Ada kalanya kutanggalkan semua ke-egoanku pada sudut hatiku yang paling jauh hingga tak mampu kuraih lg dan kusimpan di satu ruang tergelap hatiku agar tak lagi kumelihatnya. Namun, yang kudapati hanyalah hentakan jiwa yang membuatku ikut terperosot jauh ke sudut gelap itu.
Seberapapun hebatnya usahaku bangkit dan menghempaskan egoku lagi dan lagi, tetap saja hal yang sama kutemui. Dan aku kini putus asa pada diriku!!! Biarlah waktu yang bekerja, berharap waktu yang mengikis habis ke-egoan ini hingga aku tak perlu lagi betemu sudut gelap itu lagi.Seperti air, sejuk dan menyejukkan, suci dan mensucikan. Mendaki tingginya mimpi untuk setiap nafas keabadian hidup.
16 Feb 2013
6 Feb 2013
Masih dalam hingar-bingarnya hujan berjentik mesra di balik awan hitam. Ada aku bersama hatiku yang berada di titik nadir amarah. Seharusnya tak kukatakan kata-kata itu. Pada akhirnya hanya akan menambah luka yang sedikit menganga.
Sakit! Bukan karena terluka. Hanya saja, hati tidak sepenuhnya memaafkan dan juga tidak sepenuhnya melupakan. Aku dan hatiku gagal paham. Gagal memahami semua pertanda yang menyata di ujung mata. Mungkin hati telah disesatkan perasaan, hingga tak kutemukan pelangi di hujan sisa sore ini.
Seperti kata Fahd Djibran, “Jika kukatakan aku selalu mencintaimu, sesungguhnya aku berbohong: Kadang-kadang aku membencimu.”
Dan kini aku bertanya pada hatiku, cintakah atau bencikah aku pada apa yang membuatku bertanya???
Langganan:
Postingan (Atom)