNya agar menghapuskanmu dalam alam fikiranku. Aku tak menginginkanmu.
Kadang namamu terbesit di hati tuk menyebutnya dalam setiap sujud panjangku, kembali aku meminta kepada Sang Khalik untuk menghilangkan jejakmu dalam hatiku. Aku tak membutuhkanmu.
Ketika senyummu menggodaku tuk memintamu menjadi belahan jiwaku setiap kali kumenengadahkan kedua tanganku dengan air mata mengharu kepadaNya, lidahku kelu mengurung niat. Doaku yaa Allah, janganlah Engkau jodohkan aku dengannya meskipun aku mencintainya.
Rabb.. Jangan biarkan inginku mendahului kehendakMu, aku tak menginginkan apa yang diinginkan nafsuku. Aku ingin menjadi yang terbaik untuknya menurutMu dan dia adalah yang terbaik untukku menurut kehendakMu.
Aku hanya ingin semuanya dimulai dengan hati yang bersih, ketika hati masih mengingankanmu karena Allah. Begitupun sebaliknya, harapku. Betapa hati ini selalu memimpikan awal yang baik dengan cara yang baik pula tanpa banyak noda dalam proses kita menyatukan kepingan takdir kita. Bukankah sesuatu yang diawali dengan baik akan berujung baik pula???
Mungkin kini kamu berada di dekatku, saling tersenyum dan menertawakan penantian-penantian panjang yang sama-sama kita tempuh. Atau mungkin saja kamu berada di tempat yang jauh dengan jarak membentang yang tiada pernah tatap muka, tegur dan sapa yang telah tercipta. Kita saling mencoba menebak, melukis wajah dalam fikiran dan menyusun huruf demi huruf tuk menjadi sebuah nama. Tapi bisa saja kamu adalah seseorang yang pernah hadir dalam satu bagian hidupku yang mulai terlupa karena hadirnya orang-orang baru mengisi hari-hari seiring berjalannya waktu. Sebuah teka-teki yang tak bisa dipecahkan oleh nalarku, tak mampu ditampung oleh keterbatasan otakku tapi semakin membuatku mengagumi KeagunganNya. Di sini aku bisa bersabar menunggu, aku mampu meredam egoku dan semakin mencintaiNya.
“Dan pada sisi Allah-lah kunci-kunci semua yang ghaib; tidak ada yang mengetahuinya kecuali Dia sendiri, dan Dia mengetahui apa yang di daratan dan di lautan, dan tiada sehelai daun pun yang gugur melainkan Dia mengetahuinya (pula), dan tidak jatuh sebutir biji-pun dalam kegelapan bumi, dan tidak sesuatu yang basah atau yang kering, melainkan tertulis dalam kitab yang nyata (Lauh Mahfudz)". (Q.S Al-An’aam : 59)
Aku akan bersabar untuk menemuimu di tempat yang tepat, waktu yang tepat dan dengan cara yang tepat pula. Aku tak meragukan janji Allah atas dirimu padaku. Bila tiba waktunya nanti kita bertemu, maka pujilah Keagungan Allah dan ucapkanlah salam untukku. Hati ini masih milikmu cinta!!!
Sekarang, kukatakan kepada kalian wahai saudaraku seiman yang bergender laki-laki…. Jangan pernah membuatku GeEr dengan perhatian dan sikap kalian, sungguh aku tidak akan keGeEran. Insya Allah. Dan jangan pernah keGeEran dengan sikap diamku atau keramahan yang kutunjukkan kepada kalian. Jangan menelponku atau kirim sms lebih dari 3x berturut2 jika hanya ingin tahu kabar diriku jika masih mau telpon dan sms-mu berbalas. (hehe..KeGeEran jg akhirnya)…
Hatiku sudah kupenuhi dengan cinta untuk suamiku (kelak), tak ada ruang lagi selain dari itu. Biarkan aku menjaga cintaku dalam benteng yang kubangun kokoh hingga pada saatnya kuserahkan untuh untuk satu orang yang halal mendapatkannya. Saat dimana dia menggetarkan seluruh makhluk Allah baik yang di bumi maupun yang di langit dengan ucapan Ijab Kabulnya, Allah meridhoi, Orang Tuaku ridho, dan akupun ridho denganmu.
Diriku bukanlah Khadijah yang begitu sempurna menjaga dan bukan pula Hajar yang begitu setia dalam sengsara, tapi inilah diriku dengan segala ketidaksempurnaanku yang ingin mencintaimu dengan sempurna...
Wallahu'alam...
Diriku bukanlah Khadijah yang begitu sempurna menjaga dan bukan pula Hajar yang begitu setia dalam sengsara, tapi inilah diriku dengan segala ketidaksempurnaanku yang ingin mencintaimu dengan sempurna...
Wallahu'alam...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar