19 Agu 2013

Honeymoon Backpacker Part II: Grand Palace & Wat Pho

Tepat pukul 03.30 WIB/Bangkok, alarm HP kami sahut-menyahut secara bersamaan. Oh yah... This is the last sahur of Ramadhan 1434H. Sahurnya pake KFC yang udah kami beli pas abis sholat taraweh semalam. Waktu subuhnya sama saja dengan di Batam, buka puasanya aja yang lebih lama 20 menit. Ah, ternyata puasa sebelumnya kami 10 menit lebih cepat berbuka puasa. Semoga tidak dianggap batal sama malaikat. Aamiin...
Setelah sahur dan sholat subuh kami melanjutkan ibadah tidur lagi. Hehehe... Jam 9 lewat 20 menit kami mulai meninggalkan Hotel menuju tempat tujuan awal kami mengapa memilih Bangkok. Grand Palace!!! Yup... Menurut Oom Google, tempat wisata yang paling Populer di Bangkok adalah Grand Palace, Wat Pho dan Wat Aarun. Sebenarnya sih masih banyak yang lain, tapi ketiga destinasi ini kebetulan sangat gampang diakses dari tempat tinggal kami. Untuk ke Grand Palace dan Wat Pho, semuanya bisa dicapai dengan hanya berjalan kaki. Lumayan jauh sih.. tapi kan kita bisa singgah duduk-duduk nyante dulu di taman/lapangan Sanam Luang.



Oh yah.. sebelum berangkat, saya memang sudah Print beberapa Peta berikut informasi tertulis dan beberapa bahasa Thai dalam tulisan Thai untuk di bawa selama perjalanan. Alhamdulillah, peta-peta tersebut memang sangat bermanfaat.
Ada hikmah yang menarik dari urusan membaca peta, ternyata Abi cukup cekatan dan pandai dalam membaca peta, sementara saya masih kebingungan menentukan posisi. 1 nilai (+) deh buat Abi. Hehehe... Dari situ muncullah kata-kata ajaib buat Abi, “I am a Planner and Abi is an Executor. It’s a perfect couple, right?”.
Yup... dalam keseharian, saya memang berprofesi sebagai Planner dan itu tidak hanya berpengaruh terhadap pekerjaan, tetapi soul planner-nya sering terbawa-bawa dalam kehidupan pribadi. Maka, lahirlah berbagai macam rencana hidup, baik dalam skala jangka waktu pendek maupun panjang dan saya termasuk manusia yang cukup realistis memandang kemampuan diri, saya butuh orang lain untuk mewujudkan sebagian besar rencana hidup tersebut, dan orang itu adalah suami... *Ciiieeeeeeeeee...
Lanjut cerita... Jadi, di daerah Khaosan Road, kita akan Familiar dengan 3 nama jalan. Thanon Chakrabongse, Thanon Rambuttri dan Thanon Tani. Perlu diketahui bahwa Thanon Chakrabongse ini adalah induk dari ketiga jalan lainnya. Lihat map di bawah ini...
So, ikutin aja jalan Chakrabongse menuju taman Sanam Luang. Nanti bakal mendapati jalan Chakrabongse bercabang dan kita akan menemui bundaran, tempat pertemuan beberapa jalan dari berbagai arah.. ruwet deh ngelihatnya. So, jika berjalan dari sisi kiri, nyebrang aja sampai 3 kali nyebrang ke arah kanan yang akan berujung di taman Sanam Luang. Sebenarnya sih bisa juga dari arah jalan Tanao, tapi agak ribet dan lebih jauh jaraknya. Jadi mending lewat jalan Chakrabongse aja langsung.
Di taman Sanam Luang, kami berfoto-foto dulu, sembari mengistiahatkan otot kaki yang terasa pegal-pegal. Setelah merasa energi terkumpul, kami mulai melanjutkan perjalanan menuju Grand Palace. Sebaiknya pilih rute ke jalan Na Phra That, soalnya di ujung jalan tersebut, kita langsung nemu pintu gerbang masuk/keluar area Grand Palace tersebut. 
Biaya yang dikenakan untuk masuk ke dalam area Grand Palace adalah 500 B/Orang dan diwajibkan memakai pakaian yang sopan. Nah... mau masuk kuil aja kita disuruh berpakaian sopan dan tertutup, di Indonesia? Banyak tuh yang dengan tanpa rasa malu masuk ke dalam mesjid tanpa menutup aurat, malah ada-ada saja yang nekat pakai pakaian *minimalis. Na’uzhubillah...
Area Grand Palace ini luas banget, kami hanya meng-eksplore beberapa bagiannya saja. Masalahnya, matahari bersinar begitu teriknya, kaki-kaki kita juga sepertinya sudah meminta haknya untuk diberi waktu beristirahat.

Saya tidak akan bercerita bagaimana megahnya bangunan-bangunan yang ada di dalamnya ataupun tentang sejarah berdirinya, soalnya di Google udah banyak artikel yang membahasnya. Yang jelasnya, saya masih pengen ke sana lagi jika kelak Allah ngasih waktu dan rejeki yang cukup.
Pengunjungnya ramai banget, 1.000 orang lebih rasanya masuk akal. Dan pengunjungnya didominasi oleh para Ras bermata sipit. Baik yang dari China, maupun dari Malaysia, Singapore dan Indonesia. Di sana kami banyak ketemu sesama pelancong Indonesia. Tapi hampir keseluruhannya adalah Indonesia keturunan China.
Saya tidak bermaksud Rasis di sini. Hanya saja, kenyataan ini semakin membuat saya semakin yakin bahwa keturunan China di Indonesia masih sangat Ekslusif. Mereka itu gak ada excited-nya loh ketemu kita sesama orang Indonesia di Negara orang lain. Saya juga tidak bermaksud menggeneralisasi, karena bagaimanapun ada juga dan pernah juga saya ketemu sesama pelancong dari Indonesia yang keturunan China yang kemudian kami menjadi partner jalan bareng. Bahkan, sampai sekarang komunikasi kami masih lancar setelah perjalanan tersebut.
Tapi, saya juga tidak mau menyalahkan sepenuhnya keturunan China yang ada di Indonesia karena kesalahan itu juga ada di Penduduk pribumi. Mungkin lantaran perbedaan keyakinan. Pribumi yang Islam dan masih banyak yang berfikiran tradisional dan Ras China yang Kristen atau beragama lainnya. Sehingga sekat yang menghalangi begitu sulit dilebur, ditambah lagi adanya ketimpangan kehidupan sosial. 
Okkay... kami sudah sangat puas dengan rasa capek berwisata di dalam area Grand Palace, saatnya menuju Wat Pho. Setelah bertanya pada peta, kami memilih berjalan ke arah sisi kiri dari Grand Palace, kemudian belok kiri lagi menyusuri jalan Maharat. Sumpah, area Grand Palace ini memang sangat luas. Rasanya begitu lama untuk menghabiskan jalan di sepanjang sisi bangunan Grand Palace tersebut. Minum air segalon klo berjalan di bawah terik matahari dan sejauh ini, rasanya mungkin gak cukup. *Lebay!!!
And finally, seperti menemukan oase di padang pasir, lampu merah mulai kelihatan dari jauh, menandakan bahwa Wat Pho sudah di depan mata. Tiket masuk Wat Pho 100 B/ Orang + gratis 1 botol air mineral. Hampir 30 menit saya memilih beristirahat di depan loket tiket di Wat Pho ini. Capek banget euy. Untungnya kami sempat beli payung pas keluar Grand Palace tadi. Dan ternyata, hanya payung inilah yang kelak menjadi satu-satunya sesuatu barang yang kami beli di Bangkok. Hey... kami ke Bangkok bukan buat belanja yah.. tolong dicatat itu!!!
Sembari melemaskan otot-otot kaki, tiba-tiba datang seorang Opa dan Oma BULE menyapa kami, “Selamat Hari Raya”. Kami sontak sumringah membalasnya dengan senyum hangat. Ah.. Akhirnya ada juga yang peduli Hari Besar Islam di sini. Saya cuman bilang ke beliau klo Hari Rayanya besok, bukan hari ini. Dari sedikit perbincangan dengan beliau, katanya dia hanya tahu sedikit Bahasa (FYI: Foreign di Indonesia itu menyebut Bahasa Indonesia dengan BAHASA saja. Example: “Can you speak Bahasa?”). Beliau sekarang bekerja di Brunei Darussalam. Kami tidak sempat melakukan perbincangan panjang karena kami sudah harus memulai meng-eksplore bangunan Wat Pho ini. Udah gak sabar ketemu ma Patung Budha yang lagi tidur miring.. hehehe.. 
 


Jalan berduaan sama orang tercinta itu memang sangat menyenangkan. Tapi, susahnya klo mau berfoto. Ah, seharusnya dari dulu saya beli Tripod, biar gak perlu repot mencari aura wajah-wajah yang bisa menolong kami untuk mengambil sebiji foto kami berdua. Tapi, bukan hanya kami kok yang jalan berduaan di sini, masih banyak pasangan lainnya yang juga memiliki nasib seperti kami. Maka, saling meminta tolong adalah hal terbaik. 
Jam sudah menunjukkan pukul 14.00 WIB, kami memutuskan untuk segera kembali ke Hotel untuk beristirahat. Saat pulang kami tidak lagi mengambil jalur di jalan Maharat, tapi kami lebih memilih rute jalan Sanam Cha. Jalur ini lebih dekat, karena sisi area Grand Palace membentuk garis lurus, berbeda dengan Jalan Maharat, jalurnya sedikit melengkung. 

Lagi-lagi kami beristirahat sejenak di taman Sanam Luang. Sambil menunggu senja berakhirnya Ramadhan 1434 H.
Dalam perjalanan pulang ke Hotel, sungguh dari kemarin kami sudah sangat ngiler melihat jajanan di sepanjang jalan Khaosan Road dan Rambuttri Road. Namun, kami harus menahan hasrat tersebut, soalnya takut gak halal. Meskipun demikian, pada akhirnya saya memberanikan diri bertanya pada salah satu penjaja makanan tersebut tentang kehalalan makanan jajanannya. Dia bilang makanannya Oke buat orang Islam karena dia tidak menjual/menggunakan Babi (Pork). So, jadilah kami membeli 2 porsi Path Thai. Makanan ini sejenis Kwi Tiaw.
Matahari Bangkok pun tenggelam, menghadirkan malam yang menyelimuti siang. Mandi dengan air panas terasa mengobati lelah dan letih setelah seharian berpelesiran.
Ba’da Isya, rasa lapar mendera. Waktunya makan malam. Alhamdulillah, ketika menyusuri jalan Chakrabongse sepulang dari pelesiran, kami menemukan Restoran Halal. Namanya Sarah Steak House. Restoran ini ada di gang sekitar Burger King dan Star bucks. Kami juga sudah mendapatkan Bus dan Ferry yang akan membawa kami langsung ke Phi Phi Island dari salah satu agen travel yang banyak terdapat di daerah Khaosan Road dan sekitarnya.
Kebetulan, saya adalah penggemar makanan Khas Thailand, Tom Yam. So, tentu saja menu inilah yang menjadi most wanted ketika berada di Bangkok. Dan Restoran tersebut menjawab rasa penasaranku. Tom Yam-nya wueeenaaaak banget. Seenak apapun rasa Tom Yam yang pernah saya makan di kota Batam, ternyata memang lebih enak klo yang meracik adalah tangan asli Thai. Di sini saya memilih Tom Yam Ayam sementara Abi memilih Tom Yam Seafood.
Tom Yam, salah satu makanan Khas Thailand yang paling enak...
Setelah perut terpuaskan dengan makanan enak, kami kembali ke Hotel. Tapi sebelumnya, kami menyisir Khaosan Road lagi. Rencananya nyari oleh-oleh buat ponakan2 dan sodara2. Oh yah, klo kita mau beli suovenir ataupun baju-baju kaos Thailand, sebenarnya di Khaosan Road ini penjualnya banyak banget. Gak perlu jauh-jauh nyari ke Mall. Di sini semuanya lengkap deh...
Day 2:
Budget AreaPriceRupiah
Ticket masuk Grand PallaceBHT 1000IDR 321,000
Ticket masuk Wat PhoBHT 200IDR 64,200
PayungBHT 100IDR 32,100
Air Mineral & Obat Sakit Gigi @ 7 ElevenBHT 97IDR 31,137
Ticket ke Phi Phi IslandBHT 1800IDR 577,800
Es KelapaBHT 80IDR 25,680
Beli BuahBHT 40IDR 12,840
Makan Pat ThaiBHT 80IDR 25,680
Makan Tom YamBHT 350IDR 112,350
Beli Baju kaosBHT 160IDR 51,360
IDR 1,254,147

Tidak ada komentar:

Posting Komentar