19 Jun 2012

TIGA HARI

Subhanallah...Lelah banget. Rasa-rasanya, semua persendian hendak melunglai. Badan seperti kurang fit, kantuk berat melanda. Tiga hari yang benar-benar melelahkan, namun sangat berkesan. Bukan bermaksud mengeluh, hanya sekedar ingin menuliskan gambaran kelelahan ini.
Tiga hari, sempurna kuhabiskan untuk bersilaturrahim. Sabtu, empat rumah telah kusambangi. Melepaskan rasa kangen dengan saudara-saudara tercinta. Dapat makan siang gratis, bukan masalah gratisnya sih, tapi karena makan makanan rumah. Maklum saja, sebagai anak kost, makanan rumah adalah salah satu hal yang paling diinginkan.
Selanjutnya, dapat rejeki lagi. Di rumah berikutnya diberi makan Pallu Butung. Hmmm... entah berapa lama makanan tradisional ini tidak pernah mengisi lambungku. Dan finally, i got it.
Menjelang sore, teringat jadwal Liqo’ di tempat sebelumnya. Kucoba menelpon Murobbiku, yah...benar saja, sabtu sore adalah jadwal rutin Liqo’ mereka. Aku segera meluncur ke sana. Alhamdulillah, bisa bertemu lagi dengan wajah-wajah lama dan juga wajah-wajah baru. Di tempat ini, aku mudah saja berbaur di dalamnya. Tidak peduli dengan anggota baru yang baru kukenal. Aku menyukai kelompok ini. Menyukai orang-orangnya dan ukhuwahnya.
Aku tiba di kost sekitar jam delapan malam. Habis sholat Isya pengennya langsung tidur. Tapi berhubung si kura-kura (gelar khusus untuk seseorang)nelpon, jadinya istirahatnya ke-pending. Belum lagi beberapa teman yang tiba-tiba saja pada nongol di chat room-ku. Klo cmn say hello sih gak papa, tapi ini pada pengen diskusi. Dan sebelumnya, seorang teman juga minta skype-an. Subhanallah...
Malam itu juga, si Yane ngajakin ke Pantai di minggu pagi. Katanya, Murobbiku minta tolong ditemani ke Pantai untuk acara perpisahan siswa/i-nya di sekolah tempatnya ngajar. Sebenarnya pengen nonton Euro, tapi berhubung yang main Tim-tim underdog, akhirnya niat nonton bola kuurungkan dan akhirnya tertidur pulas.
Pagi-pagi, sekitar jam tujuh. Aku langsung berangkat. Tapi sebelumnya sarapan dulu di samping Hotel Goodway. Di sini, klo hari minggu, jajanan buat sarapannya enak-enak. Sekalian juga narik rupiah, kebetulan, di sini juga tempat ATM favoritku :)
Setelah sarapan, aku nyari-nyari buah dan cemilan. Hypermart sudah pasti belum buka. Alhamdulillah Circle-K sudah buka, jadi gak kebingungan lagi buat cari minimarket. Belanja selesai dan langsung menuju Kost-an Yane. Lumayan jauh juga nih rutenya.
Tidak tanggung-tanggung, ke pantai pun aku dan Yane mengendarai motor. Yang lain naik mini bus. Yang paling seru, aku menjadi peserta games dadakan yang diadakan buat anak-anak SMP tersebut. Tentu saja ini cukup menguras energi. Tapi tak apa, lumayan tuk bernostalgia di masa-masa SMP dulu. Lupakan masalah umur. Tidak perlu memperdulikan bagaimana fikiran anak-anak tersebut melihatku asyik bermain. Hmmm.. menyenangkan..
Pulang dari pantai, Allah memberikan sebuah kenangan yang mungkin Yane gak bakal lupa selama hidupnya. Berawal dari saran Yane untuk mengambil rute lain pas meninggalkan Pantai. Aku sih ikut-ikut wae, secara ini yang pertama kali aku ke daerah tersebut.
Kami menyusuri jalan yang cukup sempit, tapi masih beraspal. Tiba di ujung jalan, jalanannya tak lagi beraspal tapi berpasir. Tak berapa lama kemudian, jalannya buntu. Aku berbalik dan mengambil jalan ke kiri. Si yane mulai kebingungan. “Kok buntu? Dulu gak gini deh”. Agak seram juga melihat pemandangan di sini. Beberapa mobil rongsokan berjejer di sisi kiri jalan. Kemudian di sisi kanannya ada rumah-rumah kayu tua yang sepertinya sudah lama tak berpenghuni. Seram... Berasa melihat tempat-tempat syuting ala mafia.
Dan...belum selesai fikiranku bekerja yang sedari tadi memperhatikan pemandangan aneh ini, tiba-tiba saja seekor anjing datang dari arah rongsokan mobil dengan ganasnya menghampiri kami. Suara gonggongannya menakutkan, anjing tersebut seakan hendak menerkam kaki-kaki kami. Aku panik, bingung. Sekitar enam meter ke depan, jalanan sudah buntu. Jika aku belok kanan, yang ada hanya semak-semak dan kemungkinan itu adalah rawa-rawa. Memang akan menjauhi anjing tersebut, tapi resiko jatuhnya sudah 100%. Tapi, jika belok kiri, tentunya sama saja semakin mendekatkan diri ke anjing dan peluang jatuhnya juga cukup besar karena jalanannya berpasir tebal. Sedikit saja ban motor keselip, jatuh deh. Teriakan Allahu Akbar si Yane makin membahana. Aku juga, entahlah.. Nyebut, tapi harus berfikir keras untuk segera mengambil keputusan.
Akhirnya, aku memutuskan belok kiri. Peluang selamatnya lebih besar. Dan Alhamdulillah, aku berhasil menguasai motor untuk melalui jalanan berpasir tebal tersebut. Sang anjing pun berhenti membuntuti kami. Legaaaaaaaaa...
Sampai di kost Yane, asli, rasa lelah benar-benar menguasai seluruh tubuh. Dan benar saja, aku benar-benar terlelap di sana. Setelah ashar, aku dan Yane ikut tasqif. Lumayan buat pengganti Liqo’. Sebenarnya sih, sabtu kemarin aku sudah liqo’. Hehehe.. aku sempat nebeng liqo’ di tempat yang lama, bahkan aku malah kebagian nyetor hafalan qur’an. Hmmm..
Setelah tasqif, aku minta ngantarin Mitha pulang ke Kost-annya. Yane balik sama Lestri, tidak mungkin aku nganterin keduanya. Jauh banget. Aku ngajak Mitha pulang, sebenarnya pengen mentraktir dia makan. Secara, mulai pekan depan dia sudah tidak liqo’ lagi bersama kami. Tapi, eh..malah dia yang bayarin. Ah, rejeki memang dak bakal lari kemana. Dan lagi-lagi aku nyampe di kost jam delapan malam.
Seperti biasa, klo sudah di kost, facebook-ku pasti online. Hanya saja, kadang-kadang chat roomnya di off-kan. Tapi, malam itu ada teman yang menghubungiku via WhatsApp Messenger minta skype-an lagi. Yah, baiklah. Padahal waktu itu ngantuknya lagi di puncak-puncaknya.
Setelah skype-an, eh si kura-kura rupanya lagi OL juga. Aku minta video chat sama dia. Sayang, berkali-kali mencoba hasilnya gak maksimal. Belum semenit, eh disconnect lagi. Sembari berjuang video chat-an sm kura-kura, tiba-tiba salah seorang Murobbiku di Makassar dulu nelpon. Katanya dia baru nyampe Batam. Subahanallah... Saking senangnya, aku memutuskan cuti di hari senin.
Malam yang panjang untuk menantikan pertemuan dengan beliau. Bagaimana tidak, aku tidak bisa memejamkan mata sedetik pun di malam itu. Jam empat subuh, mata masih melek tapi kupaksakan tidur. Seperti baru memejamkan mata, alarmku sudah berbunyi bertanda jam lima pagi. Entah bagaimana sholat subuhku. Benar-benar terhuyung. Lagi-lagi kupaksakan tidur. Hanya se-jam. Kebetulan aku memang tidak punya kebiasaan tidur pagi. Meskipun ngantuk setengah hidup, tetap saja gak bisa tidur. Daripada dipusingkan dengan kepala dan mata yang terasa begitu berat, akhirnya aku nyuci pakaian demi membunuh waktu.
Tepat Jam sepuluh pagi, kak Umi menelponku untuk menemuinya di Hotel Goodway. Tiba di sana, kami langsung menuju BCS (Batam City Square). Beliau pengen beli Tas. Yah, BCS inilah surga belanja Tas yang brandit dengan harga terjangkau. Hmmm... benar saja, kak Umi seperti sakau melihat tas di sana. Tidak tanggung-tanggung, beliau langsung membeli empat tas sekaligus. Aku hanya bisa geleng-geleng kepala. Gak kebayang klo diriku kelak sudah jadi emak-emak.. hmm...
Melihat anak-anak kak Umi yang begitu aktif, selepas belanja kami langsung kembali ke Hotel. Eh, anak-anak pada lapar. Aku segera ke Nagoya Hill buat beli Pempek. Naas, aku lupa bawa dompet. Di kantong jaket-ku ada duit 130 ribu. Kak Umi pesan tiga posri pempek dan satu porsi nasi goreng. Harganya 129 ribu. Subhanallah, sisa 1000 rupiah. Pas buat bayar parkiran.
Setelah dhuhur, suami kak Umi sudah pulang dari rapat di DPRD kota Batam. Kami makan siang di Nagoya Hill kemudian langsung menuju Pelabuhan Domestik Sekupang. Kak Umi dan keluarga ingin mengunjungi keluarganya di Tanjung Balai Karimun.
Tiba di kost jam tiga sore. Bersabar sedikit menunggu ashar, kemudian terlelap. Aku tidak merasakan azan maghrib. Aku kemudian bangun jam enam lewat tiga puluh menit, setelah mendengar HPku berbunyi. Sms dari kura-kura. Saking lelahnya, aku fikir sudah subuh. Susah sekali mengembalikan kesadaranku. Beberapa menit kemudian baru tersadar dan kemudian sholat. Tidak lama kemudian, waktu isya pun sudah masuk. Terlelap lagi. Terbangun sekitar sepuluh menit sebelum jam tiga pagi. Mungkin karena suara TV atau mungkin juga karena tidurnya sudah over dosis. Eh, ada yang sms dan langsung nelpon.
Sekarang, di kantor. Benar-benar kehilangan semangat. Lelahnya masih terasa. Bukan ngantuk, tapi hanya lelah saja. But, overall. Tiga hari ini sangat berkesan. Aku menyukainya dan mensyukurinya. Alhamdulillah.. terima kasih yaa Allah atas nikmat ukhuwah ini...

4 komentar:

  1. waa Kiki...pa kabar? jadi penasaran nih siapa tuh si Kura-kura? hehe...kutunggu undangan harum-harum mu ya..;-)

    BalasHapus
  2. Masa' mbak Henoy dak tau? Itu loh, yang jalannya lelet. hehehe..

    Doakan saja mbak, semoga tahun depan kura2nya udah nyampe'....

    BalasHapus
  3. Amien.....saya do'akan deh kura-kuranya dapet tumpangan speed boat biar lebih cepet nyampe ;-)

    BalasHapus
  4. Wkwkwkwk... Bagus jg tuh idenya mbak...

    Pokoknya Kiki mohon doanya deh mbak, semoga rencana kami bersesuaian dgn rencana Allah..

    BalasHapus