Masih dalam hingar-bingarnya hujan berjentik mesra di balik awan hitam. Ada aku bersama hatiku yang berada di titik nadir amarah. Seharusnya tak kukatakan kata-kata itu. Pada akhirnya hanya akan menambah luka yang sedikit menganga.
Sakit! Bukan karena terluka. Hanya saja, hati tidak sepenuhnya memaafkan dan juga tidak sepenuhnya melupakan. Aku dan hatiku gagal paham. Gagal memahami semua pertanda yang menyata di ujung mata. Mungkin hati telah disesatkan perasaan, hingga tak kutemukan pelangi di hujan sisa sore ini.
Seperti kata Fahd Djibran, “Jika kukatakan aku selalu mencintaimu, sesungguhnya aku berbohong: Kadang-kadang aku membencimu.”
Dan kini aku bertanya pada hatiku, cintakah atau bencikah aku pada apa yang membuatku bertanya???
Tidak ada komentar:
Posting Komentar